Nasionalisme Komersil…

Tulisan ini adalah opini pribadi gue, tentang nasionalisme yang komersil.

Kemarin, seseorang melaporkan sebuah posting yang seperti marah karena ada yang buka toko Indonesiaunite di Ambassador.

Lalu muncul teriakan teriakan “Indonesiaunite di komersilkaaan!”

komersil


“kecewa terhadap orang yg mengkomersilkan indonesiaunite”

“harusnya gue tau bahwa ini akan terjadi”

“Abis itu orang ini ngaku ngaku temennya pandji lagi!”

Hehehe

Orang itu, memang temen gue. Namanya Iman Sjafei.

Dia pernah nanya sama gue tentang membuat toko yang menjual merchandise termasuk didalamnya kaos, indonesiaunite.

Gue bilang sama dia, gue stuju.

Lalu dia jadi bikin dan melaksanakan idenya itu (tidak sperti banyak orang yg ngomong doang tanpa realisasi)

Tiba tiba, orang orang ngamuk.

Padahal maksud dia adalah supaya orang dimudahkan kalau mau beli atribut.

Faktanya adalah, sampai hari ini orang selalu nanya ke gue SETIAP HARI bagaimana caranya beli kaos atau atribut Indonesiaunite…

SETIAP HARI.

Walaupun gue slalu mengarahkan ke invicuts, provotoko, DAMN i love indonesia, Wadezif, bolbal, dll tetep aja banyak yang nanya kemana harus beli.

Rasanya, harusnya ada lagi yg menyuguhkan hal hal berbau nasionalisme.

Malah kalau bisa di tiap area di Jakarta, tiap kota di Indonesia.

Termasuk toko si Iman di ITC Ambassador ini.

Toh, atribut adalah bagian penting dari sebuah perjuangan.

Atribut berfungsi utk 2 hal.

Menunjukkan keberpihakkan. Ini penting dan tidak bisa ditahan, karena ini adalah aktualisais diri

Kedua, atribut adalah alat yg penting untuk menyebarkan pesan.

Kalau gue jalan jalan pake pin pita kuning di dada gue, besar kemungkinan orang nanya

“Pita Kuning itu apa ya?”

Dari situ, gue akan terangkan semua, dan nyambung kepada anak anak penderita kanker yg diasuh oleh yayasan C3 (Community for Children w/ Cancer) sebagai mantan seorang sales gue tau bahwa lebih mudah kita menyampaikan sesuatu kalau orangnya duluan yang tertarik.

Indonesiaunite, harus terus disebarkan pesannya

Karena itu, atributnya harus ada.

Gue tau elo setuju bahwa indonesiaunite harus terus jalan, dengan itu pesan harus terus disampaikan, maka jawab pertanyaan gue, elo mau punya atribut dari mana? Bikin? Okay, tapi orang orang lain mau bikin ga?

Menurut gue, tidak ada salahnya menarik keuntungan dari nasionalisme.

Kenapa?

Karena walaupun elo me-non-profitkan karya lo, rejeki tetep akan datang ke elo.

Kenapa?

Karena itu (setau gue) dijanjikan Tuhan.

Kalau kita berbuat baik secara tulus, Tuhan menjanjikan rejeki yang berlipat.

Kalau kita membantu orang lain, Tuhan balas dengan rejeki

Walaupun tentunya, jangan berbuat baik berharap dapat rejeki Tuhan.

Nekat amat mau ngebohongin Tuhan, kita smua tau kita tidak bisa meliciki Tuhan

Tuhan akan berikan rejeki kepada orang yang BERHAK akan rejeki itu.

Misalnya gini

Gue memberikan profit RBT Kami Tidak Takut 100% untuk para pejuang sipil.

100% !!! gue ga terima duit sepeserpun padahal lagu ini adalah lagu gue yang paling terkenal , karena gue merasa salah bagi gue narik untung dari sebuah lagu yang telah menjadi kendaraan bagi bangsa Indonesia utk menyuarakan keberanian!

(please jangan dianggap sbg usaha menyombong, if you do, well i wont blame you. Its not ur fault u were born sceptical..)

Tapi kalau ternyata usaha itu membuat gue (misalnyaaaa) jadi terkenal gimana?

Gimana nolaknya coba?

Tuhan tau motivasi gue, kalau memang motivasi gue sbenernya pura pura beramal padahal mah nyari untung tidakkah Tuhan akan menahan rejeki itu?

Siapa kita untuk merasa bahwa seseorang tidak berhak akan rejeki?

Karena menurut gue pribadi, bukan elo atau gue yang berhak menentukan rejeki orang.

Tuhan yang menentukan rejeki orang.

Misalnya, Saykoji selalu bilang bahwa Garuda Hiphop tidak akan menarik uang, tidak akan mengkomersilkan karyanya.. kalau ternyata kami dipilih untuk keliling Indonesia, hotel enak, pesawat enak, makan enak oleh pemerintah untuk menyebarkan pesan nasionalisme, masak kita nolak?

Misalnya karena proyek Garuda ada seorang warga negara Indonesia yang senang dengan karya kami lalu kami diberi sekarung apel malang sebagai rasa terimakasih, masa kami musti menolak?

Gue diajarkan agama untuk tidak menolak rejeki. Rejeki datangnya dari Tuhan.

Okelah kita bisa menolak pemberian apel itu, tapi kita kan ga bisa menghentikan keinginan orang yg ingin memberi kepada kita sebagai rasa terima kasih.

In one way or anther, a goodness will be repayed by another goodness.

I believe in that.

Contoh terdekat, adalah par apejuang sipil yang akan mendapatkan hasil RBT Kami Tidak Takut tgl 10 november nanti.

Mereka berjuang ga minta apa apa… tapi bertahun tahun kemudian, gue dan banyak orang yg pake RBT KTT pengen berterimakasih dengan memberikan uang.

Masak mereka harus nolak? Padahal banyak diantara mereka yang hidupnya nggak makmur..

Tega sekali???

Jadi biarkalnlah kalau ada yg mengkomersilkan Indonesiaunite, one way or another, he?she will be helping a lot of people

Biarkanlah kalau ada yg mengkomersilkan nasionalisme karena komersil ataupun tidak, rejeki akan datang kepada merek a yang berbuat kebaikkan.

Terakhir dari gue, berhubungan dengan tokonya Iman dan kawan kawannya di Ambassador

Tidakkah elo sadar bahwa gara gara dia mau memudahkan orang utk beli atribut indonesiaunite dia jadi harus bayar sewa di ITC ambassador? Bayar gaji karyawan?

Dengan segala usahanya mendesain kaos, mengumpulkan atribut indonesiaunite dari rekanan rekanan lain supaya elo ga musti kemana mana lagi, dengan segala usahanya memudahkan elo beli atribut nasionalis, tidakkah elo mau berterima kasih kepada mreka?

Gila lo, mereka kan capek melakukan itu semua untuk kita.

Bukannya gampang melakukan apa yang mereka lakukan?

Tidakkan elo mau memberikan apresiasi kpd mreka dgn memberikan mereka keuntungan?

Tidakkha elo mau memberikan mereka rejeki lebih?

Gue sih mau.

PS: Semua kesalah pahaman ini , menurut gue hanya karena orang orang tidak saling kenal aja. Kita cenderung menolak apapun yang tidak kita pahami secara utuh. Sayangnya banyak orang bereaksi dan berkesimpulan, tanpa memiliki fakta yang utuh.. Capek lah berantem antar sesama..