Menggonggonglah

Beberapa hari yang lalu, beberapa teman teman mengaku patah hati dengan tindak tanduk Jokowi.
Mereka merasa kecewa & tidak menyangka Jokowi akan seperti ini.

Saya berkata kepada mereka bahwa mereka ekspektasinya terlalu tinggi.
Tidak ada “Juru Selamat” dalam politik.
“Satria Piningit” itu tidak nyata dalam kancah politik.

Presiden adalah CEO-nya politisi. Dia bisa mencapai jabatan tertinggi karena paling jago berpolitik.
Juara lari 100 meter tidak jadi juara karena dia baik, atau karena dia jujur, tapi karena dia paling cepat larinya, paling jago larinya.

Orang orang tadi kelakuannya seakan akan kalau Jokowi terpilih jadi Presiden lalu pekerjaannya sebagai rakyat lantas berhenti.
Padahal siapapun Presidennya, rakyat memiliki peran yang sama: Menjadi Watch Dog.

Mau Presidennya Jokowi, atau SBY, atau Prabowo atau Ridwan Kamil, atau Anies Baswedan, atau Ibu Susie atau Kaka Slank sekalipun, rakyat ya tetap menggawangi Indonesia dengan cara menggonggongi pemerintahan & legisliatif ketika mereka salah.

Apakah mengkritik pemerintahan merupakan wujud penyesalan?
Apakah kalau anda berkomitmen untuk menikahi seseorang, kritik anda kepada pasangan adalah wujud anda menyesal menikahi dia?
Kritik kepada anak adalah wujud menyesal punya anak seperti dia?
Tentu tidak.
Bagi saya, kritik adalah wujud kepedulian & sebentuk tanggung jawab. Apalagi kalau kita yang memilih orang tersebut.

Kita kritik Presiden Jokowi kalau salah.
Kita dukung kalau benar.
Kita pertanyakan kalau tidak jelas.
Tapi jangan dengarkan mereka yang berteriak agar Jokowi diturunkan.
Karena semua orang dari semua kubu tahu, turunnya Presiden akan berakibat kepada robohnya ekonomi.
Setiap kali ada pergolakan politik dalam skala besar seperti penurunan Presiden, ekonomi akan runtuh dan yang paling dulu merasakan adalah rakyat kecil.
Silakan cari bukti omongan saya ini sendiri.

Mereka yang ngotot ingin menurunkan Jokowi, adalah mereka yang ingin gantian berkuasa. Motivasinya adalah kekuasaan, bukan kedaulatan. Karena kalau mereka peduli rakyat apalagi rakyat kecil, mereka tidak akan mengorbankan ekonomi dengan menurunkan Jokowi.

Maka berhentilah berkhayal akan bertemu Presiden yang sempurna.
Mulailah menyadari bahwa siapapun Presidennya, pekerjaan kita tak berubah.

Awasilah.
Pantaulah.
Jagalah.
Menggonggonglah.

24 thoughts on “Menggonggonglah”

  1. saya setuju mas pandji.. banyak sekali watch dog yang hanya bisa menggonggong.. padahal yang di gonggongi bukan yang memberinya makan

  2. Ayolah Rakyat Indonesia…

    Berkolaborasi dan mengukir PRESTASI di kancah dunia. Capek loh menGONGGONG terus-terusan, apalagi perut kelaparan. Dukung Mr. President, siapapun dia, dan berikan solusi untuk perkembangan EKONOMI di masa depan. Cintailah produk-produk Indonesia.

    Terima kasih Bang Pandj Pragiwicaksono

  3. Setiap masa pasti mempunyai pemimpinnya, menurunkan presiden tidak langsung menyelesaikan masalah malah justru menambah masalah baru.

    Menggonggonglah untuk pemerintah, mengaumlah untuk kebijakan yg salah.

    Saya bukan pendukung siapapun, saya pendukung presiden indonesia untuk menjadikan indonesia berdaulat

    Jauhi narkoba dekati wanita 🙂

  4. Itulah karena kalian dibutakan oleh mimpi dan terbuai oleh pencitraan. Lupa bahwa politisi selalu mengawali dengan janji. Lupa bahwa demokrasi tidak pernah melahirkan pemimpin sejati. Lupa itu semua dan berharap mimpi bisa diwujudkan seorang Jokowi. Well … Menggonggonglah. Tapi jangan lupa, dan perhatikan, gonggongan kalian didengar atau diabaikan.

  5. mas pandji bikin post tentang jkt48 dong. entah itu mengkritisi atau sarkasme. I want to hear it from your own perception, about this weird phenomenon of jkt48

  6. Makanya jangan takut pilih Prabowo! isu bakal ini bakal itu lah itu hanya menakuti2 saja buktinya sekarang Jokowi malah banyak mengecewakan… jadi katanya siapapun presidennya rakyat tetap harus awasi dan peduli

  7. ini kayak omongannya kak pandi di stamd up comedy tentang gurunya yang galak
    “kalo bener dipuji, kalo salah dibetulin dan kalo nakal di habisin.”

  8. setuju banget bang pandji!
    Tapi ditangan orang yang tidak tepat mereka hanya jadi kafilah yang berlalu untuk gonggongan kita
    Untuk 5 tahun yang akan datang ajarkanlah kami memilih presiden yang paling tepat
    ajarkanlah kami merdeka dalam demokrasi, bertanggung jawab atas aspirasi:))

  9. Setuju sekali. kita dukung bukan berarti kita menyesal karna tidak sesuai dgn yg kita inginkan tp kita benarkan ketika pilihan tak lagi sesuai keinginan.

  10. saya selalu merasa dapat pembejaran setiap berkunjung ke blog bang Pandji.
    makasih untuk sepercik pemahamannya bang.

  11. Think smart like Pandji! Politics can be fun if we have a point of view like this guy!
    Keep inspiring, Ndji’..
    🙂

Comments are closed.