Di Bab 1 dari tulisan gue HOW I SOLD 1000 CD IN 30 DAYS gue bercerita tentang berbeda lebih baik daripada menjadi lebih baik. Di Bab 2 gue cerita tentang saran gue untuk selalu belajar dari luar dunia kita untuk memperkaya keilmuan kita… Enjoy.
Intinya begini:
Kalau elo baca buku yang sama dengan yang dibaca oleh orang lain, bagaimana caranya elo bisa lebih pintar dari yang lain?
Untk memiliki pengetahuan yang lebih lengkap, wawasan yang lebih luas, seringkali kita harus keluar dari lingkungan kita dan belajar dari dunia lain.
Gue sering berkata bahwa hiphop di Indonesia entah kenapa selalu kerjasama dengan mereka yang ada di dalam komunitas hiphop.
Padahal apa yang mereka tahu tidak akan jauh berbeda.
They will never get that quantum leap.
Inilah salah satu alasan kenapa gue ajak Tompi, Angga, Arif kerjasama.
Ini juga mengapa banyak orang setelah bertahun tahun kerja untuk satu perusahaan kemudian keluar untuk kerja di industri dan bidang yang berbeda.
Mereka memperluas ilmu dan wawasan.
Banyak yang setelah mendapatkan ilmu yang mereka cari, kembali ke kantor semula. Dan menempati posisi yang lebih tinggi lagi.
Sekali lagi gue tahu bahwa gue tidak bisa melakukan metoda promosi yang serupa dengan umumnya teman teman di Hiphop Indonesia.
Bahkan gue memilih untuk melakukan pendekatan yang berbeda dengan umumnya industri musik.
Buku I can cre8 isinya tentang berpikir kreatif.
Didalam, ada kutipan dari Thoman Alfa Edison yang berkata âInventor harus rajin rajin mengintip dunia luar, dunia lain, dunia yang tidak berhubungan dengan dunia diri sendiri dan mencari tahu apa yang sukses disana. Bawa apapun kesuksesan tersebut dan aplikasikan di duniamu. Itu tidak mencontek, itu namanya terinspirasiâ
Memang dari dulu, gue sering kali memikirkan hal hal yang tidak seharusnya gue pikirkan.
Maklum, dulu waktu SMA gue seringkali terjebak dalam perjalanan angkot yang sangat panjang dari Pasar Minggu sampai Bintaro Regency (jauh di belakang bintaro sektor 9).
Satu satunya hiburan gue adalah tidur dan kalau nggak ngantuk gue menganalisa hal hal yang gue liat.
Mengapa ini begini, mengapa itu begitu.
Berkaitan dengan pembuatan album ini, gue mengambil studi kasus industri film di amerika.
Gue selalu bingung mengapa produser film amerika selalu mengandalkan minggu pertama pemasukan.
Bagi mereka, semuanya dipertaruhkan di minggu pertama.
Setelah itu, semuanya downhill.
Jadi konsentrasi tim marketing mereka lewat divisi promosi adalah bagaimana caranya membuat sebanyak banyaknya orang nonton pada minggu pertama.
Gue kemudian membeli sejumlah DVD dan mencari bonus behind the scenes-nya.
Studi kasus gue adalah
- Transformers
- 300
- Pixar, a collection of short animated features
Dari 3 DVD tersebut gue menemukan kata kunci bagaimana dunia perfilman Amerika bisa memancing orang menonton film di minggu pertama peluncurannya.
âAnticipationâ
Semua usaha mereka difokuskan pada bagaimana cara membuat orang penasaran.
Tidak semua orang. Hanya beberapa orang yang tepat.
Sebelum menjelaskan ini, gue mau menerangkan tentang sesuatu yang gue baca di buku Tipping Point oleh Malcolm Gladwell.

Ini adalah Diffusion model.
Sebuah skema yang menerangkan fenomena Epidemi.
Malcolm Gladwell pada bukunya menerangkan apa yang membuat sebuah produk, sebuah fenomena bisa mewabah dan menjadi sebuah epidemi, sebuah kebiasaan beberapa orang menjadi sebuah budaya.
Dalam siklus tersebut ada beberapa elemen yang penting
- INNOVATORS
- EARLY ADAPTORS
- EARLY MAJORITY
- LATE MAJORITY
- LAGGARD
5 ini adalah 5 jenis manusia / konsumen di dunia.
INNOVATORS adalah tipe orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Selalu bertualang dan tidak kuatir akan trend yang berlaku. Mereka tidak pernah mengikuti trend. Mereka ada di depan semua trend. Bagi mereka, menjadi yang terdepan sangat penting.
Orang orang ini biasanya fashion designer, product designer, I.T experts, musisi, dll.
Biasanya mereka masuk ke kalangan orang orang mampu.
EARLY ADAPTORS adalah orang orang pertama yang mengadaptasi hal hal yang dilakukan INNOVATORS. Mereka jumlahnya tidak banyak. Hanya beberapa orang, namun lebih banyak daripada jumlah para INNOVATORS.
Mereka adalah orang orang yang influential.
Apa yang mereka lakukan biasanya dianggap keren oleh orang lain.
Mereka seringkali browsing internet, baca majalah majalah luar, nonton TV kabel, beli DVD bajakan film film yang tidak keluar di Indonesia dan tidak ada versi aslinya.
Orang orang ini biasanya kerja di industri kreatif walaupun tidak mutlak hanya dari industri tersebut.
Mereka yang berkerja di dunia entertainment dan elemen pendukungnya, advertising agency, dan lingkungan sekitarnya.
Agar lebih gampang, EARLY ADAPTORS biasanya adalah orang orang yang sudah nonton dan menganggap keren serial Heroes, Prison Break, jauh sebelum dua serial tersebut masuk televisi nasional.
Contoh yang paling sederhana (namun rada aneh) adalah METEOR GARDEN.
Orang orang yang sudah mengaku nonton maraton METEOR GARDEN dan mengaku tidak bisa berhenti sebelum METEOR GARDEN masuk TV adalah para EARLY ADAPTORS.
Mereka dengan sukarela bercerita kepada semua orang betapa keren METEOR GARDEN, cerita itu memicu lingkaran pertemanannya menonton juga dan kemudian ikut ngobrol dengan begitu antusias betapa kerennya METEOR GARDEN, dst, dst, hingga suatu saat, executive stasiun televisi mengendus fenomena ini dan menayangkannya di TV.
Merekalah trend setters. Bukan para INNOVATORS.
Mereka orang orang yang ga mau standard. Ga mau generic.
Orang orang EARLY ADAPTORS inilah yang sering disebut sebut buku marketing sebagai LAW OF THE FEW.
LAW OF THE FEW adalah segerombolan orang orang yang biasanya memicu epidemi.
Jenis orang tersebut adalah
MAVEN, CONNECTORS, SALESMEN.
Maven adalah orang yang sering anda tuju untuk bertanya karena dibenak anda, dia tahu banyak hal. Maven memang haus informasi. Biasanya karena pekerjaannya membutuhkan dia untuk cari informasi. Maven sering dengan sukarela ngasih tau orang info yang dia dapat. Mudah menandai maven. Maven sering ngomong âEh, udah tau belum⊠bla bla blaâ Dari info belanja baju import dengan harga miring sampai kepada gossip artis terbaru. Dari gadget yang lagi hot di Amerika, sampai ke serial korea yang menyayat hati. Maven sering bercerita tanpa diminta.
Connectors adalah teman anda yang punya banyak sekali koneksi dari banyak sekali dunia. Phonebooknya penuh dengan nomor handphone koneksi koneksinya. Secara aktif dia memang suka mengumpulkan koneksi.
Salesmen adalah bukan orang sales beneran, tapi orang yang mampu âmenjualâ sebuah ide kepada teman temannya. Kesannya kalau dia yang ngomong, pasti bener.
Kebetulan, tiga tipe LAW OF THE FEW diatas, adalah deskripsi yang sangat tepat kepada para penyiar radio.
Steny Agustaf teman saya masuk kedalam kategori LAW OF THE FEW.
EARLY MAJORITY adalah mayoritas masyarakat yang paling duluan mengadaptasi para EARLY ADOPTERS.
LATE MAJORITY adalah kalangan mayoritas yang belakangan mengadaptasi.
Sederhananya, EARLY MAJORITY adalah mereka yang nonton METEOR GARDEN ketika sudah masuk televisi nasional, dan LATE MAJORITY adalah mereka yang nonton re-runnya.
LAGGARD adalah tipe yang paling doyan mengkonsumis basi-an.
EARLY dan LATE MAJORITY adalah kalangan yang tidak mau ambil resiko dan memiilih untuk melakukan apa yang sudah dilakukan orang. LATE MAJORITY lebih konservatif lagi malah dari EARLY. Kalau udah banyak orang yang lakukan, baru dia mau lakukan juga.
Pertanyaannya: MENGAPA INI SEMUA PENTING?
Jawabannya: KARENA PERIKLANAN SUDAH MATI.
Tidak ada lagi yang jaman sekarang percaya atau kepengaruh iklan.
Kita tahu bahwa itu adalah iklan dan hanya sekedar cara jualan. Tidak ada ketulusan dalam pesannya.
Orang percaya dengan peer to peer recommendation.
Kita lebih percaya dengan perkataan temen kita daripada iklan.
That is the world we are living today.
Karena kita lebih percaya teman, maka penting untuk mengarahkan sasaran kita pada EARLY ADAPTORS.
Jumlah mereka lebih sedikit, dengan itu effortnya secara ekonomi tidak terlalu besar.
Untuk gambaran saja, iklan TV biasanya disasarkan kepada EARLY dan LATE MAJORITY. Itulah alasan mengapa iklan efektifitasnya menurun. Namun tidak pada radio dan majalah.
Radio dan majalah lebih segmented. Lebih sempit pangsanya sehingga komunikasinya bisa lebih efektif. Tidak mass seperti pada TV.
Nah, kembali pada industri film amerika.
Yang dilakukan oleh 300 dan TRANSFORMER adalah memancing rasa penasaran kalangan yang tepat.
Mereka bisa menemukan EARLY ADAPTORS untuk film mereka.
Mereka tahu PR saat ini lebih efektif daripada iklan.
Karena itu mereka menghembuskan isu film ini lewat situs situs film yang sering di akses para EARLY ADOPTERS.
Mereka masuk ke forum forum diskusi komik dan forum diskusi film.
Mereka membocorkan beberapa informasi, foto dan beberapa ilustrasi.
Cukup untuk membuat orang penasaran dan berdiskusi.
Semakin panjang diskusi tersebut semakin tersebar omongan akan film itu.
The next thing you know, its on everybodyâs blog, being read by everybody else.
Langkah berikutnya, mereka menyiapkan teaser trailer, 15 sec trailer, 30 sec trailer dan 60 sec trailer.
Inilah yang semakin membuat rasa penasaran memuncak dan diskusi memanas.
They focus everything that got on creating anticipation.
Itâs a pre conditioning thing. People are anticipating the movie, even before it was out.
They waited for the right time to release to get maximum effect.
Itulah bedanya dengan umumnya yang terjadi di industri lain. Mereka siap dulu produknya tanpa menyiapkan permintaan terhadap produk tersebut.
Kelak ketika mereka berhasil mendapatkan para EARLY ADOPTERS pada hari hari pertama, mereka yang akan menceritakan betapa keren (atau tidak)nya film tersebut kepada orang lain. Kemudian fenomena epidemi berlanjut.
Untuk menciptakan rasa penasaran gue terlebh dahulu harus tau siapa yang akan gue bikin penasaran.
Siapakah EARLY ADOPTERS yang gue incar?
Setiap dunia, setiap industri punya EARLY ADOPTERS masing masing.
Karena misalnya apabila gue EARLY ADOPTERS untuk film film keren, gue bisa jadi masuk ke LATE MAJORITY untuk urusan trend berpakaian.
Kalau gue EARLY ADOPTERS untuk situs situs baru yang seru, bisa jadi gue EARLY MAJORITY untuk urusan café café yang happening.
Gue memutuskan untuk tidak masuk ke komunitas hiphop. Karena alasan gue diawal tadi.
Gue mau mengambil pasar yang berbeda.
Maka gue memutuskan untuk membuat penasaran pendengar gue di HRFM.
Mereka tepat sekali mewakili kalangan yang gue inginkan dan mewakili gue sendiri.
Dan sepanjang 7 tahun gue siaran di radio dengan segmentasi HRFM, gue mengenali bahwa ternyata umumnya pendengar gue adalah kaum yang ada di dalam LAW OF THE FEW.
Hard Rock FM (Jakarta terutama) memang menyuguhkan segala kebutuhan Maven. Karena itu gue ga kaget kalau diantara pendengar gue ada maven-nya.
Which is exactly why Im targeting my own listeners.
Bersambung…
Di bagian selanjutnya dari BAB 2 ini, gue akan cerita bagaimana gue menerapkan apa yang sudah gue pelajari dari dunia film ke album hiphop gue…
Stay Tuned.