Juara Sejati

“Kita ke Surabaya pas sebelum final NBL” kata Pangeran Siahaan tiba tiba..

Tiba tiba gue sadar, sehari setelah gue ngerap di Surabaya adalah hari pelaksanaan Final NBL.

Saat itu, Garuda sudah memastikan diri masuk playoff yg dilaksanakan di DBL Arena Surabaya. Gue dan Idan begitu yakin (apalagi melihat grafik permainan mereka) Garuda akan masuk final.

Belakangan, Garuda kalah dari CLS Knights. Telak.
CLS Knights seperti mereka sepanjang musim bermain apik, kompak, efektif, cepat dan saling percaya kpd rekam setimnya.
Garuda, main seperti kehilangan jiwanya.

Pelatih lagi lagi kembali muncul sebagai isu ketika ditanyakan alasan dibalik performa Garuda yg misterius.

Musim depan Garuda untuk ke 3 kalinya dalam 3 musim berturut turut ganti pelatih. Gue ga yakin gue sudah boleh menyebutkan namanya, tp gosipnya akan datang dari sebuah tim yg dikenal mainnya apik, kompak, efektif, cepat 😀 hehehehe

Di partai selanjutnya, CLS Knights melaju melawan Pelita Jaya.
Pelita Jaya yg selama musim reguler begitu perkasa, rontok oleh padunya CLS Knights.

Sementara Satria Muda berhasil mengatasi Aspac lewat pertarungan melalui pertandingan keras dan lapangan bocor.
Yak betul.
Lapangan terbaik di Indonesia itu ternyata bocor juga seperti GOR lain di Indonesia.
Mungkin yg tidak bocor hanya Britama Arena markas Satria Muda krn lokasinya yg dibawah lantai2 lainnya di Sports Mal Kelapa Gading.

Setelah hari itu, kabar tidak sedap berputar.
Bagaimana play offnya menguntungkan CLS Knights karena bermain di Surabaya.
“Home Court Advantage” katanya.
Juga bagaimana juara tahun ini bukan juara sejati karena final tahun ini hanya akan melalui 1 pertandingan. Bukan sistem Best Of Three seperti biasanya.
Lewat hanya 1 pertandingan, yg dikhawatirkan adalah faktor keberuntungan jadi faktor yg besar.

Kelak, semua kekhawatiran di atas akan dibungkam.

Hari Minggu tiba akhirnya

Perebutan 3-4 antara Aspac vs Pelita Jaya

Perebutan juara NBL antara CLS Knights dan Satria Muda.

Gue dan Pangeran masuk ke stadion DBL Arena melewati area lobby yg dipenuhi dgn segala gimmick yg seru.
Ada lapangan basket 1/2 lapangan di dalam lobby. Ada pojok NBA tempat memorabilia dari pemain, pelatih, dancers NBA dipamerkan.

Gue dapet akses VIP dan sempat ditawarin di booth atas dgn AC.
Tapi kami menolak karena ingin duduk di floor seats.

Akhirnya kami di antar ke kursi kami oleh panitia dan siap menanti pertandingan.

Ini kesan pertama yg gue dapatkan.
Pelaksanaan NBL kali ini kelasnya seperti pelayanan hotel bintang 5.
Ada chaperone, panitia dimana mana, koordinasi antar mereka jelas dan tidak simpang siur.
Tapi yg paling menyenangkan adalah servis yg diberikan kepada kami di VIP.
Ngomong2, tiket VIP harganya Rp500.000,- dan ludes.

Harga pre sale Rp50,000,-
Harga tiket pada hari H Rp 100.000,- dan stadion DBL Arena penuh!

Partai perebutan juara 3, serunya luar biasa. Sepanjang pertandingan Pelita Jaya tidak pernah mimpin. 3 menit tersisa, Pelita Jaya memimpin. Akhirnya mereka menang dgn 1 angka.

Pemain Pelita Jaya bersorak seperti mereka baru saja juara NBL.
Dan pantas mereka seperti itu. Mereka telah melewatkan musim reguler dgn begitu gagah.

Tahun depan pasti semangat juara mereka semakin menggila.

Satu jam menuju final. Jam 8 malam. Gue ingat, gue sempat berkomentar “Buset, masi lama banget. Nganggur sejam nih”

Tapi ternyata panitia menyiapkan sesuatu utk penonton.

Selama menunggu, layar LED menampilkan video video lucu.
Seperti misalnya salah satu video berjudul “Investigation” menghadirkan Dodo (CR Sitepu) dan Galank dari Satria Muda dan dilempar pertanyaan berhubungan dgn cinta “Perempuan idamannya seperti apa” dan “Pernah ditolak atau tidak”. Jawaban mereka lucu lucum
Lebih lucu lagi ketika ada video berjudul “Siapa paling nasionalis” menghadirkan 3 pemain Aspac: Mario Gerungan, Okiwira dan satu lagi lupa siapa.
Ditanya pertanyaan seperti “Siapa Presiden RI ke 3” dan momen lucu terjadi ketika Okiwira ditanya “Siapa pencipta lagu Indonesia Raya”, Oki yg baru berumur 20tahun menjawab “Ismail Marzuki” hehheheheheh

Tanpa terasa, tiba tiba sudah waktunya partai final.

NAH

*tarik nafas*

Gue susah untuk mendeskripsikan.
Nonton di TV tidak sama rasanya dgn melihat itu langsung di stadion.

Pertama, panita menutup lapangan dgn kain putih.

Lalu stadion gelap.

Proyektor menembakkan gambar raksasa ke lapangan. Menjadikan lapangan seperti layar lebar yg ditembak proyeksi.

Tiba tiba Dropscreen meluncur dari atas. Kain 4 sisi terjulur dari atap stadion sampai bawah.
Musik bermain dgn keras mengisi stadion. Gambar yg muncul di layar adalah ekspresi pemain CLS dan Satria Muda.
Ilustrasi musiknya memuncak.
Lalu muncul tulisan sepotong potong

WELCOME

TO THE

NBL FINALS

Tiba2 terdengar suara ledakan.
Kain tersebut langsung “rontok” terjatuh ke lapangan dan kembang api meledak di 2 sisi lapangan.

Satu stadion berteriak keras

Gue bengong.

Terduduk.

Dan nangis. Haru.

Gue pecinta basket dari SD. Gue selalu merasa fans basket Indonesia pantas mendapatkan sebuah liga yg dikelola profesional, indah, megah dan keren.

Akhirnya. Gue mendapatkan itu.

Perkenalan pemain jg tidak kalah kerennya.

Setiap kali pemain disebut satupersatu lapangan yg masih tertutup kain putih menampilkan grafis dan foto pemain tsb.

Pertandingannya sendiri, gue rasa elo juga nonton.
Kalaupun nggak nonton, baca ulasannya di blognya si @mainbasket aja. Ngomong2, Rosyidan alias @mainnbasket kemaren dapet penghargaan sebagai pemecah rekor menonton SEMUA pertandingan NBL dari PreSeason sampe Final. Total sekitar 160an pertandingan.

Makanya kalau nyari blog berisikan tulisan yg independen tentang liga terbaik Indonesia, baca http://mainbasket.wordpress.com

🙂

Pertandingannya seru. Layaknya e tim terbaik di Indonesia bertarung.

Quarter ke 4, jarak antar tim semakin jauh.

Pemain Satria Muda mulai merayakan di lapangan.

Akhirnya Satria Muda juara. Entah 5 atau 6 kali berturut turut.

Banyak yang bilang, walau kompetisi sudah membaik tapi dominasi masih Satria Muda.

Menurut gue, setidaknya tahun ini Satria Muda penuh perjuangan lebih keras sampai bisa juara.
Belum lagi 3 besar diisi oleh 2 klub baru. CLS Knights dan Pelita Jaya.

4 besar NBL adalah 4 tim dgn talenta terbaik DAN (ini penting) manajemen terbaik.

🙂

Pertanyannya, apakah kemudian Satria Muda bukan juara sejati?

Faktanya, Satria Muda keluar sebagai juara.

Dari pertama kali masuk lapangan semalam mereka sudah keliatan sekali yakin akan menang. Mereka masuk lapangan berlari. Berputar di tengah lapangan. Berteriak. Seakan mereka bermain di kandang sendiri.

Apakah mereka peduli CLS punya home court advantage?
Tidak
Apakah mereka peduli cuma main 1 kali dan bukan best of three?
Tidak
Apakah homecourt advantage serta merta kasi keuntungan besar utk tuan rumah? Melihat kekalahan CLS dan performa Garuda di putaran Bandung kemarin..
Tidak

Satria Muda datang dengan skill. Manajemen. Keyakinan. Yg mumpuni utk menang.
Itulah mengapa mereka adalah Juara Sejati.

PS: Garuda Bandung, tahun depan milik kita 🙂

One thought on “Juara Sejati”

Comments are closed.