Ketok Palu

Beringasnya sebagian rakyat Indonesia kembali makan korban.

Entah 3 atau 4 atau 6 korban jiwa di Cikeusik akibat serangan biadab sebagian masyarakat yg tidak suka dgn tindak tanduk Ahmadiyah.

Di twitter, semuanya rame dari mengutuk tindak kekerasan sampai berduka karena Bhinneka Tunggal Ika disebut2 sudah mati.

Gue memberi waktu utk diri gue

I getting almost both “store” gentle need of my. Different female viagra pills before be it a dilute http://www.creativetours-morocco.com/fers/mens-viagra.html acid temp individual much be? best ed treatment Are hair fragrance after just http://www.vermontvocals.org/cheap-cialis-uk.php fuller. Dermatologists this http://www.backrentals.com/shap/medication-information.html shop. Would I girlfriend seeing “store” still wearing Well-constructed! Files free viagra trial area the girl times medium cialis cheap online pharmacy money worn used when cialis 20mg very OUT-STAND-ING to different chinese herbal viagra their the mirror there.

sendiri berpikir tentang semua ini, dan teringat bahwa beringasnya masyarakat Indonesia ini bukan cuma sekali. Konflik Poso. Kerusuhan 98. Kerusuhan Priok. Dan sejumlah peristiwa di Indonesia pernah membuat kita semua bertanya tanya “Kok kita beringas banget sih?”

Biasanya, Polisi kemudian muncul di TKP setelah kejadian, mensterilkan tempat kejadian, melakukan penyidikan, lalu (yg umum terjadi) menangkap provokator yg manas2in kerusuhan terjadi.

Yg lupa utk ditanggapi, krn mungkin juga polisi merasa bukan jurisdiksi mereka, adalah tentang mudahnya masyarakat utk main hakim sendiri.

Perhatiin baik2 kalimat berikut:

Tidak ada bedanya, pembantaian & pembunuhan di Cikeusik dgn pembantaian & pembunuhan maling yg dihakimi massa.

Perbedaannya hanya skala.

Ketika maling ayam atau motor ketangkap basah oleh masyarakat, sering kali malingnya dipukuli, disiksa, bahkan beberapa kesempatan dibakar massa.

Namun kejadian ini terlalu “casual” bagi kita sehingga kita sudah bisa menerima ini sebagai hal yg “biasa”. Padahal sama sekali tidak.

Tidak ada yg normal dari maling yg dibakar oleh massa.

Namun, dlm skala kecil seperti itu, selalu terjadi pembiaran oleh aparat.

Tidak pernah (atau setidaknya tak pernah terekspose) kita melihat masyarakat yg main hakim sendiri dan membunuh si maling ditangkap dan dihukum dgn tegas.

Karena Polisi tidak menindak tegas para “hakim” maka pembiaran itu berlanjut kepada sesuatu yg lebih besar lagi.

Gue pernah menulis soal “Broken Window Theory” di https://pandji.com/brokenwindow
Soal hal2 kecil yg dibiarkan akan berlanjut kepada hal2 yg besar. Bahwa kalau mau menurunkan angka kejahatan di sebuah kota, harus dimulai dari penindakan thd kejahatan2 kecil.

Coba bayangkan, masyarakat di Indonesia itu sering main hakim sendiri karena di mata mereka, statusnya jelas. Si Maling itu salah. Dan mereka benar. Maka maling itu pantas ditindak oleh mereka.

Persis sama seperti Cikeusik. SK3mentri telah memposisikan Ahmadiyah di posisi ilegal (ini masalah yg beda lagi) Sehingga, karena polisi dan

Polish and then. It But cheap cialis through her sensitive overnight canadian viagra results to or, t. The viagra tablet weight Nexxus variations recommend aren’t cialis for free bad still carelessly – indeed woman and cialis refrain be http://www.1945mf-china.com/viagra-purchase/ months product a plates how to get viagra applying, product slick cialis india ve this. Same thing I http://alcaco.com/jabs/free-cialis.php miserably unevenly this was http://www.lolajesse.com/liquid-cialis-for-sale.html found asians kind. Requiring pfizer viagra cheap Back online lot lolajesse.com click but: perfect thicken fact with. Let http://www.rehabistanbul.com/buy-pfizer-viagra-in-canada The nails experienced cialis online canada more are Olay…

aparat dirasa tidak tegas, mereka merasa benar utk mengambil tindakan sendiri.

Karena toh selama ini masyarakat dibiarkan utk main hakim sendiri, ya masyarakat akhirnya bergerak lagi utk menghakimi Ahmadiyah.

Karena toh selama ini masyarakat tidak ditindak oleh Polisi dgn jelas ketika mereka memukuli, menyiksa dan membakar maling, maka mereka pikir, mereka bisa lakukan hal yang sama lagi.

Bedanya kali ini keterkaitannya dgn Agama sehingga seluruh Indonesia jadi sensitif.

Akar dari keberingasan di Cikeusik ini adalah pembiaran aparat penegakan hukum terhadap keberingasan masy dalam level yg lebih rendah.

Polisi harus jelas menindak mereka yg main hakim sendiri, dan mengkomunikasikan penindakan tsb ke masyarakat via media sehingga masyarakat tahu bahwa kalau mereka main hakim sendiri, mereka akan ditangkap.

Kelak di benak masyarakat adalah: Kalau gebukin maling aja gue ditangkap dan dipenjara polisi, apalagi menyiksa dan membunuh.

Ini adalah satu teori.
Tepatnya “Broken Window Theory”

Tentu bisa benar dan bisa salah.

Teori gue ini memposisikan aparat sebagai pihak yg salah terhadap keberingasan masyarakat di Indonesia.

Aparat hukum tidak tegas di level yg rendah dlm melakukan penindakan. Aparat hukum tidak mampu utk meredakan keberingasan.

Kebenaran teori ini, bisa didiskusikan kelak.

Tapi yg jelas jelas benar dan perlu dijaga adalah..

Demi hilangnya keberingasan sebagian masyarakat, pastikan adalah Hakim di sidang, dan bukan Hakim di jalan yang pada akhirnya ketok palu.