Gue tahu untuk Indonesia, Piala Asia sudah berakhir.
Tapi gue juga tahu untuk yang mengerti dan memperhatikan, banyak sekali cerita tersisa dari kejuaraan yang pesertanya dari seluruh negara di benua Asia tersebut.
AFC mengaku puas dengan kinerja panita AFC Indonesia.
Jelas. Dia hanya peduli hasil penjualan tiket.
Bukan bagaimana tiket tersebut dijual, dan bagaimana arus informasi mengenai tiket tersebut berantakan.
Mereka hanya bilang kondisi lapangan Gelora Bung Karno tidak mampu menahan 5 pertandingan berturut turut.
Mereka bilang mereka masih mau menyelenggarakan Piala Asia di negara kita tercinta.
That’s great news.
Little do they know, in terms of ticket sales, what happened here was a disaster.
Gue tahu kalian sering mendengar cerita dan mungkin membaca dari koran.
Tidak ada salahnya kalau kalian mendengar cerita versi teman kalian ini.
Suatu hari gue lagi dalam perjalanan menuju lokasi tempat gue shooting dan di depan gue ada bis dengan tulisan “Piala Asia: Dapatkan tiket anda sekarang”
Karena gue penasaran dan juga pengen beli tiketnya, maka gue lihat dengan lebih seksama tulisan yang menempel di pantat bus tersebut…

Ironis sekali, iklan itu menyuruh kita membeli tiket tanpa memberi informasi bagaimana caranya saya bisa mendapatkan tiket SEKARANG.
Kemana saya harus pergi?
Nomor berapa yang saya hubungi?
Karena saya sudah cek website tersebut dan tidak ada pembelian tiket disana.
Tidakkan disayangkan?
Jaman sekarang, IKLAN berserakan dimana mana sehingga mendapatkan perhatian itu susah.
Lah, ini… giliran sudah didapat perhatiannya, malah ga ada akses utk membeli.
Setelah Indonesia vs Bahrain, word of mouth menyebar dan rakyat Indonesia terkesan.
Semua orang pengen beli
Banyak informasi katanya ada di counter Nike, saya Nike Mal Kelapa Gading ternyata sudah tidak jual lagi.
“Orang AFC-nya sudah tidak ngedrop tiket lagi”
Yang ada hanya 3 buah nomor telfon.
2 dari nomor telfon itu tidak pernah aktif SETIAP HARI, SETIAP JAM.
Nomor satu lagi BICARA TERUS dan giliran saya bisa nyambung sekitar jam 4.30 sore, katanya penjualan tiket ditutup jam 4.
Besoknya, hal yang sama terjadi juga.
Saya bahkan nanya 13TYP nomor telfon beli tiket Piala Asia.
Nomor yang mereka kasih… JUGA MATI SEHARIAN.
Walhasil, datanglah partai Indonesia vs Arab Saudi dan gue terpaksa nonton di TV.
Setelah kekalahan itu, gue semakin berapi api untuk menonton pertandingan
“These guys are worth to watch!”
Maka gue memutuskan untuk janjian dengan teman gue Irvan anak AIG penggemar MU yang kadang fanatismenya lebih merah daripada merahnya seragam MU.
Dengan bantuan dia, gue mesen tiket 5 buah VIP semua.
I want to enjoy the game.
Dia, supirnya dan temennya berjuang ngantri di Loket tiket ABC.
Akhirnya kita dapat setelah 3jam mengantri.
Kebetulan, kerjaan gue juga meliput pembelian tiket yang amburadul.
Berangkatlah gue ke penjualan tiket Lapangan Tenis Indoor.

Ketemulah gue dengan Edi Brokoli yang juga ngantri tiket. Agak kaget ketemu dia karena setahu gue dia domisili Bandung.
Tapi tidak sekaget ketika gue lihat antrian tiketnya…

Ini adalah hari Senin, 2 hari sebelum partai Indonesia vs Korsel.
Mereka baca dari koran dan media lain, katanya loket dibuka jam 10 pagi.
Maka mereka mulai mengantri dari jam 7 pagi.
Ternyata loket baru buka sekitar jam 12.00-12.30an.
dan dalam 5 menit, tiket 15 ribu, 25 ribu dan 75ribu HABIS.
Antrian sementara masih sangat panjang.
Langsung saja semua orang berteriak kebingungan
“BERAPA BANYAK TIKET SEBENARNYA YANG DIJUAL??? KOK BARU 5 MENIT BUKA TIKETNYA SUDAH HABIS???”
hal ini terjadi di 4 loket di sekeliling Gelora Bung Karno.
Hampir saja mereka rusuh.
Untungnya tidak ada kerusuhan.
Yang ada , adalah seorang (yang dicurigai calo) menunjukkan berlembar-lembar tiket yang sedang dia punya.
Melihat itu, rakyat yang lagi “haus” tiket langsung menyerbu dia.
Lihat foto dibawah…

Calo tsb ada didalam kerumunan massa di sebelah kanan foto.
Makanya semua orang di foto tersebut melihat kearah itu.

Akhirnya sang calo diamankan polisi dan dibawa kabur…
Di ring road (tempat orang suka joging keliling stadion) orang pada berduyun duyun menuju kantor panitia tiketing AFC yang berlokasi di Kantor Persatuan Squash Indonesia.
Mereka berteriak meminta kejelasan, kemana tiket yang seharusnya mereka dapatkan.
Kalimat yang ironis “INI KANDANG KITA”
Tapi mengapa justru ketika di kandang kita, rakyatnya tidak bisa nonton?
Kemana tiketnya? Kenapa baru 5 menit tket sudah ludas?
dan pertanyaan semua orang:
MENGAPA CALO MASIH BISA MEMEGANG TIKET ASLI?
SEMENTARA DISEKITAR TIKET BOX SELALU ADA POLISI?
I’ll tell you a secret.
Pada hari H, temengue Yahya nitip 2 tambahan tiket VIP.
Maka gue minta tolong lagi sama Irvan dan dia nyuruh supirnya berangkat.
Ketika sampai antrian, supirnya didatangi orang yang berkata
“Sudah dapat tiket?”
What a stupid pick up line!
Kalau udah dapet tiket ngapain ngantri?
Si supir bilang belum dan dia langsung di ajak ke sebuah ruang dimana diatas meja ada beramplop amplop tiket dengan tulisan pada amplopnya:
JATAH ANGGOTA DPR.
Menyedihkan.
Kalau saja anda ada di tiket box penjualan tiket, maka anda akan melihat pemandangan yang luar biasa.
People from all walks of life are there.
Ada anak ABG, ada Kakek kakek, ada rakyat jelata, ada anak orang kaya, ada eksekutif berkemeja dan berdasi, ada orang bule tinggi menjulang berkemeja.
SEMUA ORANG NGANTRI!
Mengapa anggota DPR harus berbeda?
Apakah mereka dewa?
Bukankah 2 huruf terakhir pada DPR adalah PERWAKILAN RAKYAT.
Does that make them special that they dont have to cue?

Kapasitas Gelora Bung Karno adalah 100.800 orang.
Kemanakah tiket untuk semua tempat duduk itu?