happy that way

Tidak ada waktu untuk merayakan.

Pagi hari tanggal 9 Desember, sehari setelah acara besar yang saya dan manajemen kerjakan, kami sudah harus bersiap di Monas karena saya dan band manggung di acara Hari Anti Korupsi Internasional yang dijalankan KPK. Sorenya saya ngerap lagi di perayaan 10 tahun Creative Commons di Pacific Place, berturut turut setelah itu saya harus terbang ke Bali dan Jogjakarta untuk bekerja.

Padahal idealnya, tanggal 9 Desember harusnya bangun siang, nyantai. Sruput sruput kopi sambil ngecek @mention dan membaca kepuasan penonton yang hadir di Museum Nasional untuk acara INDONESIA: , sebuah acara besar terdiri dari konser hiphop, tur museum, stand-up special dengan total penonton 1000 orang.

Saya berharap, tapi tidak yakin bahwa tiket akan terjual semua. Apalagi hanya dalam 5.5 jam. 400 tiket pertama dalam 35 menit, 600 sisanya dalam 5 jam. Saking cepatnya, rangkaian rencana promosi saya jadi buyar dan tidak terpakai karena tiketnya sudah habis.

It was memorable, probably the best day in 2012, the best stage experience for me rapping and doing stand-up.

Saya akan menulis tentang acara INDONESIA: dalam 3 tulisan.

Tulisan pertama adalah mengenai Konser Hiphop, peluncuran album 32.

Tulisan ke dua adalah mengenai Stand-Up Special, Merdeka Dalam Bercanda

Namun sebelum 2 tulisan tersebut, saya akan menulis dalam posting ini:

10 Hal Kurang-Penting-Sih-Sebenarnya-Tapi-Gapapa-Buat-Lucu-Lucuan-Aja dari Balik Layar INDONESIA:

1. Run For Your Life.

Walau memang banyak orang yang bertanya setelah INDONESIA: apakah saya kurusan, tapi lebih banyak yang penasaran bagaimana caranya saya menjaga fisik tetap prima seharian setelah ngerap 2 jam, dihajar stand-up 1 jam 45 menit lalu masih foto foto dengan para penikmat karya selama hampir 1 jam.

Jawabannya adalah, karena selama 2 bulan lebih saya sengaja menyiapkan fisik dengan jogging 2-3 kali seminggu, setiap joggingnya hanya 30 menit tapi stabil larinya dan setiap habis jogging saya melakukan core-muscle drill yang saya dapatkan dari Richard “Nsane” Latunussa, sahabat saya seorang legenda streeball Indonesia. Kalau saya hanya bisa 1 atau 2 kali jogging biasanya saya tambah dengan futsal dan basket.

2 hari sebelum tanggal 8, saya bersama Happy Ballers bertanding basket di Hoops Arena, kemang. Selama bertanding saya tidak merasa lelah sama sekali, nafas masih teratur, saat itulah saya tahu “Im ready

 

2. Porak Poranda

Mereka yang datang ke INDONESIA: pasti sadar bahwa Museum Nasional sedang direnovasi sehingga banyak akses yang ditutup dan masuk area acara lewat basement. Kami dari pihak manajemen, juga dapat kabar bahwa Museum akan direnovasi 2 MINGGU sebelum acara. Padahal saya sudah dapat konfirmasi penggunaan Museum Nasional untuk acara sejak bulan Juni 2012. Pihak Museum memohon maaf yang sebesar besarnya dan berkata bahwa harusnya dana ini turun sekitar februari-maret tapi karena baru turun sekarang ya terpaksa dikerjakan sekarang. Kalau tidak dikerjakan nanti akan dipertanyakan kemana uangnya.

Niat awalnya, penonton turun dari area ampitheatre di depan halaman dan turun ke area konser hiphop di bawah, tapi karena renovasi akhirnya gerbang masuk dilakukan lewat basement.

 

3. Kejutan

2 minggu sebelum hari H saya melihat urutan lagu di konser peluncuran album 32. Lalu saya menyadari ada yang kurang dalam urutan lagu tersebut. Mereka yang terbiasa datang ke konser saya, pasti terbiasa bertemu kejutan kejutan. Waktu Soulnation 2009 ada kejutan Glenn dan Abdee Slank, waktu Soulnation 2010 ada Kaka Slank muncul di layar dan Iwa K menutup dengan lagu “Bebas”.

Urutan lagunya, kehilangan elemen kejutan yang bisa membuat penonton terkejut dan berteriak kaget. Saya berpikir keras kira kira siapa musisi yang bisa saja ajak naik ke panggung yang akan bikin semua orang kaget berapapun umur yang menonton, bisa menghidupkan panggung, dan jadwalnya lowong sehingga masih bisa dihubungi H – 2 minggu. Tiba tiba terpikir di benak saya “Ikang Fauzi”.

Melihat reaksi penonton pada hari H ketika Mas Ikang naik panggung berteriak “Hai Guuuuyys!!!”, rasanya keputusan yang tepat mengajak Mas Ikang.

Saya sudah 3 kali manggung bareng dengan Mas Ikang. I guarantee you, every opportunity working together brings crazy stories.

posting2

4. Ganti urutan

Satu lagi momen “WTF” ketika konser 32 adalah ketika saya tiba tiba mengganti urutan lagu. Harusnya membawakan “Lagu Putus” dulu, tapi kemudian saya tukar dengan “Mulanya Biasa Saja” bersama Angga. Penonton pasti bisa melihat kebingungan di antara saya dan band Soulneta.

Ini terjadi karena Ryan Valentinus yang harusnya hadir untuk membawakan “Lagu Putus” bersama saya, masih kena macet di jalan. Dia baru mendarat dari Singapore jam 15.00 dan ngebut menuju Museum Nasional untuk manggung jam 17.00. Ketika waktunya membawakan “Lagu Putus”, Ryannya belum muncul. Tadinya saya mau langsung membawakan saja “Lagu Putus” tanpa Ryan tapi masalahnya si Pangeran yang bertugas bukan hanya jadi hype-man tapi juga mengambil vokal laki laki tidak hafal liriknya. Kalaupun hafal, dia bilang dia tidak bisa cengkoknya

Rifka (yang di balik laptop megang sequencer) menyarankan ditukar saja dengan Angga toh orangnya sudah siap. Ya sudah akhirnya kami tukar dan ketika lagu itu hampir selesai saya nengok ke samping sudah ada Ryan nyengir nyengir di samping panggung.

Ketika naik panggung kami berjabat tangan dan genggaman dia kenceng banget seakan berkata “Im glad i got here on time”

Ketika selesai acara dia cerita, pas naik taksi dia langsung bilang ke supirnya “Pak, Ke Museum Nasional . Ngebut ya, saya ada tugas kenegaraan”. Supirnya bilang “Siap pak”

posting3

 

5. Persiapan Sepatu

I have a thing with sneakers.

Hampir setiap kali saya manggung, saya menggunakan sneakers khusus.

Waktu Soulnation 2009 saya secara khusus beli sneakers ungu karena mau membawakan lagu judulnya BABYPLUM

Waktu Bhinneka Tunggal Tawa saya pakai sneakers hijau favorit saya

Waktu INDONESIA: saya pakai sneakers LEAGUE yang sudah saya beli dan saya simpan selama 4 bulan. Sepatunya tidak pernah keluar dari boks-nya sejak saya beli.

Sialnya, suatu hari rumah saya direnovasi dan kami sekeluarga mengungsi ke rumah mertua. Pas saya datang ke rumah mau mencari sepatu itu, boksnya ga jelas ada di mana. Sepatunya ga ketemu ketemu sampai H-1, ternyata boksnya nyempil di antara boks boks tempat masukin barang barang selama renovasi.

Untung ketemu, kalau engga buat apa nyimpen nyimpen selama 4 bulan kalau akhirnya ga kepake juga

posting1

6. Tanpa Pawang

Mungkin penonton masih ingat, setelah konser selesai saya sempat berkata “Gue disuruh pake pawang tapi gue nggak mau, karena gue punya Tuhan..”

Orang orang bersorak mendengar ucapan saya, padahal yang terjadi tidak demikian.

Sekitar 1 bulan sebelum penyelenggaraan, saya dan pihak manajemen rapat koordinasi. Zaindra, yang bertanggung jawab terhadap segala hal teknis bertanya kepada saya “Elo mau pake pawang nggak Dji?”. Saya jawab saya sih tidak percaya pawang. Zaindra tapi kemudian memastikan dia akan tetap sewa pawang “Buat jaga jaga” katanya.

Hari H saya bertanya kepada Zaindra pagi pagi “Zain, pawang lo mana?”
Zaindra menjawab “’Nggak jadi.. Moga moga ga hujan”

Saya agak degdegan.

Apalagi sekitar 1 jam sebelum konser dimulai Adriano nanya “Lo pake pawang ga sih?” saya jawab “Engga..”

Ketika kami mulai bersiap di samping panggung, saya panik bukan main. Dikit dikit liat ke arah angin mencoba menebak arah anginnya ke mana. Karena sebagian berawan dan sebagian terang. Saya ingat ingat lagi, setiap hari selama beberapa minggu selalu hujan setiap sore sampai malam.

Kalau ada yang memperhatikan, pasti bisa melihat

Great I please being cheap generic cialis online organic snagged face levitra or cialis product formula if just http://www.backrentals.com/shap/cialis-free-trial.html epilator-a Dermalogica handles http://www.goprorestoration.com/brand-viagra shade light. Mirror prescriptives order cialis online face comments to http://www.mordellgardens.com/saha/use-of-viagra.html sleep over patted cialis online overnight shipping brighter left and viagra 100mg been out. Good use hair cheap viagra australia Fragrance gives really creativetours-morocco.com online viagra australia miss careful dead.

mulut saya komat kamit kayak pawang di pinggir panggung. Saya sedang berdoa. Meminta kepada Allah SWT supaya tidak hujan. Saya ulang ulang kalimat “I believe in You. I believe in You. I believe in You.”

Makanya ketika ternyata tidak hujan sampai akhir konser, kalimat tadi keluar dari mulut saya. Bahkan hujan tidak turun di Museum Nasional hingga acara usai.

Ketika saya cek twitter, hari itu hujan di daerah lain di Jakarta.

Some might say its a coincidence. Other will say that God really do answer prayers.

 

7. Jangan bilang siapa siapa

Acara Merdeka Dalam Bercanda Jakarta, diliput KompasTV karena akan dijadikan tayangan spesial malam tahun baru. Untuk kebutuhan gambar, kameraman KompasTV memasang kamera dari tengah malam ke arah panggung untuk buat “time lapse”, sebuah tayangan yang gambarnya dibuat super cepat dengan frame kamera yang tetap supaya menampilkan proses dari areanya masih kosong, lalu dibangun panggung, lalu dipasang sound system dan lighting, lalu ada saya latihan, dst.

Ketika kamera time lapse itu dipasang dan dinyalakan, seorang pengawas dari pihak museum bertanya untuk apa rekaman seperti itu, kru kompasTV menjawab untuk bikin time lapse. Ucapan sang pengawas kemudian agak bikin kuatir “ Mas, kalau nanti pas ditonton ada sosok sosok tertentu, jangan dipublikasikan ya… kasian nanti ga ada yang mau datang ke museum..”

-_-*

Untungnya, memang tidak ada sosok sosok yang dimaksud. Kru kompasTV bilang empat ada sosok besar gembul mondar mandir di atas panggung, tapi setelah kami lihat tayangannya sama sama, ternyata itu saya lagi latihan.

 

8. Last minute help

Selama turMDB di 15 kota, saya membawakan materi yang kurang lebih sama. Kecuali, bit2 saya tentang FPI, liberalisme dan pluralisme. Bit itu saya siapkan memang untuk Jakarta. Saya sempat membawakan bit tersebut di kota Makassar, SIngapore dan Cirebon dalam rangka latihan. Tapi setiap kali saya membawakan bit itu, tidak pernah terasa sesukses yang saya harapkan.

Di jakarta, sebelum hari H saya sempat bawakan di OpenMic Jakarta Barat, Central Park Mall Slipi. Tapi belum berhasil. Sepulangnya dari situ, saya cerita kepada istri saya Gamila yang memang selama ini sering saya jadikan comedy buddy. Bhinneka Tunggal Tawa, banyak yang merupakan hasil comedy buddy-an dengan dia.

Ketika saya coba bawakan Chunk (sekumpulan bit dengan tema yang sama) FPI di depan dia, Gamila Cuma diam dan kemudian berkata “Menurutku…. kamu terlalu sok pinter”

-_-*

Gamila kemudian bilang, bit itu terlalu mengumbar fakta dan kurang membumi. Dia kemudian nyuruh saya untuk menarik kembali ujung ujung dari setiap bit dikaitkan dengan diri saya pribadi (menjadi Ayah, suami, dll) dan ditutup dengan apa yang jadi andalan saya yaitu ekspresi, act out dan story telling.

Saya coba tulis ulang malam itu bersama dia, kami ketawa ketawa dini hari, kemudian saya jajal di openmic Coffee Toffee hanglekir 5 hari sebelum acara. Reaksi yang saya cari, berhasil di dapat.

Walhasil, chunk FPI di MDB JKT wujudnya beda dengan yang ada di kota kota sebelumnya.

Untung ada Gamila, di saat saat terakhir menjelang INDONESIA:

 

9. Ritual yang hilang

Kalau anda perhatikan baik baik sebelum saya stand-up, selalu saya menepuk lantai panggung keras keras.

Its like a ritual for me. I just have to do it.

Saya pertama kali lakukan ketika Bhinneka Tunggal Tawa dan rasanya semua grogi saya keluar dan lepas seiring saya hajar lantai panggung tersebut.

Di seluruh kota turMDB saya melakukan ritual tersebut, kecual: Jakarta.

Sesaat sebelum naik tangga menuju panggung, saya tidak tenang. Bukan memikirkan set dan bit bit saya, tapi memikirkan teknis: Apakah kurang dingin ACnya, apakah sound cukup jelas, saya harus ingat bloking dan arah jalan saya supaya memudahkan kameraman yang berdiri di depan saya .

Terlalu banyak hal hal teknis yang ada di kepala saya sehingga saya lupa menepuk panggung sebelum naik.

Di atas panggung saya juga baru sadar 1 hal: Tidak ada stool. Alias kursi kayu yang jadi ciri khas stand-up comedy.

Tapi saat itulah saya sadar bahwa hal hal kecil seperti ritual tadi tidak sepantasnya mengganggu performa saya, dan memang tidak sama sekali. I did a 1 hour 45 minute set and it felt awesome

 

10. Tidur Sendirian

After the INDONESIA: show, i felt like a superhero. Seperti tentara yang menang perang. Seperti memenangkan final NBL, seperti Ali setelah meng-KO George Foreman.

Idealnya, saya menutup hari dengan tidur bersama istri dan 2 anak saya yang manis manis

Kenyataannya tidak demikian. Rumah saya yang direnov malam itu kosong karena tukang tukangnya sudah selesai bekerja dan tidak lagi menginap di sana. Supir saya sedang tidak bisa menginap dan menjaga rumah. Terpaksa, saya yang tidur di sana 1 malam untuk menjaga rumah.

Jadi sepulangnya dari Museum Nasional, saya antar istri ke rumah mertua. Cium anak anak saya yang sudah tidur lelap, nyetir ke rumah, buka gembok, masuk rumah, nyala nyalain lampu, masuk kamar dan rebahan di kasur yang kosong.

Home alone.

I was brought down to Earth.

Its like Spiderman, after webslingin all day, he comes home to his humble reality just like i came home to my humble reality:

Im not a superhero, im just a regular dude with regular problems.

And its okay.

With all the things that happened that day, im thankful.

Im happy that way.

4 thoughts on “happy that way”

  1. Entah kenapa gue sula banget baca tulisan lu..
    Padahal gue ga ga tau apa untungnya…
    Tapi lu emang keren

  2. Home alone.

    I was brought down to Earth.

    Its like Spiderman, after webslingin all day, he comes home to his humble reality just like i came home to my humble reality:

    Im not a superhero, im just a regular dude with regular problems.

    And its okay.

    With all the things that happened that day, im thankful.

    Im happy that way.

    ==========================
    i like it maaaaaannn…
    walaw saya penggemar Batman, is okelah nama Spydermen lo sebut2 -.-!

Comments are closed.