KJP+

Apa persamaan radikalisme, korupsi, dan terorisme?

Sama sama diakarkan dari masalah pendidikan.

 

Saya sering ditanya, “Gila nih intoleransi, udah ga bener, gak bisa ditolerir, harus dihentikan sekarang juga. Ayo kita bikin gerakkan. Apa kira kira hashtagnya?”

Terus terang, saya langsung bisa menebak arahnya.

Ini mah dengan mudah bisa menjebak kita kepada Slacktivism

Slacktivism adalah aktivisme yang membuat pelakunya merasa sudah melakukan sesuatu tanpa benar benar ada dampak yang nyata ataupun terukur.

Anda mau benar benar menyelesaikan masalah di atas?

Mulai mendukung usaha untuk membuat pendidikan lebih merata dan terakses oleh semua.

Sudah begitu banyak penelitian dan diskusi yang menjelaskan peranan pendidikan terhadap hal hal di atas.

Ini tidak terkecuali dengan kondisi di Jakarta.

Di Jakarta, kesenjangan ekonomi berdampak kepada kesenjangan dalam pendidikan.

Yang kaya semakin kaya. Yang miskin semakin miskin.

Ini bukan kalimat yang klise, ini realitanya Jakarta seperti yang Mas Anies jelaskan di video ini.

Banyaknya anak yang tidak bersekolah, akan kelak menjadi masalah sosial di Jakarta.

Seperti yang saya sudah pernah bahas di tulisan saya mengenai FPI. Ketidak pedulian kita, kepada permasalahan masyarakat kecil akan berbalik kepada kita dalam wujud masalah masalah yang berdampak langsung kepada kita.

Itulah mengapa, keberpihakan pemerintah kepada masyarakat kecil teramat penting. Kelas menengah ke atas seperti anda dan saya, sudah cukup punya modal untuk mandiri. Orang orang tidak mampu ini tidak punya apa apa.

Itulah mengapa, KJP+ yang diusulkan Mas Anies dan Bang Sandi jadi teramat penting dan jadi salah satu alasan utama saya mendukung mereka. KJP+ akan bisa dirasakan manfaatnya oleh mereka yang saat ini tidak bersekolah karena bantuan non tunai-nya.

Itulah mengapa, Mas Anies merupakan orang yang tepat kalau kita sama sama merasa bahwa untuk menjadikan Jakarta lebih baik maka pendidikan jadi kunci.

Dari 4 nama yang sedang berlaga di Pilkada Jakarta hanya ada 1 nama yang paham betul dan sudah dari jauh jauh hari berkontribusi terhadap pendidikan.

Begitu mengerti pendidikan, sampai Mas Anies paham di mana letak kesalahan KJP sebelumnya. Keluhan Pak Basuki mengenai KJP yang sering disalah gunakan (ada yang untuk karaoke, dll) adalah karena kesalahan dalam metoda pendataan.

KJP melakukan pendataan dari sekolah. Sekolah mengumpulkan siapa siapa saja yang mau dibikinkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), lalu kesemuanya diajukan kepada Kelurahan. Di sini tentu akan ada kemungkinan error yang tinggi. Sekolah (Kepala Sekolah dan guru guru) tentu tidak dalam kapasitasnya untuk melakukan pendataan. Makanya banyak orang orang yang tergolong mampu, mendapatkan KJP. Dari mana kita bisa tahu ini? Ya kalau ada yang sampe dipakai untuk Karaoke kayaknya itu bukan kelas bawah deh.

Mas Anies melakukan pendataan KJP+ dengan bekerja sama dan menggunakan data dari BPS. Badan Pusat Statistik. Yang memang ahli dan memang pekerjaannya melakukan pendataan. Sehingga seperti kata Mas Anies “Yang paling penting, adalah tepat sasaran”.

KJP+ harus diberikan kepada yang membutuhkan. Diberikan kepada yang justru tidak mampu. Jangan sampai orang yang mampu, yang dalam gaya hidupnya ada kegiatan karaokean, justru yang dapat manfaatnya.

Lalu bagaimana cara Mas Anies untuk mengurangi resiko penyalah gunaan? Seperti yang Mas Anies udah pernah jelaskan di media, Mas Anies mengatakan akan membagi periode turun uangnya setiap tahun ajaran baru. Sehingga, uangnya turun tepat ketika kebutuhan akan pendidikan sedang mendesak. Yang jadi masalah adalah kalau uang diturunkan bulanan, maka uangnya keburu terpakai duluan sebelum kondisi membutuhkan. Sebuah solusi cerdik.

Begitu pahamnya Mas Anies akan pendidikan, beliau sampai menyelamatkan 23,3 Trilyun uang rakyat karena menemukan keanehan dalam dana tunjangan guru.

Saya tahu, di socmed banyak yang menuding justru ini salahnya Mas Anies. Tapi sebenarnya sudah dijelaskan di sejumlah media dan bahkan sudah pernah saya tulis di blog lengkap dengan surat dari kemendikbud kepada kemenkeu.

Saya juga tahu, belakangan banyak yang mencoba mengarahkan opini mengatakan Mas Anies ga beres jadi Menteri Pendidikan. Argumennya, adalah yang di bawah ini…

Mungkin anda juga sudah pernah melihat video yang dimaksud.

Sebenarnya ini menarik. Karena andai dia tahu, bahwa sebenarnya gaji guru (PNS maupun honorer) merupakan tanggung jawab Pemprov. Bahwa guru sampai menemui Mas Anies, justru menggambarkan betapa guru tersebut tidak diurusi oleh Pemprov, dalam hal ini dinas pendidikannya.

Kemungkinannya cuma 2: Yang ngetweet nggak ngerti, atau ngerti tapi pura pura dengan tujuan merusak nama Mas Anies.

Dalam rangka khusnudzon saya merasa yang mungkin adalah yang pertama. Mungkin nggak tahu. Tapi kok malah jadi kasian.

Jangan lupa, Mas Anies ini adalah orang yang berhasil membatalkan UN sebagai syarat kelulusan. Ini juga orang yang akhirnya dengan resmi mengeluarkan aturan yang melarang perploncoan. Juga orang yang menangguhkan kurikulum 2013 yang kontroversial tersebut.

Jangan lupa, dibandingkan dengan Bang Sandi, Pak Basuki, Pak Djarot, Mas Anies adalah yang paling berpengalaman dan memahami pendidikan.

Jangan lupa, bahwa anda bisa saja membenci orang orang intoleran, berkata bahwa anda melawan korupsi, mengutuk aksi terorisme, tapi berhenti di situ saja, anda tidak akan menyelesaikan masalah.

Maka kalau anda seperti saya percaya bahwa solusi banyak masalah di Indonesia adalah pendidikan, maka kita pastikan untuk memilih pemimpin yang paling paham pendidikan.

Karena yang Mas Anies dan Bang Sandi perjuangkan, adalah pendidikan berkualitas dan berkelanjutan. Untuk semua. Lewat program mereka, KJP+

 

 

 

15 thoughts on “KJP+”

  1. Whahahaha pendataan BPS pun bullshit. Ingat ngak berapa banyak kesalahan BPS pada pembagian BLT masa SBY? bnyak yg bermobil datang ambil dana BLT. Pandji cuma membela tuannya dengan tulisan ini, tidak objektif. Data sekolah tidak tepat, data BPS pun banyak salah. Lah wong pegawai BPS nya ngak kerja juga kok, jadi kalau mau tanpa penyelewengan, pandji aja turun ngedata sendiri, pasti tepat.

    1. BPS bertanggung jawab kepada siapa?

      Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik

      Oh berarti presidennya yang gak kerja!

    2. dengan segala kekurangan BPS, menurut anda siapa yang paling kompeten untuk melakukan pendataan saat ini ? apa guru ?

  2. Bang, menurut program ini kjp+ diberikan untuk semua anak usia sekolah 6-21 tahun. Sedangkan rata-rata yg ikut kejar paket A,B, dan C maupun keterampilan khusus/kursus usia nya udah di atas klasifikasi yg diberikan.. jadi mereka tetep dapat apa enggak?

  3. Yakin banget lu radikalisme masalah pendidikan.
    Padahal yg terbangin pesawat ke gedung WTC adalah dokter dan insyinur.

  4. Awalnya Anies bukan bicara KJP+ tapi pemberian KIP kpd masyrakat Jakarta yg telah menerima KJP. Hal ini ditolak Ahok krn menjadi duplikasi.

    Pandji sendiri yg menulis hal itu di blognya (bukan link tulisan di atas yg baru dibuat belakangan). Pandji berusaha misleading pembacanya tanpa pernah mengakui kesalahan.

    Ini link asli blog Pandji yg berkata ttg programnya Anies soal KIP & KJP:

    http://pandji.com/anies-akan-cabut-larangan-terima-kip-bagi-anak-tidak-mampu/

    Ide Anies ini mendapat celaan banyak pihak, walau, (sepertu Pandji bilang) dia mengaku sebagai orang yg PALING TAHU mengenai dunia pendidikan Indonesia.

    Sekarang bicara KJP+ dg mencuri ide Ahok hanya dg menambahkan kata “plus”, sementara pandangan asli di link atas TIDAK PERNAH dicabut.

    You are really being Jonru now. Gelarmu sekarang “Jonru dari Jawa”

  5. Saya copy and paste lagi comment saya di artikel lawasnya Pandji soal KIP, yg tdk pernah dijawab Pandji, malah membuat opini baru.

    ——- START ——

    Buat yang mendukung pandangan Anies, saya tantang, dan mohon jawab. Jumlah uang yang diberikan oleh KJP itu adalah hasil riset bank Dunia mengenai kecukupan bagi seorang untuk dapat bersekolah. Oleh karena itu Presiden Jokowi sudah mengingatkan agar jangan ada penerimaan duplikasi yang menyebabkan seorang siswa menerima berlebih karena rawan digunakan utk hal-hal lain, di luar tujuan sekolah

    http://www.antaranews.com/berita/495981/presiden-penerima-kip-tidak-ganda-terima-kjp

    Hal itu disampaikan saat Anies MASIH menjadi menteri pendidikan.

    Lalu kenapa sekarang Anies berpikiran lain dengan memperkenankan seseorang memperoleh double, saat masih banyak propinsi lain hidup susah. Di mana sila kelima dari Pancasila?

    Ayo siapa yang berani jawab, @panji kalau mau keluar dari sarang juga boleh lah…. 🙂

    —– END —-

  6. Bang, menurut program ini kjp+ diberikan untuk semua anak usia sekolah 6-21 tahun. Sedangkan rata-rata yg ikut kejar paket A,B, dan C maupun keterampilan khusus/kursus usia nya udah di atas klasifikasi yg diberikan.. jadi mereka tetep dapat apa enggak?

  7. Mungkin Kjp+ bagus dikasih buat FPI soalnya radikalisme dan intoleran asalnya dari mereka.

    Mulai dari bubarin sekte lain, razia puasa, sampe nutupin rumah makan, sampe organisir demo atas nama umat.

    Kita orang jakarta nggak akan lupa FPI itu siapa dan mereka afiliasi siapa.

  8. Bang.. Mudah2an lw baca komen gw..
    Inget gak lw bang di WIB (net) bang panji ngotot banget soal kahitna, padahal salah.. Salah kok ngotot..

    Nah itu yg w pikirin tentang elu bang.. Jangan munafik lah bang.. Apa sih anies?? Apa sih program dp 0%??

    Oke lah w pernah nonton stand up lu sampe 2 kali bang, tapi w lebih suka elu cerita tentang makan sosis babi di china daripada elu sok kritis terhadap layanan umum untuk difabel di Jakarta..
    Karna elu gak tau Jakarta itu satu satunya di Indonesia kota paling ramah terhadap kaum Difabel..
    Itu contoh aja bang..
    Jujur deh.. Apa elu gak sayang kalo jakarta dipegang sama anak buahnya pak wowo??
    Ya mungkin anies baik lah seperti yg lu bilang.. Nah kalo anies gak kuat sama antek wowo terus ngundurin diri??
    Bisa jadi bancakan jakarta.. Jadi ke masa jahiliyahnya pak kumis lagi..

Comments are closed.