Adriano doesnt care.
Mari kita mulai dari situ.
Adriano tidak peduli anda suka atau tidak, Adriano tidak peduli dengan perasaan anda, ketika dia di atas panggung untuk Stand-Up Comedy dia hanya ingin melakukan apa yang dia inginkan. Sesuatu yang membuatnya jadi serupa dengan Lenny Bruce daripada siapapun di Indonesia.
Komentar.
Social Commentary, mungkin istilah yang lebih keren.
Tidak ada yang luput dari lawakan Adri. Keluarga di grup whatsapp, istri, dirinya sendiri, ketiga paslon DKI dari Basuki, Agus dan Anies juga Sandi semuanya kena. Bahkan, Adri menertawakan penontonnya sendiri.
Tapi bukan itu yang menjadikan “Lo Pikir Lo Keren” itu spesial.
The Jokes are out of this world.
He is in a class of his own. Nobody else.
Adriano itu lucu bukan karena dia pintar membedah premis, bukan karena mind-mapping, bukan karena wajahnya bisa berubah-ubah ekspresi dan bukan karena gerak tubuhnya gila.
Adriano lucu karena cara berpikir dia memang lucu, ditambah kedisiplinan dan kerja keras untuk menemukan analogi yang tepat dalam bit-bit-nya.
Analogi, jadi semacam jurus andalan Adri. Dan setiap analogi yang dia akhirnya pakai, selalu tepat.
Cara dia bicara, intonasi, suara, jadi karakter yang berbaur sempurna dengan tipikal komedinya.
Begitu banyak catchphrase yang muncul dari mulut Adri, kalau semuanya dijadiin kaos, saking banyaknya dia bisa bikin Giordano sendiri.
Setiap kali ada kalimat keren yang muncul dari mulut Adri, saya selalu mikir “Gue musti inget inget nih kalimat buat gue tulis di blog nanti” tapi kenyataannya dia munculin lagi kalimat baru yang bikin saya lupa dengan yang tadi. Ini terjadi terus sepanjang malam.
Yang juga menarik adalah Adri tampak 100% sadar dengan apa yang ada di depannya. Tidak seperti banyak komika yang ketika di atas panggung seperti robot dan menjalankan set-nya tanpa mengindahkan penontonnya, Adri tampak sangat terkoneksi dengan penontonnya. Rasanya hanya itu yang membuat dia bisa seketika merasa harus membatalkan untuk membawakan sebuah bit. Dia buka bitnya, liat reaksi penontonnya, lalu memutuskan untuk meninggalkan bit itu. Agak seperti Kanye West.
Adri juga tampaknya sadar bahwa ada rasa janggal di benak penonton ketika dia membaca set-listnya yang ditempel di lantai depannya. Saya tidak menggunakan istilah “contekan” karena contekan itu disembunyikan, ini tidak. Semua orang bisa lihat urutan bit Adri. Dan dia tidak diam diam ketika membaca.
Awalnya, gerak gerik ketika dia membaca dan omongannya yang tiba tiba belok tanpa bridging masih lucu. Lama lama penonton tidak tertawa lagi dan Adri juga tidak berlama lama ketika membaca. Tapi dia tidak peduli. Baginya ini adalah “lomba” lucu-lucuan bukan hafal-hafalan. Yang penting joke-nya lucu.
Memang “Lo Pikir Lo Keren” bukan pertunjukan untuk semua orang. Justru itu adalah kualitas terbaik dari Stand-Up Specialnya Adriano ini. Kami yang menonton merasa nyaman berada di antara orang orang sepemikiran. Kami tau rasanya menjadi bagian dari penonton yang tidak sama seleranya, tidak sama kelakuannya. Terkadang bisa terasa sangat menyebalkan. Tapi kemarin di “Lo Pikir Lo Keren” kami seperti nongkrong bareng dengan orang orang yang satu selera, satu referensi.
Adri berencana untuk menggelar pertunjukan ini bukan hanya keliling Indonesia, tapi juga di Jakarta lagi.
Kalau kesempatannya tiba, saya sarankan untuk tonton dia.
Kalau suka, pasti akan suka sekali.
Kalau tidak, bisa jadi akan jadi benci.
Tapi tak apa, kemungkinan besar, Adriano Qalbi tidak akan peduli.
materi-materi stand upnya adriano ketika dilontarkan pas pertama denger saya ngerasa kesinggung.. tapi lama-lama.. Eh tapi dia kan ngomongin fakta… dan akhirnya lama-lama ikut terbahak bahak juga deh saya hahaha…
Sumpah gue cari tahu soal Adriano gara-gara postingan Lu, Bang.
Pingin nonton nih