Jam 6.47, saya baru bangun dan kepala saya langsung terisi dgn banyak hal.
Hal hal yg harus saya tuangkan secepatnya supaya nggak berat rasanya kepala ini
Baru saja tadi malam bersama teman teman random creative house kami merampungkan #Ngompol yg ke 6 dgn judul “Peran anak muda dalam politik”. Ngompol (Ngomongin Politik) adalah talkshow edukasi politik yg menyasar mal mal di Indonesia, dimulai dari eX plaza indonesia, Jakarta.
Ada 1 bagian yg menghantui saya
“49% penduduk Jakarta berumur 0 – 40 tahun” ucap Bima Arya narsum kami. Dosen Paramadina dan pendiri Charta Politika, konsultan politik di Indonesia
“49% penduduk Jakarta berumur 0 – 40 tahun”. Nyaris setengahnya diisi oleh generasi muda.
Ini mengagumkan sekaligus mengkhawatirkan. Ada kekuatan besar di tangan anak muda tapi sekaligus tanggung jawab besar yg dipegang anak muda Jakarta.
11 juli 2012, Jakarta akan memilih Gubernurnya utk periode selanjutnya.
Seperti biasa, dlm masa kampanye, jalan raya ramai dgn (yg menurut saya adalah) sampah berbentuk poster. Spanduk, bendera, baligo, umbul2, mudah dicabut dan dibuang. Tapi poster ini nyampah selamanya. Lha wong poster Adang Darajatun masih keliatan nempel di salah satu pojok kelapa gading sementara pilkada jaman dia sudah lewat jauh & bahkan istrinya lebih sering disebut sebut belakangan ini.
Anda tidak akan menemui poster dari calon gubernur pilihan saya. Beliau katanya memang tidak mau atas alasan nyampah tersebut. (RED- saya mau ralat bagian ini, setelah tulisan ini diunggah, banyak saksi yg menemukan poster faisal basri)
Di TV, harusnya ada iklannya tapi saya sampai sekarang belum lihat. Maklum, cagub saya anak indie, dana terbatas hehehe mainnya di youtube, persis ala anak indie hehe
Namanya, Faisal Basri
Nama yang sudah saya dengar sejak lama. Tapi kenal baru belakangan
Seorang ekonom, tapi juga berkecimpung di dunia politik.
Pertama kali mengenal beliau, adalah semasa Provocative Proactive masih hidup. Kami pernah mengundang bakal calon gubernur (balon gub). Saat itu, calon masing masing partai bukanlah nama yg skarang muncul. Beda sama sekali. Hanya 1 nama yg saat itu sudah maju sebagai bakal calon dan hari ini masih berjuang: Faisal Basri.
Waktu itu, balon-nya golkar adalah tantowi yahya, balon-nya PKS adalah Triwisaksana (bang sani), demokrat balonnya adalah Nachrowi Ramli.
Tiba tiba nama nama berganti, nama nama besar, nama yg terkenal dlm skala nasional, turun gunung mencalonkan diri.
Cukup aneh, dulu, calon gubernur bukanlah nama nama besar. Kita tahu Sutiyoso dan Fauzi Bowo juga setelah menjabat jadi gubernur.
Tapi nama nama Alex Noerdin, Jokowi, Hidayat nurwahid, adalah nama nama terkenal.
Ada apa sehingga partai partai ini menurunkan calon terbaiknya?
Jawabannya, dalam rangka merebut kota Jakarta menjelang pilpres 2014 nanti
Bukan rahasia, bahwa siapapun yg memenangkan Jakarta akan memiliki kemampuan untuk mensterilkan kota Jakarta utk kebutuhan partainya
Secara matematis, kalau Jakarta sudah memiliki “warna”. Maka perjuangan mewarnai sisa propinsi dlm pemilu akan relatif lebih mudah.
Inilah yg membuat saya kuatir.
Saya tidak mau kota Jakarta jadi kuning dan membuat Abu Rizal Bakrie jadi presiden. Saya tidak mau membuat Jakarta jadi kondusif bagi Prabowo utk jadi Presiden.
Saya mau Jakarta kondusif bagi warganya
Saya mau Jakarta dikembalikan kepada warganya
Saya mau Jakarta tidak lagi milik partai atau milik cukong cukong jahat yg bersedia membayar mahal seorang calon demi berkuasanya kerajaan bisnis propertinya, saya ingin Jakarta jadi milik warganya
Milik saya
Milik kita
Saya mau Jakarta jadi kota tempat tinggal
Bukan kota tempat pertarungan politik
Saya ingin Jakarta dibangun, bukan dimanfaatkan
Saya ingin Jakarta membanggakan!
Bukan mengkhawatirkan
Saya ingin Jakarta jadi seperti Melbourne (pemenang penghargaan the best city in the wolrld to live in 2011) dan walaupun berat tapi langkah pertama dimulai dari memilih pemimpinnya
Bang Faisal Basri, calon nomor 5, punya perhatian tinggi kepada rakyat. Terutama kelas bawah.
Alasan saya bicara begini?
Dalam salah satu kesempatan debat cagub di TV, Faisal Basri ditanya alasan mengapa ia menentang pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota. baca di sini
Beliau menjawab “Membangun jalan berarti memanjakan pengguna kendaraan pribadi, saya lebih tertarik membangun fasilitas transportasi umum, utk rakyat kecil”
Ditanya panelis “emang bisa?”
Beliau menggaruk kepalanya lalu menjawab dgn lugas tapi lucu krn dia nampak bingung dan gemes “bangun jalan tol bisa kenapa bangun transport ga bisa sih?”
Kebingungan dia beralasan, beliau paham betul dan didukung kecerdasan yg mumpuni. Dalam setiap debat, beliau selalu unggul scr intelektualitas
Scr moralitas, karena saya kenal beliau, saya tahu beliau jujur dan bersih.
Lha wong dana kampanyenya jelas kok dari mana.
Dari warga yg mendukungnya.
Faisal Basri tidak pakai uang partai.
Sehingga ia tidak berhutang kpd partainya.
Hutangnya adalah kepada warganya.
Bahkan sampai menjual rumahnya. Saya yakin beliau juga tdk mau. Saya sampai sedih juga mendengarnya, tapi itu juga menunjukkan pengorbanannya. He will go that far. Karena beliau tahu beban harapan warga kepadanya
He knows he have to win. He must try.
He must try his best.
Rasa hormat saya kpd beliau, bukan milik saya sendiri. Tapi milik banyak orang.
Dukungan banyak orang ini, menunjukkan kualitas individu Faisal Basri.
Teten Masduki
Glenn Fredly
Tompi
Ernest Prakasa
Jajang C Noer
Mpok Nori
Sjafii Maarief
Khrisna Purwana
Erry riyana
Kikan
Gunawan Mohammad
Oppie Andaresta
Angga Sasongko
Rene Soehardono
Salman Aristo
Alex Komang
Mamah Dedeh
Effendi Ghazali
Efek Rumah Kaca
Wimar Witoelar
Marco Kusumawijaya
Dan masih banyak lagi
Dukungan di atas bisa ditemukan di sini
Kalau ada nama yg ga dikenal, google aja 🙂
Dukungan kami tulus, saya tidak dibayar dalam menulis ini, saya tidak dibayar ketika ngetweet, saya melakukan ini sebagai bentuk perjuangan saya. Saya peduli thd Jakarta hingga mau berbuat sejauh ini
Kenapa saya tidak bisa melakukan ini?
Kenapa saya harus diam dan menyimpan dukungan untuk diri sendiri sementara calon lain membayar orang orang untuk ngetweet dukungannya?
Kenapa Barrack Obama menang? Karena Jay Z , Will Smith, Chris Rock, Oprah Winfrey secara terbuka menyatakan dukungan.
Apakah mereka dibayar? Jelas tidak.
Tidak ada yg mampu bayar mereka.
Nurani saya juga terlalu mahal untuk bisa dibeli dlm urusan politik
Lalu bagaimana dgn LUBER? (langsung umum bebas rahasia) Bagian “rahasia” dari LUBER adalah cara orde baru dibawah Soeharto membungkam orang orang supaya tdk mempengaruhi yg lain.
Supaya partai dia yg menang terus.
Masih mau kita seperti itu?
Apalagi di saat lawan berkoar koar?
Saya menolak untuk diam
Saya menolak untuk bungkam
Saya mendukung Faisal Basri dan saya bangga akan pilihan saya.
Orang orang di atas juga bangga atas dukungannya. Nama nama di atas juga membuat anda bangga kalau anda juga mendukung Faisal Basri.
Bandingkan dgn salah satu pasangan yg resmi didukung oleh Hercules. Bukan, bukan yg manusia setengah dewa, tapi yang dikenal sebagai preman
Di salah satu ruas jalan di Jakarta ada baligo gede banget bertuliskan dukungan FBR & FPI terhadap salah satu pasangan.
Berseberangan kepada Bang Faisal yg (lagi lagi) adalah satu satunya cagub yg bicara tentang kebebasan hidup dlm perbedaan.
Hanya Bang Faisal yg berani bicara tidak akan mentolerir FPI.
Sementara salah satu pasangan malah foto foto dgn Habib Selon, ketua FPI jakarta yg pernah on air di radio berkata “Orang Islam yg tidak mendukung FPI bukanlah orang Islam”
Tidak perlu saya tuliskan namanya, karena walau saya tahu bedanya “negative campaign” dan “black campaign”, toh semangat menulis blog ini adalah untuk kebaikan Bang Faisal.
Ada yg bertanya kpd saya “Bagaimana rasanya kalau nanti Bang Faisal terpilih? Dia kan indie, nanti dibikin susah DPRD”
Kenyataannya, ada banyak kepala daerah yg independen di Indonesia dan kekhawatiran tadi tdk terbukti.
Lagipula, Bang Faisal ketika terpilih, itu dipilih oleh rakyatnya. Kalau DPRD nyusahin gubernur kita, ya kita hajar DPRDnya. Biar mereka sadar, penguasa jakarta skarang adalah kita para warganya
Ketika Bang Faisal menjabat, beliau akan benar benar menjalankan slogan “Berdaya Bareng Bareng”.
Dalam arti, beliau akan menarik bakat, otak, pemikir terbaik Jakarta untuk ikut merapihkan Jakarta.
Di tangan beliau, membangun Jakarta bukan jadi program, tapi jadi gerakan.
Bang Faisal akan mengajak saya dan mungki anda utk bekerja, membantu rakyat yg jalannya rusak dan bolong sementara Pondok Indah mulus, membantu merevitalisasi pasar tradisional sementara mal mal seru sendiri dgn midnight salenya, membangun transportasi kota sementara dari dalam kendaraan berAC mereka (termasuk saya) ngetweet tentang macetnya Jakarta.
Bang Faisal akan mengajak kelas menengahnya, untuk mengurangi sedikit kenyamanannya demi menambah kenyamanan warga lain.
Banyak tentu akan jadi enggan memilih Bang Faisal, “enak aje gue yg disuruh capek”. Tapi bagi kita yg percaya terhadap menciptakan perubahan daripada menuntut perubahan, akan dgn senang hati menggulung lengan baju
Kita siap bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja sama.
Selama inipun kita sebenarnya siap, hanya saja kita menunggu pemimpin yg terpercaya, yg tepat
Pemimpin tersebut telah tiba, dia adalah pasangan dgn nomor 5
You want change?
Gimme 5!
ps:
Negative campaign adalah kampanye yg mengangkat hal2 negatif tapi nyata ttg lawan politiknya. Misal: fauzi bowo didukung FPI dan foto bareng habib selon)
Black campaign adalah kampanye fitnah tanpa dasar, tidak jelas identitas pelaku kampanyenya. Misal: Faisal Basri antek yahudi
hehehehehehe