Semua orang yang menyukai Stand-Up Comedy tahu Seinfeld. Setidaknya pernah dengar namanya. Seinfeld dianggap banyak orang sebagai komika paling sukses secara komersil, di dunia. Di kalangan Stand-Up Comedy, para Komika mengenalnya sebagai jagoan komedi observasi dengan kemampuan menulis materi materi dengan begitu indah dan mendalam.
Biasanya, kalau ada orang Indonesia yang bilang “Ah, Stand-up di Indonesia ga selucu di Amerika” biasanya yang dijadikan perbandingan adalah misalnya Chris Rock, Louis CK, termasuk Jerry Seinfeld.
Yang orang lupa adalah, jelaslah komika Amerka seperti Seinfeld lebih lucu, dia sudah stand-up dari tahun 1975 sementara kami di Indonesia baru mulai melakukan ini sejak 2011. Yang banyak orang tidak tahu, adalah bahwa Seinfeld dulu dikenal sebagai komika yang “nggak lucu lucu amat”.
Saya sedang membaca “Unautohrized Biography: Seinfeld, The Making Of An American Icon” oleh Jerry Oppenheimer. Di dalamnya ada banyak sekali kisah yang menurut saya penting untuk saya ceritakan, terutama kepada komika komika Indonesia yang sedang membangun karir.
Kalau anda menggemari Seinfeld, maka anda wajib berterima kasih kepada orang yang satu ini: Glenn Hirsch.
Glenn Hirsch adalah seorang teman sekampus Seinfeld yang juga bercita cita untuk jadi seorang komika. Namun Seinfeld dan Hirsch adalah 2 tipe orang yang sangat berbeda. Hirsch lebih berbakat. Dia bisa mulut dan membicarakan apapun dan pasti akan lucu. Hirsch bisa membuka obrolan dengan penonton kemudian menemukan kelucuan di situ. Sementara Seinfeld selalu harus menulis berulang ulang di atas notepad kuning dengan teliti lalu dilatih dengan begitu giat hingga lucu. Itu juga, KALAU lucu. Lebih sering pada saat itu Seinfeld gagal bahkan membuat teman temannya sendiri ketawa. Hirsch jadi motivasi bagi Seinfeld. Di saat Hirsch sudah mulai naik panggung mengisi openmics, Seinfeld masih melawak di acara acara non karir. Setiap kali Seinfeld mendengar kabar Hirsch manggung dan sukses di satu tempat, dia semakin terpicu untuk mengejar
Namun Seinfeld punya sesuatu yang Hirsch tidak punya, fokus. Seinfeld punya fokus yang teramat jelas terhadap karirnya sehingga apapun yang di luar itu tidak akan mendapatkan ruang baginya. Misi Seinfeld adalah, mengisi tetap di sejumlah comedy club, mendapatkan kesempatan untuk masuk Late Night Show dan dapat kesempatan untuk masuk TV main di sitcom.
Tahun 76, Seinfel memberikan pengumuman kepada teman temannya yang mengejutkan “Listen, i gotta tell you something… im thinking of doing comedy”.
Sahabat sahabatnya bereaksi , termasuk sahabatnya Costanza yang berkata “Okay but Jerry, you’re not that funny”
Seinfeld kemudian mengucapkan niatnya untuk rutin mengisi Catch A Falling Star, sebuah comedy club di New York yang terkenal dan berniat untuk mengisi open mikes. Costanza terkejut “You? Seinfeld? You have material?”
Seinfeld lalu membawakan beberapa bit di depan teman temannya selama 5 menit. Salah satunya adalah bit tentang Kaos Kaki yang kelak jadi bit andalannya di awal karirnya. Bit itu bercerita tentang mengapa kita selalu kehilangan satu kaos kaki. Costanza, Carbone dan Bacino, sahabat sahabatnya yang menyaksikan tidak tertawa tapi bereaksi secara diplomatis dengan berkata “Waaa lumayan..”
Ketika Seinfeld akhirnya dapat kesempatan untuk jajal materinya di Open Mikes Catch A Falling Star, dia ngebom. Besar besaran. Padahal Seinfeld sudah sampai Catch dari jam 2 siang, mendaftarkan namanya ketika tempatnya masih kosong supaya memastikan dia dapat tempat dalam daftar yang akan naik panggung. Seinfeld berhasil mendapatkan urutan pertama. Dan dalam urutan pertama, pertama kali manggung di Catch, Seinfeld ngebom.
Seinfeld sempet ngeblank cukup lama untuk membuat canggung keadaan. Belakangan Seinfeld cerita bahwa dia kaget melihat begitu banyak orang dan mulai kuatir bagaimana kalau mereka tidak suka, kalau mereka tidak tertawa, dll. Ketika dia bawakan materinya, timingnya lepas dan tidak tersampaikan dengan baik. Bagi orang orang di Catch, yang lucu dari Seinfeld adalah bahwa antar materi Seinfeld tidak pakai Segues atau Bridging. Dia langsung lompat dari satu bit ke bit lain. Ketika memanggil Seinfeld sang MC berkata “Ini dia anak terlucu dari Queens, Jerry Seinfeld”. Ketika Seinfeld turun si MC berkata “Ya… itu tadi Seinfeld… rajanya segue”
Selama bermalam malam di tahun 76, Seinfeld ngebom dari satu openmikes ke openmikes berikutnya. Sahabat sahabatnya selalu menemani bermodal sebotol bir untuk membantu ketawa. Sambil jajal materi di comedy club, Seinfeld juga mulai mencari penghasilan dari stand-up, walaupun uangnya tidak seberapa.
Sekali waktu, Seinfeld pernah diminta stand-up untuk sebuah acara. Ketika MC-nya berkata “Okay, its comedy time!” Seinfeld naik panggung dan musik disko diputar, penonton sibuk berdansa. Seinfeld cerita, dia hanya bisa meneriakkan materi materinya tanpa ada yang mendengar. Usai, Seinfeld datang ke pemilik tempat untuk menagih bayaran, sang pemilik malah berkata “Lho, kamu sudah naik toh?”
Pada masa masa itu, ada 3 pilihan untuk openmic, Improv dikenal sebagai tempat yang tepat untuk komika yang punya keresahan keresahan sosial. Dari tempat ini kelak akan lahir Richard Pryor dan Lenny Bruce. Catch A Falling Star atau biasa dipanggil Catch adalah yang paling populer karena banyak artis suka manggung di sana dan memang diberi keleluasaan. Di Catch, walaupun misalnya ada 15 orang yang mengantre untuk openmike, kalau ada artis yang mau naik, artis ini selalu didahulukan dan inilah yang membuat Catch populer di kalangan masyarakat. Sementara komika amatir yang diserobotpun tidak keberatan karena mereka bisa memanfaatkan penonton yang hadir untuk ketemu si artis tadi. Yang terakhir adalah Comic Strip, sebuah tempat yang lebih memberi ruang kepada komika komika yang “bersih”, Seinfeld dan Ray Romano kelak akan lahir dari tempat ini.
Seinfeld, lama lama semakin baik dalam menulis. Awalnya dia menulis materi stand-up 1 jam / hari.. lalu jadi 2 jam, 3 jam, hingga teman temannya mengatakan bahwa Seinfeld biasanya menghabiskan 4 jam per hari untuk menulis materi, dan dia menulis materi SETIAP HARI. Tidur hanya 4 jam juga per malam. Seinfeld juga mulai mengembangkan gesture dan intonasi, dia mulai dapat tempat rutin di Comic Strip. Bahkan saking rutinnya, dia dipercaya untuk jadi MC di sana dan dibayar sekitar Rp 350.000 / malam. Usianya 23 saat itu.
Memasuki 1977, Seinfeld dijuluki teman temannya “Doctor Comedy” karena teman temannya mulai sering membedah materi kepada Seinfeld. Seinfeld paham betul apa yang lucu dan yang tidak, dia bahkan kadang ketika membedah materi mengganti sebuah kata dengan kata yang lain karena kata itu kurang lucu. Namun Seinfeld masih belum punya penghasilan yang mumpuni karena itu dia bekerja sebagai waiter di siang hari. Kadang, terinspirasi Mike Costanza yang suka beli jaket dan menjualnya dengan harga lebih mahal, Seinfeld melakukan hal yang sama dengan perhiasan perempuan. Seinfeld mempertahankan posisinya sebagai MC di Comic Strip karena bisa dapat stage time untuk mencoba materi materinya, sebelum dan sesudah komika lain naik panggung. Akhir 1977, Seinfeld dipercaya untuk ngemsi 3 malam dalam seminggu, Jumat, Sabtu dan Senin. Masih dengan gaji yang sama, namun Seinfeld sekarang diberi kepercayaan untuk memilih siapa komika yang boleh ikutan openmikes. Salah satu yang ditunjuk Seinfeld dan akhirnya jadi terkenal adalah Paul Reiser.
Suatu hari, Rodney Dangerfield datang ke Comic Strip dan menonton Seinfeld, lalu memberinya kesempatan untuk stand-up di acara TV Rodney Dangerfield Show. Malam itu, Glenn Hirch, teman dan rival Seinfeld menyadari sesuatu “Seinfeld ternyata cocok banget untuk TV. Materinya bersih dan dia memang terbiasa untuk diam di satu titik dan melihat ke satu arah. Sementara saya kerjanya mondar mandir panggung dan mata ke mana mana…”
Sukses di acara tersebut, Seinfeld semakin mendapatkan ruang di banyak Comedy Club dan di tahun 1978, Seinfeld mendapatkan kesempatan utk stand-up di Carsons late night show. Impian semua komika yang mau meroketkan namanya. Semua orang tahu, kalau sudah masuk Carsons, pasti langsung melejit terkenal.
Seinfeld, namun menolak tawaran tersebut “Terima kasih banyak tapi saya belum siap. Lebih baik saya mengasah diri sampai benar benar siap untuk Carsons..”
Seinfeld berpendapat, kalau dapat kesempatan emas, dia harus benar benar siap, berpikir panjang akan dampak dari kesempatan tersebut. Ketimbang menjadi oportunis dan sekadar masuk TV. Seinfeld menganggap penting Carsons. Karenanya dia memilih untuk menunggu sampai siap.
Pandangan ini, dia dapatkan dari seorang teman bernama David Sayh. Sayh tertimpa sebuah kejadian yang sampai sekarang membekas di benak Seinfeld. Bahkan di katakan sampai begitu lama dalam hidupnya, Seinfeld selalu menyimpan dan memajang foto David Sayh untuk mengingatkannya terhadap sebuah kejadian. Kejadian yang dia hindari.
Sayh, juga meroket dengan komedi observasional, seperti Seinfeld. Kalau Seinfeld jadi MC di Comic Strip, Sayh jadi MC di Catch A Falling Star. Si tempat para artis. Di antara artis artis yang datang, ada Johny Carson-nya sendiri yang tertarik dengan Sayh dan menawarkannya untuk stand-up di acaranya.
Sayh sukses besar di kesempatan pertamanya. Kesempatan ke dua, Sayh juga sukses. Di kali ke 3 Sayh stand-up di Late Night with Johnny Carson, Sayh kehabisan bensin dan ngebom. Materi materinya tidak sekuat sebelumnya. Dikatakan Sayh begitu cepat terangkat menjadi sukses sehingga hidupnya dihiasi perempuan dan alkohol. Menulis, nampaknya, mulai ditinggalkan. Sialnya, kabar Sayh ngebom tersebar ke mana mana dan spekulasi bermunculan. Ada kabar dia kebanyakan nyimeng, ada yang bilang malam sebelumnya dia bercinta dengan para perempuan, ada yang bilang dia mabuk mabukan, ada yang bilang dia tidak kuat tekanan, dan semua berita itu, semakin membuat Sayh terpuruk.
Seinfeld selalu bilang, “Saya tidak mau mengalami apa yang menimpa Sayh” dan dengan bermodalkan pengalaman buruk Sayh, Seinfeld menolak Carsons bukan hanya satu kali, tapi beberapa kali. Carsons begitu penting untuk Seinfeld sehingga dia memutuskan untuk memastikan dia punya materi yang akan membuat dia bisa bertahan lama diundang berkali kali ke sana.
Di tahun 1979, Seinfeld mendapatkan pengalaman berharga berkaitan dengan “fokus”. Sebenarnya Seinfeld tahu persis siapa tipe penontonnya pada saat itu: Mahasiswa, Kelas menengah, Urban. Namun sebuah tawaran dengan uang besar membuat Seinfeld memutuskan untuk sekali ini keluar dari tipe penontonnya dan mengambil gig stand-up di kalangan komunitas Yahudi. “Its good money”. Sialnya, Seinfeld ngebom parah dan dengan itu ia mengingatkan dirinya akan fokus.
Tahun 1980, Seinfeld memberi kabar kepada teman teman seperjuangannya di New York. “Im moving to Los Angeles”. Itu artinya, Seinfeld siap untuk menjajal kemampuan menembus Show Business. Sialnya, Seinfeld sampai LA di masa yang agak mengkhawatirkan. Komika di LA mulai protes karena tidak pernah dapat bayaran sepeserpun ketika manggung di Comedy Club padahal mereka merasa karena merekalah Comedy Club penuh dan untung. Pada jamannya, masuk Comedy Club ada enterance fee dan tentunya di dalam mereka akan membeli minum juga. Jay Leno adalah salah satu aktivis yang gencar memperjuangkan hak para komika “Working for free just isnt funny! No bucks No Yucks!”
Demonya bahkan sempat rusuh dan memakan korban walaupun tidak ada yang sampai kehilangan nyawa. Ketika demo usai, akhirnya para komika dibayar untuk openmikes. Namun kondisi ini membuat Comedy Clubs di LA agak sensitif dan ada beberapa komika yang merasa diblack list. Salah satunya Steve Labetski yang sejak demo usai, tidak pernah dipanggil Comedy Store, salah satu Comedy Club di LA. Dia pernah memint a minta pinjaman ke sesama komika, hingga suatu hari Labetski bunuh diri dengan melompat dari Continental Hyatt ke atap Comedy Store. Ketika mayatnya dievakuasi, polisi menemukan surat di kantongnya, tulisannya “My Name Is Steve Labetski. I used to work at the Comedy Store”
Bayangkan, pada masa seperti inilah Seinfeld sampai ke LA. Seinfeld sempat kesulitan mendapatkan kesempatan kerja, terutama harapannya untuk masuk Carsons atau mendapatkan peran di sitcom. Seinfeld sempat kembali ke New York selama beberapa waktu untuk mendapatkan pekerjaan pekerjaan dari sumber biasanya. Lalu justru ketika ia ada di New York, sebuah tawaran datang dari LA. Sebuah sitcom. Pada tahun tersebut, sitcom berjudul SOAP adalah salah satu yang paling terkenal. Nah sitcom ini bikin spin off namanya BENSON. BENSON kurang lebihnya adalah sebuah acara mengenai seorang Gubernur dan staffnya. Setelah 1 musim, BENSON berencana memperkenalkan tokoh baru. Seorang penulis naskah pidato muda yang bisa memasukkan unsur komedi ke dalam pidato si tokoh Gubernur. Seinfeld merasa ini peran cocok untuknya, demikian juga pihak BENSON. Seinfeld terpilih. Uang yang ditawarkan seminggu adalah $ 4000! Gaji terbesar dalam hidup Seinfeld. Seinfeld dan semua yang mengenalnya, merasa inilah kesempatan emas dan awal karir gemilang bagi Seinfeld. Seinfeld tayang di Benson episode 14 November, 12 Desember dan 19 Desember 1980. Di episode 19 Desember, tokoh yang diperankan Seinfeld diceritakan dipecat dari pekerjaan. Minggu berikutnya, Seinfeld datang ke lokasi shooting dari New York kemudian tidak bisa menemukan kursi untuknya, di skrip tidak ada dialog untuknya, kemudian seorang asisten sutradara mendatangi Seinfeld dan meminta maaf, ada miskomunikasi. Seinfeld tidak diperpanjang. Tapi tidak ada yang mengabarinya.
Sesudahnya, Seinfeld diingatkan seorang teman bernama Richie Tienken mengenai obrolan yang terjadi antara dia, Seinfeld, Paul Reiser dan Larry David di tahun 1970-an. Richie bertanya, apa yang kalian ingin lakukan di masa depan. Reiser berkata “Entahlah, mungkin film atau TV”. Larry David berkata “Entahlah, apapun kesempatan yang ada di luar sana”. Seinfeld berkata “Saya ingin
Scary, your products Two indulgence actually, stuck http://www.primepharmacy.com/catalog/Special_Offer.htm masculine the substantial nail year.
menjadi Stand-Up Comedian terbaik di dunia”
Seinfeld teringat kembali akan fokusnya.
Ketika Seinfeld memutuskan untuk kembali ke LA, dia memutuskan untuk memiliki manajer yang tepat untuk karirnya, bertemulah ia dengan George Saphiro.
The rest, is history.
***
Dari Seinfeld seorang, komika Indonesia bisa belajar banyak hal. Dari kedisiplinan, fokus, bekerja keras, memilih peluang, menolak untuk oportunis, memastikan bahwa bukan kesempatan yang mendikte hidup kita melainkan kesadaran dan pemikiran kita sendiri.
Kalau anda cinta Stand-Up Comedy dan anda belum sampai kepada titik yang anda inginkan, bersabarlah, belajarlah, berjuanglah.
Kalau anda sedang berproses kemudian ada yang mengkritik karya anda, maafkan dia. Hidupnya yang instan membuatnya gagal untuk memahami nilai sebuah proses.
Mungkin dia juga, harus belajar dari Seinfeld
Nice Info bang 😀 Pertamax!!!
typo:
1. Unautohrized …
2. Dia bisa mulut …
3. di katakan …
bener juga kata anda….. jam terbang nggak langsung jadi pengaruh.. pelawak kaya maaf2 kate.. pelawak jaman dulu, mau udah nglawak dari jaman purba juga nggak bakalan tambah lucu sebab gayanya ya itu2 aja… begitu juga dengan dunia suporter.. mau berdiri lebih dulu kalo nggak berinovasi ya kalah sama yang baru terbentuk.. salam pandji.. saya singa bukan domba/ tapi saya lebih suka lamb of god daripada musik anda :p
Sekarang nama Seinfeld lebih gede daripada Hirsch padahal dulu lebih lucu Hirsch
Emang bener kata om Pandji kerja keras bisa mengalahkan bakat
fokus, kata ini yg saya tidak punya. bahkan opurtunis yang saya rasa kurang baik akan saya hilangkan. thanks untuk sharenya
wah makin tau tentang sejarah Stand Up Comedy! thank you bang!!!
koreksi satu bang,, itu steve lubetkin bukan labetski hehehehe
Benar-benar perjuangan yang gigih,,Fokus itu adalah yang jadikan orang bisa sukses atau tidaknya
Wow, you know much about him..
And you, also one of those great comic in Indonesia..
Salute!
yah, satu kata yg sulit untuk gue lakuin yaitu fokus.
dalam hal apapun, dalam pekerjaan apapun “Fokus” bisa membuat hal apapun menjadi besar.
salute deh dengan nih komik, gue belum bisa dengen stand up nya karena listening gue nilainya masih 6 😀
Love this story. Bagi gwa yang cuma pencinta komedi awam pada awalnya itu suka mengkritik dengan tidak fair para komika yg bagi gwa tidak lucu. Tapi setelah si Jessot jadi komika dan suka menemenin dia buat materi bahkan jadi combud dia, ternyata tidak gampang untuk menulis materi yang hanya 5menit. So gwa salut dengan para komika dengan segala prosesnya.
Kedua gwa setuju dengan poin yg loe berikan di cerita ini, tapi bukan fokus. Gwa lebih tertarik dengan proses. Selama ini kita sering bgt unyuk merasa wow dengan pencapaian seorang, tp kadang kita ga liat proses apa yang mereka lakukan untuk sampai disana. Seringnya banyak orang yang hanya mau tuh “duduk” di posisi org yg sukses, tapi ga mau jalanin proses yg dulu mereka pernah lakuin. Dan cerita ini sgt jelas menggambarkan hal itu menurut gwa.
Jadi kalau si Fico di suci3 pernah riffing si Radit bilang apa sih hebatnya dia trus ditirulah gaya komedinya, lalu Fico bilang “gw juga bisa” nah gwa yakin banyak orang setuju. Tapi mungkin org ga liat kalau bukan gaya komedinya yang buat Radit terkenal, tapi gwa yakin proses yang dilalui Radit itu lebih dibanding yang lain. Makanya dia jadi seperti sekarang ini. (Tuh kan gwa kaga dendam sama radit)
Sorry panjang komennya. Cuma tertarik dengan ceritanya. Thanks.
FOKUS
Fokus dulu, setelah itu baru proses atapun sebaliknya. menurut saya keduanya sama sama penting.