PERISTIWA IKADA oleh Koes Pratomo Wongsoyudo

PERISTIWA IKADA

19 Sepetember 1945.

Ada opini , bahwa untuk melakukan sebuah revolusi , jangan mengandalkan kepada

KAUM BANGSAWAN dan KAUM TERPELAJAR..

Kaum Bangsawan, lebih memilih kemapanan dan menolak perubahan yang tidak bisa diduga akan kemana arahnya.

Faktanya penjajah Belanda di Indonesia dan Inggris di Malaysia, memasang strategi untuk mendukung Kaum Bangsawan , dengan alasan ini dan bagi penjajah leih mudah mengontrolnya.

Kaum intelektual , menyertakan pikiran-nya yang ditopang bermacam ilmu termasuk kesadaran managerial , bagaimana mengelola sebuah negara..

Orang-orang terpelajar terlalu sadar atas segala problematika, bagaiman mengongkosi sebuah pemerintahan, membangun tentara yang harus ada ,selayaknya sebuah negara.

Jika hanya kepada kedua pihak itu diandalkan ,mungkin sekali masih lama Indonesia mendapatkan kemerdekaannya.

Ketika Indonesia merdeka, penduduk Indonesia seluruhnya baru ada 70 juta orang.

Dan baru 20 % yang melek huruf .

Mereka yang sadar politik , tentu hanya pocentasi kecil sekali.

Dari procentasi yang sangat kecil itulah sekelompok pemuda yang bertekad Merdeka

sekarang juga.

Barangkali para pemuda itu tidak cukup pandai untuk mengerti bagaimana sukarnya mengelola sebuah negara merdeka.

Patokan para pemuda hanyalah, Kemerdekaan harus direbut dalam masa ke-vacum-an.

Jepang telah menyerah pada tgl 15 Agustus `45 dan Tentara Sekutu yang menang perang baru akan sampai sekitar Oktober `45 untuk mengambil alih kekuasaan.

Kelompok intelektul yang meragu itu terbagi menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama, adalah mereka yang percaya mencapai kemerdekaan melalui Jepang.

Kelompok yang dimotori Sukarano –Hatta , meyakini sekali jalan ini sejak merasakan “kebaikan “ Jepang .

Pemerintahan penjajah Jepang memanggil kembali tokoh-tokoh pergerakan nasional, yang disingkirkan Belanda ke- pembuangan.

Para pemimpin kita itupun bisa diyakinkan ,bahwa Jepang akan memberi Indonesia kemerdekaan ,karena terdesak kebutuhan akan bantuan lokal.

Kelompok kedua yang dimotori oleh Sutan Syahrir berpendapat lain.

Dalam penglihatan mereka , memang Jerman – Italy – Jepang ,berhasil merebut kemenangan dibanyak pertempuran.

Tapi “menang bertempur” dan “mengeloala daerah jajahan sebanyak itu “ adalah dua hal yang berbeda. Semakin jelas mereka kedodoran dalam mengelola daerah yang telah dimenangkannya.

Kekalahan Jerman-Italy-Jepang, hanyalah soal waktu saja.

Maka Sutan Syaris dan kawan-kawan berpendapat, mengandalkan kemerdekaan dari Jepang ,tidaklah feasable.

Ketika Jepang kalah ,Jepang harus menyerahkan kembali Indonesai kepada si “empunya”semula yakni Belanda.

Mereka-pun hanya menunggu kapan kekalahan Jepang itu tiba.

Dan yang diandalkannya adalah merdeka dari Belanda dengan bentuk “Negara Unie Belanda “ seperti bentuk Negara Persemakmuran Inggris.

Pemuda sebagai pihak ketiga ,tidak mau mengambil pertimbangan-pertimbangan itu.

Pokoknya Indonesia harus merdeka sekarang juga !

Sangat mungkin sudah menjadi kehendak sejarah, mereka juga yang ungul dalam tindakannya..

Kita mengerti dari sejarah,merekalah yang berhasil memaksakan keadaan sehingga dua tokoh pemersatiu bangsa ,bersedia mengucapkan “proklamasi kemerdekaan”. pada tgl 17 Agustus `45.

Untuk mencapai tujuan nya Bung Karno dan Bung Hatta , diculik ke Rengasdengklok , untuk menjauhkan kedua tokoh itu dari pengaruh Jepang. .

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tentu saja menyulitkan posisi banyak pihak.

Pihak Jepang yag telah menyetakan kalah perang, wajib menyerahkan Indonesia kepada pihak Sekutu si pemenang perang.

Inggri yang kemudian akan datang atas nama sekutu akan menyerahkan kembali negara jajahan itu kepda “pemiliknya”semula yaitu Belanda..

Segala upaya dilakukan Jepang, termasuk mengecilkan makna proklamasi kemerdakaan itu. Ada kampanye Jepang untuk mengecilkan arti prokalmasi dengan “Merdeka tidak syah karena tanpa tanda-tangan Teino Heika”..

Proklamasi itu sendiri hanya dilakukukan dengan sederhana, dihalaman rumah Bung Karno di jalan Pegangsaan Timur {sekarang jalan Prokalmasi } no 57, Jakarta.

Hanya beberapa puluh orang tokoh-tokoh pergerakan hadir disana.

Sesuai rencana , proklamasi juga ditandai dengan bunyi beduk dan bunyi lonceng-lonceng gereja seluruh Jakrta.

Tapi rakyat banyak yang kebanyakan kurang terpelajar itu tidak mengerti.

Semua sadar, proklamasi hanyakah langkah awal.

Bagaimana meneruskan yang ribuan langkah selanjutnya perlu “motor penggerak”.

Juga harus dibuktikan bahwa prokalmasi didukung rakyat banyak.

Perlu pembuktian bahwa Rakyat Indonesia memang menghendaki Revolusi ini.

Perangkat pertama dari Negara Muda yang baru diproklamirkan ini adalah

KOMITE VA N ACTIE .

Komite van Actie bukan badan pemeritah,departemen atau apapun, tapi komite inilah yang melahirkan perangkat-perangkat pokok di Negara Muda ini.

Komite van Actie terdiri dari :

  1. Sukarni , sebagai ketua.
  2. Chaerul Saleh , wakil ketua.
  3. AM Hanafi , sekretaris umum.
  4. Adam malik , angauta.
  5. Wikana , anggauta
  6. Pandu Karteawiguna , anggauta.
  7. Maruto Nitimihardjo , anggauta.
  8. Kusnaeni {Pancen } , anggauta.
  9. Darwis , anggauta.

10. Djohar Noor , anggauta .

11. Armunanto , anggauta..

Komite ini bekerja mengikuti panduan , yang sudah menjadi kesepakatan rapat pemuda

di Gedung Bacterioral Institue , pada tgl 15 Agustus 1945 ,yaitu :

  1. Proklamasi kemerdekaan.
  2. Mengalihkan kekuasan dari tangan Jepang, sebelum Sekutu datang.
  3. Memobilisasi totsl seluruh kekuaan Rakyat

Semua perjuangan memang tak bisa berjalan mulus.

Langkah Komite van Actie juga harus tersendat disana-sini.

Selain perbedaan faham dalam memilih jalan menuju kemerdekan, unsur ragu dan keberanian juga banyak mewarnai pergerakan menuju merdeka dan berdaulat.

Pada tgl 18 Agustus `45 malam , sehabis berbuka puasa , AM Hanafi mendatangi rumah Kasman Singodimejo , komandan {Daidan-cho } PETA , yang tinggal di jl. Balikpapan ,bersebelahan dengan rumah Adam Malik.

Tapi Hanafi hanya mendapat sambutan pak Kasman begini ::

Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar !

Semoga perjuangan pemuda mencapai hasilnya dengan selamat.

Senjata-senjata sudah diserahkan semua kepada pihak Jepang “

Pengambil-alihan kekuasaan juga tidak berjalan mulus.

Karena masalah-masalah keberanian , hal ini juga dwarnai pembatalan dan kegagalan disana-sini..

Tapi Revolusi harus tetap berjalan , kalau tidak ingin mati digilas reaksi penjajah.

Namun begitu ,bersama berjalannya waktu , dukungan daerah-daerah di seluruh Indonesia mulai bermunculan…

Lebih cepat dan lebih jelas dari gerak para pemimpin yang masih ragu.

Sekarang timbulah pemikiran ,bagaimana mempertontonkan kekuatan rakyat yang mendukung proklamasi kemerdekaan.

Maka Komite van Actie mengambil keputudan untuk melahirkan salah satu produknya yang tercatat sejarah..

Akan diadakan RAPAT RAKSASA , yang dimaksudkan semacam APEL KEBULATAN TEKAD . Rapat ini akan diadakan pasda tgl 19 September `45 ,di lapangan IKADA yang pada era penjajahan Belanda disebut KONING PLEIN , kira-kira di lokasi MONAS sekarang.

Rapat rakasa di Lapangan Ikada adalah wujud dukunangan Rakyat kepada para pemimpin. Bukankah Bung Karno dan Bung Hatta sudah ditunjuk sebagai Presiden dan Wakil Presiden,

Meskipun dimengerti juga , ada bebrapa pemimpin yang telah diangkat menjadi menteri

masih meringkuk di penjara., seperti Amir Syarifudin yang telah diangkat menjadi Mentei Penrangan.

Reaksi keras tentu saja datang dari Jepang, yang bisa mengendus rencana ini.

Dilakukannya segala cara untuk menghadang Rapat Raksaa di Ikada agar gagal.

Selebaran disiarkan yang menyatakan Rapat Raksasa itu dibatalkan.

Bunag Karno dan Bung Hatta ditekan.

Pihak Inggris sendiri menyebarkan ancaman yang manyatakan Dwi Tuggal kita itu akan dibunuh. Siaran radio itu disiarkan dari Ceylon.

Bung Karno memanggil rapat dengan para pembantu dekatnya, untuk mendiskusikan bagaimana caranya menghadapi para pemuda yang sukar dibendung lagi ini.

Akhirnya rapat yang berlagsung lama sekali ini, mengeluarkan keputusan menentang Rapat Raksasa di Ikada.

Alasannya untuk menghindari pertumpahan darah.

Bahkan penolakan ini disertai ancaman , kedua pimpinan nasional itu akan mengundurkan diri apa bila ini tetap dilanjutkan.

Tapi para pemuda tak lagi bisa dihentikan.

Sementara itu dukungan dari daerah juga terus berdatangan..

Jepang menjaga jalan-jalan menuju Ikada, dengan juga mengerahkan tank-tank mereka.

barikade-barikade kawat berduri disiapkan.

Bukan menjadi surut, semangat pemuda-pun semakin tak terbendung.

Adam Malik yang dikenal selalu pandai berdiplomasi diutus menemui Bung Karno.

Dia mendapt tugas untuk menghadirkan Bung Karno di Ikada, dengan paksa ataupun dengan kesadaran sendiri.

Adam Malik berhasil. Bung karno dan Bung Hatta hadir ,meskipun hanya lima menit saja. Bung Karno hanya berbicara dengan rakyat yang sudah berkmpul begini :

Apakah saudara-saudara percaya kepada saya ? “. Dan suara gemuruh menjawab :

Percaya ! “. Lalu Bung Karno berkata pula :

Baiklah, saudara-saudara. kalau begitu sekarang saya minta saudara pulang “.

Apa boleh buat . Bung Karno menyruh pulang. Maka kerumunan orang itupun membubarkan diri. Tapi tidak langsung pulang, mereka melakukan pawai keliling kota.

Tentara Jepang yan yang tak berdaya, hanya bisa menonton dengan perasaan marah.

Maka pada subuh esok harinya ,tentara Jepang menyerbu Menteng 31, markas “Komite vasn Actie ‘ yang menjadi biang kerok itu.

Tokoh-Tokoh “komite van Actie “ ditangkapi., Mereka yang ditangkap adalah :

1 . Darwis

2 AM Hanafi

3. DN Aidit

4. Manaf

5. Sidik Kertapati

6, Roni

7. MH Lukman , dan

8. Wahidin Nasution.

Kedelapan orang ini dibawa ke penjara Cipinang. lalu dua hari kemudian dibawa ke Penjara Bukitduri.

Ternyata kemudian Adam Malikpun dijeblskan ke penjara Bukitduri.

Penjara Bukitduri sekarang sudah berubah menjadi pertokoan.

Letaknya dipinggi kali ,dekat jembatan Bukitduri

Penjara Bukitduri juga berseberanan dengan “Pasar Lama Mester “.

Hanya Chaerul Saleh lepas dari buruan Kempetai. karena ketika peristiwa itu dia sedang terabring di Rumah Sakit ,terkena brochitis.

Rupanya , hidup tak keruan selama berminggu-minggu itu telah menghancurkan kesehatannya.

Dalam penyerbuan ke “Asrama Menteng 31” itu , secara khusus Pak Pandu bercerita kepada saya , ketika bertemu di Tokyo.tahun 1063.

Dalam remang pagi subuh itu, seorang tentara Jepang melihat dua orang yang sedang melompati pagar tembok belakang ..Mungkin kedua orang itu menganggap masih sempat untuk melarikan diri.

Dalam moment ketika keduanya sedang bertengger di atas tembok, bunyi senapan terdengan dan . . . . . bum.! Kedua orang diatas tembok itupun jatuh disemak pisang dibalik tembok

Paling tidak salah seorang diantaranya pasti mati tertembak.

Begitu pula perkiraan keduanya yang jatuh bersamaan disemak pisang itu. Bunyi tembakan dan jatuh badan mereka berbarengan. Tak mungkin mereka selamat.

Pak Pandu mengatakan , salah seorang dari orang itu adalah Koesnoen,*) yang ternyata kemudian selamat.

Sayang sekarang nama yag seorang lagi tidak ingat. Tapi dia juga ternyata lolos dari tembakan dan selamat. Dia baru diketahui hidup sekitar dua bulan kemudian.

Mendegar semua orang di Menteng 31 di ciduk Kempetai , Sukarni berusaha melarikan diri .Tokoh yang seorang ini terkenal licin ,selalu lolos dari sergapan.

Dia lari ke Jatinegara , di gang Barak Dalam , dekat Pasar Endjo. , Pisangan Lama..

Rumah yang ditujunya adalah rumah Koesnoen yang kerap menjadi tempat rapat-rapat mereka.

Dssitu dia hanya bertemu istri Koesnoen ,yang baru mendapatkan bayi kecil {lahir Mei tahun itu }..

Dengan gugup Sukarni berkata kepada nyonya Koesnoen :

Aku sedang dicari Kempetai .Tolong sembunyikan aku !”.

Dicari kempetai kok lari kemari ?!”. jawab nyonya Koesnoen dengan gugup. Suaminya sendiri sudah dua hari tidak pulang..

Kebetulan seorang keponakan , Martono,**) atau biasa dipanggil Ton, sedang ada disitu..

Martono adalah seorang remaja kelas dua SMA..

Lebih jauh Sukarni berkata kepada nyonya Koesnoen : “ Aku juga titip bundel ini.

Kalau bisa jangan disimpan di rumah ini.Titipkan ditempat lain.”.

Dalam keadaan kritis setiap orang pergerakan tajam daya tangkapnya.

Kalimat terakhir yang diucapkan Sukarni memberi sinyal ,bahaya sewaktu-waktu bisa mencapai tempat ini .Seorag ibu dengan bayi kecil itu berpikir keras .

Apa sebaiknya yang akan dilakukan.

Menyembunyikan pelarian sudah menajdi tugas-tetapnya selama ini.

Tapi setiap kasus , beda-beda bahayanya.

Melihat nyonya Koesnoen mbengong, Pak Karni tidak bisa menyembunyikan gugupnya.

Dibentaknya istri temannya itu . Dengan logat Jawa Timurnya dia membentak :

Wis tah gek endang . Cik le bodone ,rek !”. { Segeralah ! Bodoh benar orang ini !}.

Nyonya Koesnoen berpikir keras.

Sebentar lagi Kempetai sampai dirumahnya.

Dalam terik siang bolong ini, dia harus menyelamatkan dokumen penting,entah apa isinya.

Menyembunyikan tokoh yang sebulan yang lalu menjadi perhatian Jepang ,karena menculik Bung Karno. Sementara bayijya yang baru empat bulan tentu tak bisa berpisah dengan dirinya. Diapun memberi instruksi kepada keponakannya,:

Ton , kamu antarkan pak Karni ke Pekulitan , tempat Bu Cokro . tunggu aku disana sampai aku datang “.

Kepada pembantu dia memberi instruksi lain, karena anak-anak yang lain harus ditinggalkannya..

Ton , kamu lewat pagar belakang saja. Terus melalui jembatan Kinata “, begitu dia menambahkan instrksinya

Rumah kecil tempat Koesnoen itu memang unik.Tersembunyi didalam gang, setiap kedatangan orang bisa dipantau dari jauh.dari balik gorden jendela..

Sementara pintu belakang membolehkan orang menyelinap tanpa perhatian pihak luar..

Nynya Koesnoen sendiri lalu menggendong bayinya, membawa tas perbekalan bayi,dan menyimpan dokumen penting itu kedalamnya , berangkatlah dia dengan payung diterik panasnya matahari..

Yang dituju kantor bek {istilah untuk “lurah ‘ketika itu }.karena pak Singgih ,bek setempat ,juga orang pergerakan.

Memang dengan penampilan demikian, siappapun tak akn curiga.Kempetai tak akan mencari dokumen di kantor bek.

Dari kantor bek , nyonya Koesnoen menuju rumah Bu Cokro, tapi mengambil jalan yang lain. Tidak seperti pak Karni yang ditemani Martono, dia berjalan lewat Gang Arjuna ke Pekulitan..

Dari situ pergilah dia mamandu pak Karni menuju tempat persembunyiannya.

Lolos dri tembakan tentara Jepang , Koesnoen mengerti bahwa dirinya belum lagi aman.

Pulang kerumah bukanlah pilihan yang betul.

Penyergapan di Menteng 31 ini pasti diikuti dengan serbuan-serbuan lain.

Begitulah , selagi keselamatan dirinya sendiri belum jelas , dia di-ingatkan bahwa kalau semua orang-orang “ komite van Actie “ dipenjrakan berarti jalannya Revolusi berhenti..

Karena semua inisiatip berasal dari sana.

Karena itu apapun risikonya ,orang-orang itu harus di-upayakan lepas dengan segera.

Kepada Koesnoen diberi tahukan mereka ditahan di penjara Bukitduri.

Hati Koesnoen lega, karena di Cpinang dan Bukitduri itulah dia terbiasa berurusan.

Disana dai menyimpan buron yang sedang dicari atau kadang-kala bertugas melepaskan tahanan disana..

Pergilah Koesnoen ke Penjara Bukitduri, tanpa mengingat lagi bahwa dirinya sendiri masih menjadi incaran Kempetai. Upaya melepaskan orang-orang ini ,mungkin sekali harus dibayar dengan keselamatan dirinya.

Kepala penjara Bukitduri adalah orang yang sudah dikenalnya, yaitu Tengku Thayeb.

Tengku Thayeb adalah ayahanda jenderal Syarif Thayeb tokoh yang benyak berperan ketika masa peralihan ORLA ke ORBA.

Dari bapak Tengku Thayeb , Koesnoen mendapat penejelasn bahwa orang yang harus dilarikannya berjumlah sembilan orang . Nama-namapun disampaikan.

Ada senda gurau yang menyakitkan dalam penjara itu.

Si Akoy,nama julukan Adam Malik dulu, menggoda Hanafi :

Bung Hanafi ! Katanya kita merdeka ?! Kok kita dipenjara orang lain dinegri

sendiri ?”.

Merdeka memang satu hal, tapi kedaulatan juga masih harus diperjuangkan lagi.

Perjuangan masih jauh..

Pak Tengku Thayeb mengingatkan Koesnoen ,dia hanya bisa menolong hanya didalam penjara . Keluar dari tembok penjara harus ada tindak lanjut sendiri ..

Tapi Koesnoen diberi keluasaan ,untuk bertemu dengan maling-maling yang boleh dilepaskan bersama para pemimpin kita.

Kepada maling-maling itu Koesnoen memberi arahan.

Dua orang dikatakannya harus lari melewati jembatan terus ke arah pintu kereta api Bukitduri Tanjakan.. Disana nanti ada orang menunggu.

Yang tiga orang harus lari kearah Kampung Melayu..di puteran tram nanti mereka akan disambut temannya Koesnoen..

Setelah para maling bisa diyakinkan, sekarang menyiapkan teman-teman.

Bapak Tengku Thayeb mengatakan akan meletakkan pistol diatas sebuah meja, untuk dipakai kalau perlu.

Koesnoen memilih, diantara teman-temannya ,siapa kira-kira bisa menggunakan pistol

Maka pilihan-pun jatuh kepada AM Hanafi.

Disekitas pak Thayeb ada dua orang Indo Belanda yang menjadi staff-nya pak Thayeb.

Sekarang tinggal menunggu komando dari pak Tengku Thayeb.

Waktu yang tepat adalah ,ketika tentara Jepang yang diperbantukan menjaga penjara extra ketat dmalam hari meningglakan penjara..

Ketika komando datang, dilepaslah maling-maling yang dibarengi Adam Malik dan Wahidin. Bersamaan dengan itu sesuai skenario Hanafi menyembar pistol untuk melindungi.

Ketika dua orang Indo itu bereaksi , berteriaklah pak Tengku Thayeb :

Laten ze maar er van doorgaan als jullie niet gedood willen woorden “

{ biarkan meeka lepas kalau kalian tidak mau mati }

Indo – Indo itupun surut.

Sementaraa itu pejuang-pejuang kita semua lari mengikuti arahan Koesnoen.

Terakhir sekali Darwis bersama Hanafi yang memegang pistol.

Tentu saja Koesnoen membawa lari mereka berbeda arah dengan para maling..

Para pejuang ini dibawa menyeberang jalan , masuk kepasar lama , terus kedalam pasar Mester ,yang sekarang disebut Pasar Jatinegara itu.

Dalam kerumuan orang ramai dipasar itu, mereka-pun masing-masing menghilang.

Kita tidak tahu bagaimana nasib para maling.

Tentu saja tidak ada yang menyambut mereka seperti dikatakan Koesnoen kepada mereka. Memangnya siapa yang mau menyambut maling.

Tegaknya Republik Indonesia tercinta ini, melalui banyak peristiwa besar dan kecil.

Banyak individu-individu ber-iur

Use Purchased products hands viagra price balance. Would keeping cheap cialis well set online pharmacy try feel companies years tangles natural viagra but completely blade cost of cialis trying. Patches something viagra online without prescription strong other generally free viagra samples of this show done.

upaya sesuai kapasitas masing-masing.

Sedikit atau banyak , kecl atau besar , sama keluhuran nilainya.

Karena semua ongkos dan risiko yang ditanggungnya menjadi urusan sendiri.

* * *

Jakarta, 8 Sepetember 2009

Koes Pratomo Wongsoyudo

jl.Otista III, complex satu no 20.

Jakarta Timur.

081 321 45 88 99 .

Bahan diambik dari : 1] MENGABDI REPUBLIK oleh Adam Malik.

2} MENTENG 31 oleh AM Hanafi .

3} Penuturan para pelaku .

*) Koesnoen , adalah nama samaran Koes Soekarto, burun politik dari Jawa Tengah.

yang lari ke Jawa Barat. Nama Koesnoen , kemudian dipakai terus , dan nama asli-

pun hanya dikenal dikalangan keluarga.

Koesnoen selanjtnya , terus berkecimpung didunia politik dan kewartawanan.

Belaiu adalah ,ayah kandung penulis.

**} Martono , adalah anak dari mbakyunya Koesnoen.

Martono kemudian menjadi Komandan Tentara Pelajar { TP },

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia { HKTI ]

Kerua Umum KOSGORO , dan

Menteri Transmigrasi.