Gue habis ngobrol panjang dengan Gamila…
It all started from an article.
About a guy, a business man to be exact.
Kehilangan keluarganya, dicerai istrinya, ditinggal anaknya.
Di sebuah sesi bersama psikolognya, dia ditanya “Apa yang kamu inginkan sebelum meninggal?
Dia menjawab
“Kehidupan yang sempurna.”
Damn.
He got it right.
Sempurna.
Gue ga ngerti kenapa istilah itu diciptakan.
Kenapa kata itu ada, gue ga tau kenapa.
Kata itu diciptakan oleh manusia tanpa bisa disandingkan kepada manusia manapun di muka bumi.
Karena sempurna hanya miliki Allah toh?
The journey toward perfection is never easy.
The same thing goes in pursue of a perfect life.
Untuk gue, hidup sempurna berarti meninggal tanpa ada penyesalan yang tersisa…
I have a lot of dreams in my life.
Should I neglect?
Should forget?
Hasil obrolan dengan Gamila membawa gue kepada 1 keputusan.
Sebelum tahun ini berakhir (saat ini ditulis sekitar bulan Agustus 2007 – red) gue akan coba mengejar impian 15 tahun gue…
Problem is…
I don’t know how…