“BACK TO WHERE I CAME FROM” (day 2) L.A.W.

Sebelum membaca tulisan ini, gue mau ngasi tau bahwa gue menyimpan sejumlah trivia.

Yaah seperti easter egg-lah kalo nonton DVD.

Trivia trivia itu tersembunyi, kalo elo hebat, pasti bisa menemukannya…

CLUE:

(hehehe, i know you like gettin clues from me)

CLUE: “You have to know where to point”

🙂

Selamat membaca

Day 2

Rencana kami cukup banyak dan kebanyakan sifatnya jalan jalan.

Maka dari pagi kami sudah bersiap siap… sarapan, mandi …

Kami berencana mampir ke rumah sakit tempat gue dilahirkan…

Gleneagle Hospital adalah tempat gue dan adik gue Handriya dilahirkan.

Nyokap ceritaaaa mulu tentang bagaimana gue dan adik gue dilahirkan sepanjang gue SD sampai SMA…. sebentar… bahkan sampai hari ini masih suka cerita

Kelihatannya melahirkan, adalah kisah yang selalu penuh drama.

Bagi siapapun.

Gue diceritakan ibu keasikan didalam perut.

Dokternya nyokap gue nelfon nanyain Ibu ada dimana?

“Lagi jalan jalan” jawab nyokap gue.

Dokter tersebut bilang ”HEYY hari ini sudah waktunya .. buruan ke rumah sakit sekarang!”

Singkat cerita, gue susah untuk keluar dari perut nyokap.

Nyokap sampe mengelus elus perutnya berkata ”keluar yuk nak? Keluar yuk?”

Nyokap gue katanya sudah hampir habis tenaga dan darahnya mungkin mulai banyak… akhirnya… gue disedot.

Mungkin itulah kenapa dagu gue mencong

HAHAHAHAHAHAHAHAHAAHA

Inilah Rumah Sakit nya…

Ketka gue lahir, bokap belum selesai bertapa mencari nama jadi untuk beberapa hari gue ga ada nama… nyokap gue sempet mau ngasih gue nama GLEN.

Karena lahir di Gleneagle.

Untung ga jadi….

Gue lebih suka nama gue: Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo.

Its a cool name.

Nyokap gue nampak begitu bahagia menunjuk “Tuuuh rumah sakitnya Mas Pandji”

Ketika gue ajak nyokap nyari kamar bayi beliau kebingungan “Banyak gedung baru Mas” katanya…

Its okay.

Im here now.

That is the only thing that matters

So off we go to our next destination.

Sebuah tempat yang juga penting bagi gue karena tempat itu hanya 1 dari sedikit sekali hal yang gue ingat dari Singapore.

Jurong Bird Park.

Sebenarnya ga gitu spesial sih.

Sama aja dengan di Jakarta, ”Cuma aja mereka lebih bagus” (elo akan sering menemukan kata kata ini sepanjang tulisan gue)

Kata Dondi, Singapore Zoo juga sama aja dengan Ragunan, Cuma aja mereka lebih bagus. Lebih Child Friendly.

Dalam arti tidak terlalu luas.

Sebenarnya luas juga berarti mungkin hewan hewannya lebih lengkap.

But what good is a zoo when you have to spend ALL DAY and end up al washed up and exhausted?

Its suppose to be fun.

Di Singapore jarak antar kandang ke kandang juga dekat.

Back to Jurong.

Menyenangkan.

Dipo pada dasarnya selalu tertarik dengan burung.

Selalu ingin mendekat kalau ada burung di jalanan… kalau burungnya terbang matanya ngikut sambil nunjuk.

Makanya ketika dia liat burung burung raksasa sejenis Flamingo dan Ostrich jadi terkesima sendiri…

Gue yakin Dipo tidak terlalu muda untuk memahami apa yang dia liat.

He’s that smart (walaupun setiap orang tua secara natural akan bilang anaknya pintar, hehehe)

Soalnya Dipo belum 1.5 tahun udah banyak perbendaharaan katanya…

Adik gue umur 3 tahun masih A..E.O kata nyokap gue.

Kami cukup lama liatin Flamengo… ada yang pink dan orange… ada (katanya) 1001 ekor…

Tapi tiba tiba Dipo kabur…

Ternyata dia menemukan mobil mobilan…

This is his bread and butter.

Dia paling suka main bola dan main nyetir nyetiran…

“BUMBUM” katanya sambil memutar steering wheel.

Kadang kalau lagi niat ”BRUM BRUM”

Lanjut dari situ kami memutuskan untuk naik monorail yang tersedia.

Kalau ga salah dulu waktu gue kecil (umur 4 tahun) yang ada sejenis kereta kecil yang keliling keliling….

Dari atas kami hanya bisa melihat sekilas…

Tiba tiba Gamila nanya ”Mau ga?” sambil nyodorin buah yang kurang familiar bagi gue… gue tanya ”Buah apa itu?”

”PLUM”

Hmmm enak juga…

Kami kemudian liat sesuatu yang digembor gemborkan sebagai air terjun buatan paling indah….

Biasa aja sih…

Mereka gembor gemborkan seperti itu mungkin karena ga banyak air terjun di Singapore….

Indonesia sih bujuuuug banyak dan indah indah..

Satu wahana yang juga menyenangkan adalah PINGUIN.

Hehehehehe seperti di film Happy Feet.

Gue aja suka banget di dalam sini….

Dingin dan pemandangannya menyenangkan sekali.

Gue sendiri jarang (atau malah ga pernah) liat pinguin sedekat ini, melihat mereka jalan dari atas , ambil ancang ancang, nyebur dan berenang di dalam air…

Gorgeous.

Ada segala macam pinguin.. semua yang ada di Happy Feet, ada disana…

Sori referensi gue hanya Happy Feet dan film dokumenter March of the Pinguins…

Hehehehe

Pulang dari sana… kami langsung menuju IKEA.

Wuaduh.

Ini dari capek menuju capek lagi….

Tapi melihat Dipo yang bahagia di IKEA gue jadi “nyala” lagi…

Hehehe… Dipo mencoba semua mainan…

dan terlebih lagi..

Dipo mencoba semua tempat tidur anak yang ada disana…

Keliatannya dia siap dan mau punya tempat tidur baru….

Jadilah setelah dicoba coba… dan setelah diliat liat harganya… hehehe

Dipo akhirnya punya tempat tidur baru…

Gue dan Gamila memang udah lama nyari… jadi kami rada hafal desain dan harga yang tersedia di Jakarta Raya…

This one we got for Dipo is perfect.

Bawanya aja yg rada PR.

Ampe pake 2 taksi.

Tapi sebelum itu, kami masih keliling keliling liat barang…

Nah, ini aneh lagi nih…. apa gue aja yang susah dibuat puas… atau gimana ya?

Tapi menurut gue IKEA biasa aja.

Tidak membuat gue kalap dan ingin beli.

Terus terang, background gue adalah Desain Produk.

Jadi gue tau desain bagus dan menghargai desain bagus.

Tapi menurut gue disana kemarin itu biasa aja.

Kecuali tempat tidur, ga ada yang bisa menggugah gue untuk belanja.

Ketika yang lain pada makan, gue sibuk mencoba coba topi topi dan topeng lucu yang ada disana…

Kemudian gue turun dan membayar belanjaan… lagi lagi gue agak kaget (tapi bersyukur) kok bayarnya ga semahal yang gue pikir ya?

Apa belanjanya dikit?

Apa harusnya banyak?

Apa banyak yang menarik?

Ah sudahlah.

Bersyukur aja.

Ketika lagi mau ngambil tempat tidur Dipo yang lagi di flat pack… ada sedikit kisah cinta…

Anak perempuan ini umurnya 1 bulan lebih muda dari Dipo.

Si perempuan berulang kali berusaha menarik perhatian Dipo atau paling tidak pengen liat Dipo lebih dekat karena mondar mandir nyamperin Dipo terus pergi…

Dia membawa bola merah yang berulang kali di lempar ke dekat kaki Dipo. Mungkin ngajak main…

Tadinya Dipo mau tendang bolanya… tapi dia nengok dulu ke Gamila seakan bertanya…

Akhirnya ga jadi…

Pas pulang Dipo baru berani dadah dadahan…

Hehehe, pemalu kayak bapaknya (????)

Pulangnya kami naik 2 taksi, 1 buat barang, 1 buat rombongan.

It was hot so we thought we need to shower ourheads with cold water…

Malamnya, Kenny menawarkan diri untuk belanja CD hiphop di sebuah tempat bernama HMV yang katanya kayak Disc Tarra-nya Singapore. Kemudian dia mau nunjukin toko toko di Far East yang ada banyak sepatu murah.

Kami mulai perjalanan dari Far East. Lokasinya bener bener di seberang hotel kami. Far East itu kalau di Kuala Lumpur kayak Sunge Wang (bener ga ya nulisnya) identik dengan toko baju murah dan sepatu murah… hampir kayak ITC gitu. Cuman aja lebih bagus.

Sampe di Far East, Kenny dengan gaya berlarinya yang khas (sedikit lompat lompat terbang gitu) mondar mandir mencari toko yang dia maksud.

Ketemulah 2 toko yang lokasinya berseberang…

Aaaahhhh, i love sneakers. For the same reason why i love my own REF Basketball Clothing.

Bukannya mau promosi kok. Cuman aja, gue ga akan menjual barang yang gue ga suka. Nah kaos REF itu banyak yg gue suka banget karena desainnya seru.

Sama seperti sneakers. Intinya kan sama sneakers itu. Ada yg hi-top ada yg low-top, tinggal desainnya aja yang beda beda… and there is no rhyme and reason to designs, you just like it.

Gue nemu beberapa desain yang gue suka…

Sialnya…

Ga ada ukuran gue.

SAPI ! Sampe Singapore gue masih kesulitan nyari nomor gue.

Nomor gue itu 46-47 atau 12-13

Disana yang tersedia paling tinggi 11.

Sial amat ya gue?

Harganya juga ternyata ga murahmurah amat. S$150 – S$200 bahkan ada yang S$ 700.

Toko toko di Far East andalannya adalah pilihannya yang retro.

SEMUA air jordan ada disana!

SEMUA!

Termasuk Air Jordan 1

Di Radio dalam, ada toko namanya My Shoes.

Nah yg di Far East JAUUUUH lebih lengkap. Walaupun secara layout mirip mirip.

Berhubung kami gagal nyari sepatu.. dan Gamila gagal dapet baju, kami berjalanlah dari Scotts menyusuri Orchard….

Its a long ass walk (Hey, L.A.W. juga kalau disingkat)

Tapi karena trotoarnya gede gede banget jadi enak enak aja jalannya.

Dan karena semua orang pada jalan, jadi lebih kondusif jalan kakinya

Gue intipin satu satu toko yang ada disana, termasuk mal-nya…

Ah, biasa aja.

FYI. Metro Departemen Store yang ada di Singapore… UDAH TUTUP!

Gokil ga tuh?

Padahal asalnya dari Singapore.

Ternyata usut punya usut, banyak sekali ( dan memang sangat banyak ) orang Singapore yang bilang perekonomian Singapore menyusut karena orang Indonesia udah pada jarang belanja disana.

Ga aneh sih.

Habisnya hampir semua yang ada di Singapore ada juga di Jakarta.

Yang ga ada Cuma… Trotoar yang gede dan Kanye West
Hehehehe

Nah toko HMV juga ga ada dan rasanya tidak akan ada di Jakarta.

Kalau elo liat jumlah koleksi HMV dan That CD Shop elo akan tertegun liat jumlah CD yang tersedia.

Bandingkan dengan ukuran toko toko CD di Indonesia yang mulai menyusut.

(Perhatiin aja deh)

Di HMV…. gue kalap sekalap kalapnya…

Gue nyari album terbaru Lupe Fiasco ”The Cool” yang hitsnya Superstar.

Di Jakarta ga nongol nongol albumnya… padahal ada beberapa hits yang gue pengen denger seperti ”Hiphop saved my life” dan ”Dumb it down”

Di HMV langsung nemu! DAN gue menemukan sebuah rare album Lupe berjudul ”Muhammad Walks” yg mungkin plesetan lagu Kanye berjudul ”Jesus Walks”

Di lagu ini intronya ada 2 kalimat syahadat dan disambung dengan Adzan… setelah itu … INTRO JESUS WALKS masuk … Lupe ngerap diatas lagunya Kanye tsb…

GOKIL.

Dia juga freestyle diatas ”Dead Presidents”nya Jay Z.

Its a great album.

Kemudian gue menemukan Bone Thugz and Harmony greatest hits double CD.

Di Indonesia mereka ga laku, jadi mana mungkin ada greatest hitsnya?

Lalu gue ketemu 2 album yang rada pop tapi CD nya ga ketemu. Gue dulu punya kasetnya…

Kaset ga bisa gue ripping ke Handphone tooh?

Album Jay Z Blueprint dan Black Album.

Dan… satu lagi album klasik DR. Dre The Chronic.

Dan masih banyak lagi album album yang tadinya gue mau beli..

Tapi stelah gue itung….

Jumlah yang harus gue bayar hampir menyamai jumlah uang yg gue keluarkan di IKEA!

Ha? Apa CDnya mahal ya?

Apa IKEA yang murah ya?

Ah sudahlah.

Toh gue ga jadi beli sepatu.

Satu sisi Gemini gue bilang “Duuuh kurang kurangin aja laah.. masak ampir sama dengan belanja IKEA”

Gemini gue yang satu lagi berbisik di kuping gue “Its okay man, you worked hard enuff to earn enuff money to act reckless wit it”

Maka berjalanlah gue menuju kasir dengan semua CD tersebut.

Hehehehe

Setelah itu, kami berjalan kembali pulang… the same long ass walk….

Sampe hotel kami beristirahat dan gue keluar nyari makan malam….

Gue bawa pulang ke kamar double cheese burger utk Gamila dan untuk gue… Wasabi Fillet O Fish.

Yep. Wasabi.

It weird.

But its new for me.

Lumayan lah untuk mengantar tidur….

Besok, adalah hari terakhir…

No holding back,

Carpe Diem.