Agak telat memang gue menurunkan cerita mengenai perjalanan gue ke Manado… But you know, better late than never.
Apalagi kalau elo tau betapa indahnya kota Manado.
Foto foto diatas diambil di sebuah tempat yang disebut Boulevard. Memang cocok dipakai pacaran walaupoun ternyata waktu gue kesana sedikit sekali pasangan yang memanfaatkan keindahan pantainya.
Gue rasa yang menarik dari kota Manado adalah landscape-nya.
Elo bisa lihat laut, tapi juga liat gunung.
Kota Manado sendiri berbukit bukit seperti yang bisa elo lihat di bawah ini.Overall, i love Manado. Walaupun gue sama sekali ga bertemu dengan wanita cantik di Manado.
Maklum, gosipnya kan disana gudang cewe cantik. Tapi gak ada yang berpapasan dengan gue sementara gue udah keliling keliling Manado.
Mungkin standar gue ketinggian, atau mungkin di benak gue yang cantik hanya Gamila 🙂
TAPIIIIIIII… seindah apapun kota Manado, ini bukan kota yang bisa gue tinggali.
Masalah utama gue disini adalah makanan.
Mereka terkenal dengan ikan. Tapi semua makanan ikannya pedas pedas.
I hate spicy food. What i like though is sambel bajak, sambel terasi, dll.
Supaya gue bisa nyocol dan menakar tingkat kepedasannya.
Selain ikan ikanan pedas, Manado menyimpan makanan makanan teraneh yang pernah gue liat.
Dibawah ini adalah foto sebuah restoran di daerah Tinoor. Tinoor itu kayak puncak pas. Bedanya tinoor cuma 15 menit dari kota Manado
(seperti yang gue bilang, Manado berbukit bukit)
Kata temen gue yang orang Manado, restoran Tinoor ini sering masuk TV dan baru saja dikunjungi Pak Bondan (Mak Nyuus). Karena penasaran, kami memutuskan utk makan disini.
Waktu gue duduk di dalam restoran, gue langsung dihampiri ibu ibu yang nampak seperti pemilik rumah makan ini.
dan dia menjawab
” TIKUS, BABI HUTAN, KUCING, ANJING, KELELAWAR!”
Gue kaget dan refleks bertanya “Ibu tadi ngasi tau makanan atau menghina saya???”
Dibawah ini ada foto seporsi kelelawar di Tinoor