SIDOARJO, KAMIS – Karena kasihan kepada orangtuanya lantaran gagal diterima di SMP negeri, Septian Catur Wibowo (15) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Septian diduga bunuh diri karena tidak ingin membebani orangtuanya dengan biaya mahal sekolah. Yang mengejutkan, dalam surat wasiat yang ditulis tangan pada selembar kertas, Septian meminta didoakan oleh orangtua dan keluarganya agar masuk surga. – KOMPAS.COM-
Gue tidak bermaksud membuat elo sedih.
Walaupun harus gue akui, gue pun sangat sedih membaca artikel diatas.
…
I hate schools.
I love schools.
Gue tidak suka dengan keadaan harus belajar, duduk di kursi, gak kemana mana berjam jam…
Tapi gue cinta dengan pergaulan di sekolah. Ketawa ketawa. Pacaran. Putus.
Hal hal dalam hidup yang kita sepelekan adalah hal hal yang berharga dimata orang lain…
“Nggak mampu bayar sekolah lalu bunuh diri…”
Itu adalah lirik dari lagu ADA YANG SALAH.
Gue tulis seperti itu karena gue tau memang ada yang salah di negara ini.
Kok bisa ada anak yang nggak mampu bayar uang sekolah sampe bunuh diri?
Apakah dibenaknya tidak ada jalan keluar?
Kalau seperti itu, apakah karena didikan orang tua yang kurang bisa menanamkan pemikiran positif?
Apakah karena agamanya tidak kuat?
Didepan rumah ada pasangan dengan 6 anak yang tinggal di pos hansip bersama sama.
Semuanya sekolah.
Bapaknya hansip.
Temen gue, bapaknya tukang penitipan sepeda di Kendal dengan harga Rp 50,- per sepeda.
5 anaknya semua lulus kuliah!
Kenapa ada yang bisa dan ada yang tidak bisa?
Kemampuan mengelola uang?
Kemampuan mengelola stres?
Kenapa?
….
Waktu di Bandung, gue pernah nge-rap sambil membawa sobekan artikel dari koran.
Artikel itu bercerita tentang hal yang sama. Ada anak bunuh diri karena malu ga keterima masuk SMP.
Gue bertanya pada penonton, kalau kita tahu ada berita berita seperti ini hampir setiap hari, apa yang bisa kita lakukan?
Penonton hening…
Sesaat gue sempetĀ berpikir “Wah, jangan jangan gue baru saja merusak mood penonton gue nih..”
HAHAHAHA
Tapi gue paksakan untuk melanjut.
“Kita bisa demo, turun ke jalan menuntut agar pendidikan digratiskan…”
Penonton masih hening
“…atau kita bisa langsung menyumbangkan uang kita untuk pendidikan…”
Rasanya, yang kedua punya efek lebih langsung untuk mengurangi kemungkinan anak gantung diri karena ga mampu bayar uang sekolah, atau nggak masuk SMP.
Kadang gue suka bingung sama orang merokok karena dampaknya yang sugestif .
Lebih bingung lagui ketika gue membaca sebuah hasil studi perusahaan rokok yang menyatakan rata rata orang merokok 1 bungkus sehari.
Yang berarti sekitar Rp 10.000,- sehari
Yang berarti sekitar Rp 300.000,- sebulan.
Uang yang “cuma” jadi perasaan enak.
Temen gue berusaha berhenti merokok sejak lama.
Tapi akhirnya dia berhasil berhenti ketika menemukan misi.
Sekarang, uang rata rata Rp 300.000,- itu dia sumbangkan untuk membayar uang sekolah anak anak yang tidak mampu.
Dia bilang “sekarang gue agak lega karena tau bahwa gue sudah melakukan sesuatu untuk mengurangi kemungkinan anak anak gantung diri… Tinggal gue setanin orang lain aja nih untuk melakukan hal yang sama…”
Merasa terprovokasi?
Silakan klik
http://www.berbuatbaik.com/aksi.php