Tahukah anda mengapa saya bahagia?
Karena berkarya, ya itu salah satunya.
Karena berkeluarga juga salah satunya.
Tapi pemuncaknya bukan itu.
Saya sekarang lebih bahagia, karena saya terbebas dari pemikiran partisan.
Pemikiran partisan adalah pemikiran kebanyakan orang di mana kalau dia memiliki keyakinan thd A, maka yg lain salah di matanya
Partisan berkeyakinan A dan tidak mau tahu apa apa tentang B atau C karena sudah pasti salah.
Saya tipe orang yg bertanya baru berkesimpulan.
Partisan adalah orang yg berkesimpulan menentang duluan baru bertanya retoris belakangan.
Konservatif selalu merasa Liberal salah dan sebaliknya
Penggemar jazz merasa dangdut kampungan
Penggemar rock merasa melayu cengeng.
JIL merasa FPI fundamentalis
ITJ merasa JIL memporakporandakan Islam
Orang bertubuh sempurna merasa yg bertubuh tidak lengkap sebagai cacat
Saya selalu menjaga prinsip, Mencoba Memahami Sebelum Membenci
Setelah saya pahami, tebak apa yg terjadi? Saya tidak pernah lagi membenci.
Tentu kadang saya kesal, biasanya kekesalan saya adalah karena saya malas mencoba memahami (biasanya hal hal remeh) dan kadang justru karena saya paham sekali makanya saya kesal.
Tapi secara umum, saya tidak lagi partisan.
Saya tidak pernah merasa yg tidak punya kedua tangan sebagai orang cacat. Bagi saya, mereka hanyalah berbeda.
Tuhan menjadikan mereka demikian dan karenanya mereka punya kemampuan lebih yg saya tidak punya
Sebagai Glauconian, saya tidak merasa mereka yg di penjara sebagai orang yg jahat (ada sih memang yg jahat banget dan tidak bisa diampuni).
Beberapa di antara mereka hanya membuat keputusan2 yang salah. Keputusan salah tersebut adalah mengindahkan utk melakukan niat buruk yg saya yakin ada dalam kepala setiap orang. Bedanya saya tidak melakukannya saja. Mungkin karena saya takut ketauan sementara mereka yg dipenjara rasa takutnya hilang karena didorong paksaan keadaan.
Saya jadi seperti ini mungkin karena rangkaian kejadian dalam hidup.
Masa SD membuat saya berteman dgn orang orang kaya
Masa SMP membawa saya berteman dgn orang orang miskin
SMA membuat saya bersatu & bergaul bersama yg kaya dan miskin
Pekerjaan sebagai penyiar selama 11 tahun mengharuskan saya mewawancara dan dalam bertanya, saya menemukan pencerahan pencerahan kecil.
Saya berkeliling Indonesia dan terpapar dgn ragamnya kebahagiaan orang orang yg berbeda. Bahagia dgn caranya masing masing.
Waktu kecil saya hidup di rumah yg membuat saya terpaksa melihat 2 orang yang saya sayangi saling membenci dan berkelahi, sehingga dewasa saya tidak habis pikir kenapa orang tidak bersatu & lebih senang jadi satu-satu.
Karenanya saya bisa berteman dgn berbagai macam orang.
Saya bisa ngobrol dgn
teman teman JIL, bisa ngobrol dgn teman teman ITJ, bisa ngobrol dgn org FPI, bisa ngobrol dgn org atheis.
I dont hate any of them, and i dont think they hate me.
And so, im happy.
Tidak banyak orang seperti saya ini.
Ya, saya berbeda dgn kebanyakan.
Tapi saya tidak merasa ada yg salah dgn itu.
Saya pluralis yg percaya pluralisme akan membawa Indonesia kpd pluralitas.
Saya tahu, ada yg membeda bedakan definisi pluralisme dan pluralitas. Tidak apa. Hak mereka utk tidak baca lebih lanjut dan mencoba memahami bagaimana bahasa Indonesia yg sebenarnya.
Mereka berhak menyalahkan saya, saya tidak perlu sepaham dgn mereka
… dan kita, masih bisa berteman 🙂
suka tulisannya
🙂
Gue sepaham.
Sgt mencerahkan.
thx bro.
Sblm comment, disuruh ngitung dlu.
Haha.
Kreatif.
ya bang, dan kita masih bisa berteman walaupun (senadainya) saya ga suka sama tulisan abang ini 🙂
bang, salam kenal dari vicky. 🙂
Sama kita om.
Alasan yang mas Pandji utarakan, seperti halnya saya yang pasti tidak ingin berada pada aliran atau komunitas tertentu dan menjadi fanatik.
Karena, ujung-ujungnya pasti nanti saya menjadi orang yang mas Pandji sebutkan. Yaitu partisipan.
Dengan keadaan saya yang sekarang, walaupun saya tidak terlalu banyak memiliki teman. Tapi saya bisa menerima seseorang untuk ngobrol dengan siapapun tanpa memperdulikan latar belakangnya.
sy udah mulai nerapin ‘memahami sebelum membenci’. hasilnya setelah memahami, sy tdk lagi membenci 😀
makasi bagi2 ilmunya bang 🙂
Trkadang kita menganggap salah sesuatu yg dilakukan sseorang,. dimana ia menganggap itu sesuatu yg benar, karena kita tidak mau melihat dari sudut pandang orang tersebut., atau sebaliknya.
ini orang…… (iya elu Nji, maksud gue) bisa menjabarkan apa yg ada di pikiran saya, yg tadinya rasa2nya super njelimet utk diuraikan, menjadi sesuatu yang lempeng dan melegakan… dan tentu saja makin mencerahkan.
Saya termasuk yang percis sama dengan anda 🙂 Menolak fanatik buta, vice versa!
seandainya banyak orang Indonesia yang berpikiran terbuka seperti mas Pandji, pasti Indonesia bisa menjadi lebih indah 🙂
saya teman yang beda bang. Saya Capek menjadi minoritas….melulu pluralis nilai ajarannya. pernahkah anda menjadi minoritas? puih….hal yg paling dibenci adalah saat didiskriminasikan, hasil dari “capek pluralis” adalah sayapun mendiskriminasikan mereka saat saya punya modal untuk “kekuasaan”.
well said,pandji 🙂 I knew exactly what you said, and you said it very properly 🙂 simple, but not cheap. heavy, but not complicated.
kak pandji.. kerenlah.. saya mau ikut dalam usaha peng”kloning”an jenis manusia seperti anda.. ^_^
Gemini sejati.. 🙂
Bayangkan di dunia ini kalau ga ada Gemini..
lets be friend 🙂
pluralis dalam beragama saya kurang setuju tapi dalam hal lain saya setuju banget bang! 😀