Gue baru saja pulang dari kota Medan.
Saat ini gue nobatkan jadi salah satu kota favorit gue.
Gue ngemsi di kota ini dan memaksakan diri untuk bisa menikmati kota ini.
Ngemsinya sendiri dari jam 10 pagi sampai jam 8 malam.
Di Plaza Medan Fair.
Orang mengenalnya sebagai satu satunya tempat di Medan yang ada Carrefour.
Kota ini, lebih menarik daripada beberapa kota lain yang pernah gue kunjungi (diluar Bandung tentunya… nggak ada yg bisa melawan Bandung)
Lebih banyak hal menarik yang bisa gue datangi.
Perkembangannya cukup pesat sebenarnya.
Property-pun disana, cukup mengejutkan: Masih Murah.
Disana masih ada rumah dengan harga Rp 200-300 juta dengan luas bangunan dan lokasi yang kalau dibandingkan dengan Jakarta setara dengan rumah yang nilainya sekitar 600-700juta.
Gamila sempet nanya ”Mau investasi?”
Gue langsung menjawab ”Nggak ah”
Setelah itu gue berpikir ”Hmm, kenapa gue tadi jawab nggak ya?”
Ada beberapa pengalaman menarik di Medan…
Pertama, kunjungan gue ke KISS FM.
Ketika gue sampai medan, jawaban semua orang mutlak sama ketika ditanya radio nomor satu di Medan: KISS FM.
Ternyata gue baru tahu, mereka mau ulang tahun ke 40!
WHATTTT??? 40 TAHUNNN???
Perhaps they have been long enough in the business to know a lot of things to make it in this business.
Waktu gue datang kesana sekitar jam 20.30 dan radio itu masih ramai dengan (yang nampaknya seperti) penyiar.
They are relalitvely young.
And to my surprise, sounded very Jakarta.
Kalau ngobrol, logat Medannya ketara banget, tapi kalau lagi siaran… Damn, I couldve sworn they are from Jakarta.
I don’t know if it’s a good thing or not, but if everybody considers them as number 1, then they must be doing good.
Di Bandung waktu HRFM Bdg tidak diperbolehkan berdialek dan berlogat sunda, prestasi kami tidak baik. Orang Bandung skeptis dengan yang terlalu Jakarta. Ketika kami kembali jadi diri sendiri, barulah pendengar terbuka terhadap kami.
Mungkin ini tidak berlaku di Medan.
Lagu gue (katanya) sempet jadi nomor 1 disana, dan cukup lama bertahan di chart (kalau 7 minggu dibilang lama). Sayangnya karena distributor album gue yang sebelumnya ini butut, maka CD gue nggak sampe sana.
Gue agak kecewa karena gue gagal memanfaatkan momentum. But what can I say, I made a bad deal with a bad partner. Yaitu si distributor itu.
Sekarang gue beralih ke REMIX.
Tuh, gue tulis namanya, biar kalau ternyata masih butut juga distribusinya, you know who to blame.
The interview, was great. It was very fun. They threw great questions.
My song get to air, I get to connect with rekan sebaya (Hardrockersnya mereka)
Efeknya cukup baik, karena besoknya (hari minggu) dalam perjalanan pulang ke hotel abis ngemsi, penyiarnya baca sms dari pendengarnya
“Ini ada sms dari XXXX yang bilang, lagu Pandji UNTUK INDONESIA keren! Lumayanlah daripada lagu lagu cinta cengeng, kata adek gue kemarin malam Pandji datang ya ke KISS?”
Penyiarnya kemudian mengiyakan kedatangan gue.
Bahkan dalam perjalanan menuju Airport di hari senin, KISS memainkan lagu gue ADA YANG SALAH feat. Tompi.
So bottom line, it was fun. Bahkan Dipo senang berada disana.
Ditambah music directornya bernama Anca kemarin menawarkan gue untuk makan duren. Hell, I loved to. Sayang gue harus menjaga darah tinggi dan kolesterol dan asam urat gue.
Gue kemudian mencoba untuk makan di restoran yang katanya terkenal di Medan yang kebetulan ada di Plaza Medan Fair tempat gue ngemsi.
Namanya Jala Jala restoran tapi orang mengenalnya dengan nama Nelayan Seafood.
Gosipnya, dimsumnya enak.
HAH! Ternyata bukan gosip. EMANG SADISTIKUS BIADABIS!
Terutama makanan yang bernama LENG HONG KIEN dengan harga Rp 15.500 per porsi.
Ada sih yang biasa biasa aja, tapi overall, enak banget.
Malamnya gue jalan dengan seorang teman gue.
Gue kenal dia dari hobi kami yang kebetulan sama.
Orangnya sangat baik, senang menjamu dan ngajak jalan jalan.
Saat belum banyak yang pulang bawa Zulaikha, gue udah diajak kesana duluan.
Gue dijemput di hotel dan kami jalan jalan mencari TAHU KUA HECI.
Inilah bagian yang seru.
Gue keliling keliling kota Medan sampai kepada komplek Cemara, tempat yang terkenal banyak seafood . Daerahnya kayak perumahan biasa, tapi rukonya nyaris semua seafood.
FRANCE seafood (paling depan) katanya paling terkenal.
Tapi mereka tidak menjual TAHU KUA HECI, akhirnya teman gue membawa gue ke daerah china town Medan yang disebut Selat Panjang. Ketemu juga gue dengan Tahu kua heci yang ternyata adalah tahu kuning dengan kuah aci yang manis pedas, ditambah kepiting goreng.
Lagi lagi gue tergila gila. Enak banget.
Kemudan gue diajak melihat Jalan Semarang (yang mirip Gardu Jati di Bandung) yaitu tempat makan chinese food pinggir jalan.
Gue juga lewat warung kopi elizabeth yang merupakan tempat nongkrong yang (istilahnya Gamila) lebih egaliter daripada Merdeka Walk.
Dua tempat diatas rame banget.
Dalam perjalanan pulang ke hotel, temen gue ngajak minum Liang Teh yang asli (maklum, biasanya minum kalengan)
Gue minum yang manis, Gamila minum yang pahit… dan akhirnya dia menyesal sendiri karena emang pait banget.
Baru kami pulang dan istirahat di hotel.
Yang menarik sebenarnya adalah tokoh temen gue ini.
Dia adalah seorang pengusaha.
Gue ga akan menyebutkan namanya.
Berhubung dia datang dari keluarga yang dikenal di Medan, dan berhubung dia sendiri yang bilang bahwa mulut orang Medan kadang suka ngomongin.
Jadi gue tahan namanya untuk melindungi hari harinya.
Dia, adalah seorang pengusaha SAMPAH.
Alumunium, besi, botol dan kertas.
Sebagai supplier, dia kumpulkan semua rongsokan itu, distribusi ke pabrik kliennya untuk dilebur dan dijadikan barang fungsional baru.
Dia cerita bisnisnya dari ketika dia masih belajar hingga sekarang ini.
Selama 2 tahun dia belajar pada pamannya TANPA DIGAJI!
Hanya dapet uang bensin dan makan, Makannyapun RANTANG.
Sekarang, dia mengaku sudah jalanin bisnis sendiri dan berpenghasilan gila gilaan.
Lonjakan yang cukup drastis dari orang yang selama hidup 3 tahun hanya bisa makan nasi, tempe dan tahu goreng.
Seperti yang elo dan gue tahu, bisnis sampah akan hidup terus karena umat manusia terus memproduksi sampah. Mafia New York-pun bisnis legalnya sampah.
Dia bilang secara overall, kalau mau diadu, pengusaha chinese dan ”orang elo” (istilah dia untuk pribumi – tanpa bermaksud apa apa tentunya) akan pasti dimenangkan oleh orang chinese..
Katanya ”Nggak bisa dibandingkan!”
Secara prinsip, orang chinese dan orang pribumi jauh berbeda.
Dia kemudian bilang ke gue “Mau tahu nggak rahasia bisnis orang chinese?”
Gue mendengarkan dengan seksama, dan cukup terkejut dengan kebenarannya.
Gue inget kembali semua bisnis chinese dari kecil sampai besar.
Semuanya sesuai dengan kata temen gue.
Kalaupun ada orang pribumi yang sukses berbisnis (dalam industri apapun) dia memang menggunakan metoda yang sama dengan pebisnis chinese.
Dia kemudian bilang, ”Jangan kasih tahu rahasia dagang ini ke siapa siapa ya, gue cuma bilang ke elo”
Karena itu dengan amat sangat maaf, gue nggak bisa buka ke elo.
Tapi kalau gue bisa menjalankan apa yang dia katakan, semoga elo bisa lihat hasilnya pada bisnis gue kelak
Yang lebih mengejutkan lagi, gue inget ternyata Gamila sudah lebih dulu pernah bilang rahasia dagang itu ke gue… Gue tanya ”Kok kamu tau Mil?”
Dia menjawab ”Aku kan Cina”
Setelah gue pikir pikir, iya juga kali ya? Habis, dia udah tinggal di Kelapa Gading dari jamannya MKG 1 masih jadi Wendy’s dan perumahan masih kosong.
Wajar aja dia paham…