Semakin sering gue melihat, anak anak yang bertemu dengan seorang dewasa untuk pertama kalinya, kemudian seperti cium tangan tapi tangan yan dipegang ditempelin ke pipinya… Tau kan?
Pasti pernah liat juga pemandangan yang sama…
Kayak cium tangan, tapi bedanya ini malah bukan jadi cium tangan tapi … euh.. nempelin tangan ke pipi..
Keliatannya itu seperti sebuah usaha untuk “ciumtangan” tapi entah mungkin takut tangannya kotor atau apa akhirnya ditempelinnya ke pipi.
Menurut gue itu aneh. Kalau mau cium tangan, ya dicium tangannnya. Kalau nggak mau ya ga usah.
Gue mau mengajarkan anak gue untuk cium tangan hanya orang orang yang dihormati.
Bukannya orang lain tidak pantas dihormati, tapi orang tua dan kakek nenek harusnya lebih dihormati. Atau PakDe dan Budenya…
Tapi kalau orang yang benar benar baru kenal dan bukan keluarga, atau cuma kenalan saja, rasanya tidak perlu cium tangan.
Cium tangan itu harusnya sesuatu yang sifatnya sakral. Nggak boleh “overuse” dan nggak seharusnya nggak sering sering … kasarnya nanti jadi “Murahan”
Aneh nggak sih pemikiran gue ini?