Merdeka selama 65 tahun, tapi belum Merdesa.
Ini salah satu masalah kita. Yang menjadikan kita susah untuk benar benar bangkit.
Kita punya mental majikan.
Perhatiin aja rumah para “middle class” Indonesia
Rata rata punya pembantu.
Ngaruhnya apa?
Ngaruhnya kita terbiasa untuk nyuruh beresin rumah kalau liat rumah kita berantakan, atau kalau ingin sesuatu.
Padahal yg berantakin kemungkinan kita sendiri
Dan padahal bikin kopi juga bisa sendiri.
Dengan alasan “Kan gue gaji untuk bantu bantu?” mereka memilih untuk duduk tenang sambil nonton TV sambil nunjuk2 “Beresin itu dong, ambilin air es dong”
Padahal, kalau hal hal seperti itu kita bisa lakukan sendiri, pembantu jadi lebih fokus tenaganya untuk melakukan hal hal lain yang mungkin “lebih males” untuk kita lakukan seperti nyuci baju dan setrika atau entahlah apa.
Sama keadaannya dengan para pemuda Indonesia
Dengan alasan “Pemerintah dan DPR kan digaji pake uang pajak dari gue..” akhirnya pemuda lebih seneng nyuruh nyuruh Pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, menurunkan biaya sekolah biar yang tidak mampu bisa sekolah, memberikan fasilitas kesehatan berkualitas dan gratis untuk masyarakat yang tidak mampu.
Padahal, kita bisa lakukan sendiri.
Mereka juga melakukan perubahan, KITA juga.
Ada 2 jenis pemuda di dunia. Mereka yang menuntut perubahan, dan menciptakan perubahan. Dua duanya harus ada. Nah sekarang, liat lingkungan kalian. Sudahkah ada keduanya? Kalau belum, maka ada yang salah dengan lingkungan tersebut
Salah, karena kalau pemuda cuma bisa menuntut doang, itu pertanda bahwa mereka punya mental majikan…
Kalau saya tanya, apa masalah terbesar di Indonesia, umumnya menjawab kemiskinan dan korupsi.
Kalau memang kemiskinan adalah masalah kita, mengapa anda tidak pernah melakukan apa apa untuk menghapus kemiskinan?
Apa yang pernah anda lakukan untuk menurunkan 8 poin Millenium Development Goals?
Taukah anda apa itu MDG? Mungkin usaha menurunkan angka kemiskinan bisa dimulai dari situ.
Lalu taukah kenapa korupsi merajalela?
Salah satunya adalah karena kita biarkan mereka terjadi dengan ketidak pedulian kita terhadap politik.
Kita dengan acuh berkata bahwa kita benci politik. Karena politik itu busuk.
Apa hasilnya? Kebencian kita terhadap politik membuat kita tidak peduli, tidak mengerti dan tidak tahu.
Padahal pada Pemilu kita berbondong bondong untuk nyontreng, tidak dilengkapi dengan pemahaman politik yang benar.
Korupsi dilakukan oleh orang orang tidak benar yang duduk di jabatan yg memungkinkan untuk korupsi.
Jangan biarkan mereka duduk disana.
Pilihlah pemimpin kita dengan benar. Berpolitiklah.
Gunakan kekuatan kita. Gunakan suara kita. Gunakan dengan baik dan benar dan bijak.
Negara kita masih muda, jangan berkelakuan seakan mengubah Indonesia sudah terlambat karena Indonesia, akan ada untuk selamanya.
Merdesa.