Apa rasanya ya kerja sekerasnya, berkreasi sebaiknya, lalu setelah dapat hasilnya, kena pajak penghasilan 30% – 52% ?
Tanya saja kepada penduduk Belanda.
Waktu saya di Amsterdam, kaget juga rasanya. Walau kita bisa berargumen bahwa tentu standar penghasilannya di atas kita tapi coba anda rasakan saja penghasilan anda hilang lebih dari setengahnya.
Tentu tidak berlaku rata, semakin besar penghasilan semakin besar pajaknya.
Di sisi lain, parkir di Amsterdam sejam Rp 75.000. Saya dan rombongan Mesakke Bangsaku World Tour naik taksi selama kurang lebih 15 menit, tarif yang kami bayarkan nyaris satu juta rupiah. Sekitar Rp 800.000-an
Kemana semua uang itu pergi?
Rata rata ke infrastruktur & ke sistem jaminan sosial yang menjamin tidak ada yang akan mati karena jatuh miskin di Belanda.
Termasuk mereka yang pemabuk, penjudi & pemalas.
Mereka mereka tadi yang hidup di pinggir jalanan akan mendapatan makanan, uang & tempat berteduh dari pemerintah. Ketika mereka mengemis di pinggir jalan adalah karena mereka ingin uang lebih untuk mabuk, atau judi.
Infrastruktur di Amsterdam sih cukup bagus. Tidak terlalu spesial sebenarnya. Tram membawa kita ke manapun. Sisanya, kebanyakan orang di Belanda naik sepeda. Ada jalurnya yang membuat mereka bisa kemanapun kapanpun.
Pemerintah juga menganjurkan rakyatnya untuk mulai menggunakan mobil listrik dengan cara memberi diskon kalau mau beli mobil listrik & menyediakan alat untuk ngecharge mobil di beberapa titik secara gratis.
Sekilas, kesannya tidak enak tinggal di Amsterdam. Tapi kalau kita perhatikan masyarakatnya, mereka justru tampak….. bahagia.
Amsterdam, mencerminkan kebebasan yang bertanggung jawab ala Belanda.
Di sini ada partai politik utk para gay, ada Red Light District di mana anda bisa menghisap ganja secara legal, juga menikmati (kalau anda mau & punya uangnya) prostitusi legal. Di hari hari tertentu kalau anda beruntung gadisnya cantik cantik sekali. Istri sayapun bilang cantik.
Lucunya, di negara yang segalanya serba bebas ini penjara penjara banyak tutup. Dibongkar & dibangun ulang jadi kompleks perumahan atau kantor.
Mengapa penjara ditutup?
Nggak laku.
Kejahatan turun drastis.
Lucu ya. Bebas tapi tidak ada yang kebablasan.
Standup di Amsterdam adalah sebuah kebahagiaan tersendiri. Bisa jadi di antara semua destinasi Mesakke Bangsaku World Tour, paling banyak warga Indonesia yang menetap sejak lama adalah di sini. Membawa kisah mengenai Indonesia kepada mereka adalah sebuah kehormatan.
Pelajar yang ada di sini juga entah kenapa memberi kesan yang beda.
Banyak yang bilang pelajar Indonesia di Berlin orangnya saklek, disiplin, serba buru buru karena harus tepat waktu. Itu terasa juga oleh kami, tapi pelajar Berlin otaknya gila gila. Mereka menyambut meriah joke joke yang keras.
Sebaliknya, pelajar di Belanda anak anaknya terkesan santai santai, tapi relatif lebih santun & konservatif. Awwe & saya merasakan bedanya sambutan yang didapat ketika melemparkan joke yang nyeleneh.
Tapi ga tau bagaimana ceritanya saya yang rencananya stand-up selama 1.5 jam, malah akhirnya stand-up 2 jam 15 menit di Amsterdam.
Keasikan rupanya karena penontonnya seru.
Bahagia.
Saya yang hanya di Amsterdam beberapa hari tertular kebahagiaan yang ada di udara Amsterdam. Manggungnya nikmat, jalan jalannya seru, tinggal di tempat yang nyaman yaitu di apartemen milik Trisya seorang pelajar Indonesia yang tinggal bersama flat-matenya Icha.
Mereka jadi “ibu kost” yang ramah & pengertian. Mengingat rombongan 8 orang ini tentu merepotkan.
Kelak saya ingin kembali.
Mungkin bersama anak anak.
Ingin kembali merasakan keseruan itu.
Kebahagiaan itu.
look at that face. very peacefull.. kya gak nunggak utang 😛
Amsterdam… disiplin, keren, dan bahagia. Gue nggak bisa bayangin seberapa serunya kota itu. Yang pasti suasananya asik banget! 🙂
Keren, kapan=kapan boleh dong ikut tournya
Helo mas Panji. Telat nih baca ini, kebetulan saya lagi cari info tentang pertunjukkan mas Panji waktu di Amsterdam. Waktu itu saya nonton juga lho, keren abis dan jahatnya sebelum pertunjukkan dimulai penonton diharuskan nyanyi Indonesia Raya. kenapa jahat? karena saya gak bisa nahan air mata terharu dan bangga harus nyanyi lagu itu dikala saya rindu Indonesia.
Kehidupan di Belanda memang tidak mudah. Bekerja keras, duit cuman lewat karena bayar pajak yang gila gilaan, tapi di satu sisi Belanda punya infrastruktur terbaik diantara negara negara Eropa lainnya. 😉
Sukses selalu! Ditunggu konser berikutnya di Amsterdam yak!
Dede