Kemenangan Tersendiri

Dari dulu, saya selalu suka kisah David vs Goliath.
Saya bahkan lihat kisahnya nyata dalam keseharian saya. Dalam praktek berbisnis terutama.
Para pemain pemain kecil, mencari cara kreatif & beraksi di medan perang yang berbeda supaya bisa menang dengan lawan yang lebih besar.
Seperti Indonesia yg punya persenjataan terbatas dan terbelakang dengan strategi Perang Gerilya vs Belanda dengan persenjataan mutakhir yang menggunakan strategi Perang Terbuka.

Kalau mereka, bisnis bisnis kecil ini bermain dengan aturan main yang dibuat oleh para pemain besar, ya mereka kalah. Karena itu mereka belokkan aturannya dan bermain dengan aturan sendiri.

Dalam kampanye politik juga nampaknya demikian.
Para David seperti Mas Anies Baswedan harus punya solusi kreatif tanpa curang tentunya.
Kalau bermain seperti cara Goliath, sang pemain besar, dengan uang yang gila gilaan banyaknya (walaupun sumber dana Goliath ini sebenarnya mencurigakan & misterius) maka Mas Anies tidak akan punya peluang.

Yang jadi masalah adalah, kalau Goliath udah mah punya kekuatan yang lebih besar, curang pula.
David masih bisa menang, hanya saja lebih berat perjuangannya.

Makanya saya senang berjuang dengan para relawan @turuntangan karena kami saat ini sedang bertarung dalam kancah politik namun dengan cara yang bukan saja terhormat, tapi juga kreatif.

Geliat perjuangan kami sudah semakin terasa dilihat dari reaksi masyarakat dan juga kompetitor

Ketika kami dari relawan Mas Anies Baswedan mulai kampanye dengan menggunakan Meme dgn foto + kutipan beliau, tiba tiba sekarang banyak capres capres lain yang ikut ikutan main.
Namun karena capres mereka minim konten, maka meme mereka kehabisan kutipan untuk digunakan. Lucu deh. Ada capres yang bikin meme dengan foto dia tapi pakai kutipan orang lain.
Ingin nimbrung di topik itu tapi tidak pernah punya opini, stand-point di isu tersebut.

Ketika kami punya sistem rekrutmen relawan yang efisien berhasil menjaring ribuan relawan yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, capres yang lain tiba tiba ikut membahas relawan. Padahal punya relawanpun tidak.
Sementara relawan relawan Mas Anies yang saling terkoordinasi masing masing beraksi dengan ide mereka sendiri, inisiatif sendiri, beraksi sendiri tanpa harus ijin dgn “pusat”. Ini esensi dari turun tangan.

Contohnya adalah ketika saya bikin video tentang capres populer & capres tegas, ide dasarnya sederhana:

Saya ingin bikin iklan politik yang cerdas seperti video Chris Rock “Obama is white” yang menggunakan reverse psychology.
Disaat yang bersamaan saya tertarik dengan iklan Truck Volvo dengan adegan Van Damme split yang berhasil mendapatkan views luar biasa tanpa harus memaksa org menonton iklan disetiap kali mau nonton video di youtube.

Ditambah saya yang resah dengan orang orang yang hanya akan pilih Capres yg populer saja tanpa memikirkan track record, prestasi, kompetensi capres tersebut.
Atau orang orang yang mengaku rindu presiden yang tegas seperti Soeharto tanpa sadar (atau lupa) bahwa Soeharto itu bukan tegas tapi otoriter. Orang yang mengkritik dihilangkan. Media yang kritis dibubarkan. These people dont know what they’re asking for.
Jadilah 2 video tadi: Capres Tegas & Capres Populer.

Reaksinya? Luar biasa. Kemampuan viralnya mengagumkan.
Reaksi positif dari banyak orang membuat viewsnya bertumbuh dengan stabil. Modalnya? Nol rupiah saja. Hanya inisiatif dari 2 relawan yang bekerja karena punya ide bagus.
Padahal, video ini adalah kampanye politik yang sama sekali tidak memunculkan wajah Mas Anies. Berbanding terbalik dgn banyak capres lain yang jualan wajah di mana mana.
Malah tokoh utama di video video ini digambarkan tidak mengenal Mas Anies (sesuai dgn kenyaataan tentunya hehe) Berbanding terbalik bbrp capres yg iklan politiknya menggambarkan bagaimana Si A mengidolai Capres B (padahal saya yakin tau namanya juga engga sebelum didekati timsesnya utk iklanin capres itu)
Tapi cara yang bertolak belakang dgn cara pada umumnya ini justru mendapatkan ruang di hati orang orang yang berpengaruh. Saya senyum puas melihat nama nama hebat yang ikut menyebarkan video saya karena mereka pikir itu ide yang bagus.

Ini yang membuat saya senang menjadi relawan @turuntangan karena kami berjuang untuk mendukung capres pilihan kami, tapi pada saat yang bersamaan kami kampanye dengan cara yang kreatif, yang menurut kami benar.
Kami seakan berkata “Begini nih cara kami berkampanye. Asik kaan”

“Asik sih, tapi ga akan menang lo kayak gitu” kata mereka sambil terkekeh.

Ya kalau menang harus dengan menggunakan modal uang yang didapatkan dengan cara curang, kami lebih baik kalah.
Kalau menang hanya dengan modal populer & memanipulasi kepolosan rakyat Indonesia akan pemahaman politik yg benar, kami lebih baik kalah.
Ya kalau memang berarti harus mengulangi retorika usang yang jadi alasan mengapa politik kita terbelakang, kami lebih baik kalah

Wong kami berjuang karena ingin membawa perubahan kok.
Perubahan macam apa yang bisa kami banggakan kalau kampanye kami masih dengan pasang baligo raksasa dgn pamer wajah & poster poster yang mengotori ruang publik?

Mas Anies pernah bilang “Kita ambil jalan yang terhormat” dan saya setuju.

Biarkanlah kami berjalan. Biarkan kami di jalan yang terhormat. Karena saya jamin, dilihat dari praktek politik selama ini, yang kami lakukan saat ini sesungguhnya sudah merupakan kemenangan tersendiri

Tertarik bergabung? Silakan ke turuntangan.org

Masih penasaran dengan sosok Mas Anies, silakan ke aniesbaswedan.com

6 thoughts on “Kemenangan Tersendiri”

    1. @aditya & @gendheng:

      Sekadar meluruskan, yang saya tulis adalah “modal uang yang didapatkan dengan cara haram”.
      Karena seperti yang kita tahu, partai mencari uang utk modal kampanye via praktek korupsi.

      Kampanye jelas butuh uang
      Perang jelas butuh uang
      Tapi kalau lawan menggunakan cara curang dalam mencari uangnya, ini bukan pertarungan yang adil.

  1. Selamat berjuang bang! saya salut dengan pergerakan politik anda dengan cara2 kreatif dan memang orang2 seperti Pak Anies memang layak dimunculkan walaupun menurut saya untuk saat ini belum akan terpilih, berhubung orang2 akan lebih memilih nama-nama yang sudah populer. Saya sendiri akan pilih Prabowo 2014 nanti terlepas dari masa lalunya saya yakin dia orang baik yang terjebak dalam sistem dan militer yang buruk di masa orde baru.

  2. @Maulana
    gini lho mas, yang satu punya track record yang buruk, yang satu mempunyai track record yang baik, kenapa masih memilih yang mempunyai track record yang buruk sedangkan yang baik ada? tolong di pahami saya menghormati hak mas untuk bebas memilih tapi kenapa tidak dipikirin dulu toh?

    saya capek dengan tokoh-tokoh lama yang tidak mempunyai itikad baik dalam kepemimpinan nya, baik dari cara memperoleh dana untuk kampanye, pernyataan visi misi yang tidak jelas (ngambang), tidak adanya terobosan baru dalam menghadapi masalah bangsa dan hal yang paling membuat saya kesal ya itu tadi tidak adanya rasa malu para calon ini terhadap masa lalunya, seolah-olah penculikan serta pembunuhan mahasiswa, penggelapan pajak, pencipta bencana buatan, dsb merupakan hal sepele. ciss cuih!

  3. Suka sama videonya, inspired by “Mac vs PC Ad” jaman dulu ya?
    Saya dukung!
    Ditunggu seri-seri lainnya! 😀

Comments are closed.