Kenapa Tidak?

Saat ini jam 2.52 dini hari dan saya baru selesai membaca tulisan ini

Saya rindu Provocative Proactive TV

Saya rindu semangatnya

Keberaniannya, atau kenaifannya, entahlah.

Saya rindu diskusinya yang dilakukan berjam jam di Aneka Bubur radio dalam, sebuah tempat 24 jam di mana kami bisa berdiskusi tanpa harus diganggu pelayan yang berkata “Kami sudah last order, ada pesanan lagi?”

Banyak yang tidak suka kepada acara kami, dan itu bisa dipahami.

Kami tidak mencari popularitas, kami tidak berniat untuk jadi acara yang digemari semua orang. Kami bukan pengincar rating.

Saya tidak tertarik membuat acara yang digemari semua orang, karena saya sudah pernah melakukannya. Namanya “Kena Deh!”. Sebuah acara yang begitu “aman” hingga sekarang, tidak pernah saya temui orang yang bilang “Tidak suka” apalagi “Benci” dengan acara tersebut.

Tidak ada kebanggaan mengulangi prestasi yang itu itu lagi.

Saya tertarik membuat sebuah program TV yang didesain untuk memberikan wawasan baru kepada anak muda.

Sebuah acara yang membuat penjahat penjahat itu tidak nyaman karena dia tahuΒ  anak anak muda Indonesia kini lebih terinformasikan, lebih terbuka pemikirannya

Sebuah acara yang dibicarakan oleh anak muda bahkan didiskusikan.

Sebuah acara yang akhirnya membuat anak anakmuda berkumpul di satu tempat dan sama sama menontonnya.

Sebuah acara yang dipuji oleh orang orang terhormat.

Sebuah acara yang menjadi sebuah gerakan.

Sebuah simbol

Sebuah tanda, bahwa ini adalah generasi yang beda.

Sejak Provocative Proactive, saya sering didatangi oleh anak SMA bahkan pernah 3 anak SMP mengajak saya berfoto karena katanya suka dengan acara tersebut. Bayangkan, anak anak SMP suka dengan acara politik.

Ketika acara kami mati, mereka bilang kami kalah.

Salah.

Justru kami menang.

Karena bagi kami, kalah adalah menyerah dengan tuntutan kebanyakan. Menyerah terhadap anggapan bahwa Indonesia belum siap dengan acara yang “terlalu cerdas” karenanya harus lebih slapstick, lebih berbau seks, lebih palsu.Menyerah kepada kalangan mayoritas

Tyranny By The Majority.

Kami menang karena kami tidak berkompromi.

Tapi saya mengakui, kalau diberi kesempatan lagi, banyak hal akan kami lakukan berbeda. Kami muda, tidak berpengalaman, dan sedikit arogan.

Okay, mungkin banyak arogan.

Sejak acara tersebut, para pekerja yang ada di dalam tim kembali melanjutkan kehidupan masing masing.

Beberapa di antara kami mulai bertanya tanya “Mungkinkah acara ini bangkit kembali?”

Saya sendiri pernah berkata tidak mau menghidupkan Provocative Proactive kembali.

Tapi mengingat apa yang akan terjadi di 2014, saya tidak keberatan untuk menjilat ludah sendiri.

Kalau dibutuhkan, kenapa tidak?

 

14 thoughts on “Kenapa Tidak?”

  1. Usul Bang, akun twitter @ProvocActive lebih dihidupin lagi..saya suka ngikutin diskusi akun @ProvocActive dengan akun2 lain. Tapi akhir2 ini (udah agak lama kalo g salah) diskusi2 tadi udah agak jarang dilakukan, saya ngerasa agak sayang kalo aktivitas di Twitter ikut redup. Bang Pandji pasti lebih tahu ‘keampuhan’ jejaring sosial tersebut πŸ™‚
    Semangat Bang, saya turut mendukung perjuangan Bang Pandji dan rekan2 (y)

  2. saya suka provocative proactive, kalo bisa tetep di tv nasional biar yang di daerah tetep bisa menikmati sajian politik cerdas untuk anak muda.

  3. Saya salah satu yang selalu menunggu provocative proactive tayang dan sedih pas diumumin acara ini stop tayang. tapi saya akui acara ini banyak menghapus sikap acuh saya terhadap kondisi politik di negara ini (biasanya saya langsung ganti chanel TV kalo acaranya bahas politik). Bahkan sekarang saya memastikan, hak pilih saya, saya gunakan untuk memilih pemimpin yang menurut saya paling terhormat untuk memimpin kota tempat tinggal saya ( selama ini saya tidak pernah peduli tentang hal ini)….terima kasih dan saya akan melakukan hal yang sama – seperti provocative proactive lakukan – pada teman teman terdekat saya.

  4. Saya suka PP! Bahkan sampai di radio pun saya masih suka denger. Cukup kecewa PP radio ketika ditinggal Pandji durasi jadi hanya satu jam.

  5. saya sih bukannya sok bijak atau sok merasa bener atas semua permasalahan sosial indonesia,
    tp yang jelas ingin juga rasanya jd lebih baik, & setidaknya turut mendukung perubahan & perbaikan untuk kita semua, goodluck deh bwt semuanya bang pandji, smg ada jalan pencerah kedepanya πŸ™‚

  6. Provocative proactive harus hidup lagi, dji gue yakin elo bisa membuka mata pemuda Indonesia. Kita perlu edukasi politik, hukum. Supaya kita peduli, supaya kita berani mengubah.

    Saran gue kalo mau regenerate PP versi tv cari tv yg netral dan ga memihak parpol manapun. Stasiun acara 360 derajat bagus tuh buat pilihan tv πŸ˜‰

  7. provocative proactive harus hidup lagi, Dji, gue yakin elo bisa mengedukasi anak muda Indonesia untuk melek hukum dan politik. supaya kita peduli, supaya makin banyak pemuda yang berani mengubah :’)

    saran gue, untuk PP tv cari station yang netral dan nggak digelayuti parpol manapun. good luck!

  8. saya masih ingat pertama kali nonton provocative proactive waktu kelas 2 smp. Setelah menonton acara ini, pikiran saya akan indonesia menjadi lebih terbuka, saya pun lebih optimis akan negara ini. Jujur saya kangen dengan pp. Semoga pp bisa bangkit untuk membuka pikiran anak muda di luar sana yang pesimis akan Indonesia dan lebih peduli akan kpop daripada persoalan di negaranya sendiri. Semoga pp bisa kembali untuk memberikan pencerahan kepada kami yang pastinya akan bingung dengan pilihan-pilihan di 2014 nanti :))

  9. ” Saya penasaran ada apa dibalik kevakuman acara itu, adakah sesuatu penghalang? adakah suatu ancaman? Atau mungkin yang saya kuatirkan, adakah suatu “ketakutan” akan pihak pihak yang “bersinggungan”?

    Saya terus terang sangat menggemari acara tersebut, tidak neko neko, terus terang, sangat raw, sangat idealis, acara ini ibarat seorang anak manusia idealis yang baru saja meraih gelar wisuda menuju dunia sebenarnya dengan cita cita memberantas ketidakadilan yang ada.

    Pernah menyarankan teman teman untuk menonton acara ini dengan kata kata “kita butuh lebih banyak orang seperti Panji ini”.

    Kenapa sekarang sudah tidak ada?

    Kalau memang itu baik, tidak perlu ragu untuk meneruskan. toh, semuanya punya risiko. Semakin besar hal yang akan dilakukan, semakin besar pula risikonya.

    Semuanya tergantung pada keteguhan dan ketabahan menjalankan cita cita mulia.

    Teruskan berjuang.
    Will be waiting for the resurrection of the show!
    Good luck!

Comments are closed.