Its perfect because I said it is

Kemarin, gue dapet pencerahan.
Kemarin pada hari sabtu, gue sadar apa itu kesempurnaan dalam hidup

Jadi, Jumat malam gue udah ga sabar ingin segera Sabtu.

Rencananya, pagi ada pertandingan eksebisi bersama Happy Ballers (tim basket isinya arteys semua, kec gue tentunya, gue mah atlet binaraga) di St John, sore tanding eksebisi lagi sama Happy Ballers utk acara FKG entah kampus apa, dan krn malamnya ada ManUtd vs Sunderland.

Sabtu pagi, gue tanding basket.
Sangat menyenangkan.

Setelahnya, gue mampir ke rumah nyokap di Bintaro ga jauh dari St John di BSD dan nyokap masakin masakan favorit gue..

Gue makan di sana sama nyokap dan adik gue yg kebetulan lagi di rumah nyokap juga.

Lalu gue pulang sebentar ketemu Gamila dan Dipo.

Sorenya gue tanding basket eksebisi lagi, dan juga sangat menyenangkan.

Dlm perjalanan pulang, gue berpikir bahwa hari gue akan sempurna kalau sesampainya di rumah gue bisa makan malam bersama keluarga sambil menikmati masakan nyokap, lalu ManUtd menang.

Sempurna kalau itu terjadi.

Tiba tiba, ketika mau sampai rumah, tnyata Istri gue sms dan ngabarin kalau dia lagi di jalan sama Dipo menuju rumah Angkunya (kakek dlm bsh Padang)
Agak kaget gue krn ga dikabarin sebelumnya..

Seketika, bayangan akan hari yg sempurna terancam buyar.

Gue punya 2 pilihan:

A) Ngomel2 ke Gamila karena runyamnya rencana hari yg sempurna

B) Terima saja dan melanjutkan hari seperti biasa.

Gue ambil pilihan kedua.

I thought, it can still be perfect anyway. Even though it may not be as planned.

Kalau gue ngomel, malah gue yg menghancurkan hari itu dgn omelan gue

Maka sesampainya di rumah, gue panasin masakan sendiri. Makan sendiri sambil ntn blu ray (ehem) The Patriot-nya Mel Gibson.

Setelah itu lanjut ntn ManUtd yg menang krn hoki lawan Sunderland.

keluarga gue kemudian pulang, Dipo ketiduran dan Gamilapun langsung tidur. Kecapekan kayaknya..

Gue, malah menutup malam dgn mencuci setumpuk piring dan gelas kotor yang berhari2 ditinggal pembantu (pulang kampung)

Sekarang, gue duduk di pinggir tempat tidur. Gamila tidur. Dipo tidur.
Dan gue bahagia.

The day turned out to be perfect.

I learned something today

That perfection isn’t measured by anything else but your own expectation.

Its perfect because I said it is.