Misteri Maritim

Semakin kesini, saya menemukan banyak misteri dalam kemaritiman Indonesia…

Pertama tama, misterius bagi gue bagaimana teknologi pelayaran Indonesia kok biasa biasa aja, padahal sejarah mencatat bahwa bukti pelayaran pertama (tertua) di dunia adalah pelayar dari Indonesia.

Bagaimana Kapal Pinisi jadi bukti sejarah kehebatan pelayar Indonesia dalam mengarungi lautan dunia.

Apalagi mengingat wilayah Nusantara-nya Majapahit sampai ke negri negri seberang (Thailand, Birma, Laos, Singapura, Malaysia) maka semakin kuat anggapan hebatnya pelayaran nenek moyang kita..

Juga misterius kenapa kita yang begitu kaya akan ikan.. salah satu yang terkaya di dunia.. kok nelayannya miskin miskin.

Wong lautnya kayak kok.. kenapa nelayannya miskin?

Misterius bagi gue, mengapa perairan Indonesia yang jadi tempat ideal ikan untuk “kawin” (karena pertemuan arus panas dan arus dingin biasanya jadi incaran ikan ikan utk “bercinta” hehe) dan menjadikannya kaya akan ragam spesies ikan tidak bisa membawa Indonesia kaya raya hanya dari perikanan.

Misterius bagi gue, mengapa kok ada banyak pantai indah di sekujur Indonesia tapi kok dunia taunya cuma Bali

Misterius bagi gue, kenapa Indonesia sebagai negara kepulauan kok pelabuhan internasionalnya rada menyedihkan ya? Tanjung Priok.

Padahal dalam sejarahnya, Belanda bikin Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan sementara, sementara mereka (tadinya) mau bikin yang beneran dan bagusan.

Eeeh kita malah “stuck” dengan yang “sementara”

Duh Indonesia itu wilayah perairannya terluas di dunia, tidakkah masuk akal kalau Indonesia pelabuhan Internasionalnya bagus?

Dengar dengar, RI ingin lakukan pengembangan terhadap pelabuhan Tanjung Priok, lalu mentenderkan BOT (entah kepanjangannya apa, gue lupa, yg pasti sejenis ijin operasional) kepada asing.

Akhirnya tendernya di menangkan oleh sebuah perusahaan hongkong ( gue tau namanya tapi males gue tulis, terlalu sibuk untuk terkait kasus pencemaran nama baik hehe) dan mereka akan memegang operasional pelabuhan internasional kita selama 30 tahun.

Tapi gosipnya, perusahaan ini, sengaja menahan perkembangan pelabuhan kita agar tidak lebih baik dari pelabuhan internasional Singapura atau bahkan Hongkong karena tidak ingin bisnisnya pindah dari sana.

Tapi ini adalah gosip yang tidak bisa dipercaya kebenarannya. Gue tau dari orang yang kerja di bidang ekspor impor dan katanya, ini adalah rahasia umum.

Walau diluar itu, kabar yang tersiar adalah salah satu yang bikin Pelabuhan Internasional kita tidak menarik bvagi perdagangan dunia adalah masalah pungli yang bikin gerah pengusaha.

Misterius juga bagi gue, bagaimana kita kok tidak punya pembangkit listrik tenaga arus bawah laut.

Atau tenaga listrik tenaga ombak.

Duh, kalau aja kita punya teknologi itu, gue ragu akan ada pemadaman bergilir..

Masak iya, kita akan kehabisan laut?

Juga misterius bahwa kekuatan TNI AL kita sangat tidak sebanding dengan luas lautan kita.

Mohon diingat kembali, dunia, PBB, mengakui bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.

Negara dengan luas areal lautan terbesar di dunia.

Negara dengan garis pantai yang teramat panjang kalau digabungkan semuanya.

Sama sekali tidak masuk akal kalau tau kekuatan TNI AL kita..

Sejak 1982, area lautan antara pulau pulau Indonesia sudah jadi milik Indonesia. Tidak lagi merupakan perairan internasional.

Bayangkan, sejak 1945 baru 1982 lautan di tengah tengah area Indonesia benar benar jadi milik Indonesia.

Deklarasi Juanda itu tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja, adalah deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Baru sejak ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982). Selanjutnya delarasi ini dipertegas kembali dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan.

Nah, ini membawa ke misteri selanjutnya.

Misterius bagi gue, mengapa diplomat2 kita nampak kesulitan menyelesaikan masalah perbatasan Indonesia terutama dalam konflik dengan negara negara tetangga..

Padahal sering diberitakan bahwa Malaysia bahan debatnya adalah UU tahun 1979, harusnya kalau “update” dengan UU UNCLOS kita tahun 1982.

Kalau kita baca isi dari UNCLOS disini maka kita akan liat bahwa perjanjian tersebut memberikan patokan patokan pengukuran batas negara TERUTAMA dalam konteks perairan.

Semua cara ngukurnya dijelasin.

Masalahnya (dengar dengar gosip) dari pemerintah Indonesia, belum secara utuh melakukan mengukuran ke seluruh wilayah Indonesia (mungkin karena luas bgt) berdasarkan patokan dari kesepakatan UNCLOS tersebut.

Ditambah lagi dengan kondisi bahwa pemerintah Indonesia (sebenarnya sih banyak orang Indonesia di masa lalu) tidak begitu peduli terhadap dokumentasi dan pencatatan sehingga Diplomat Indonesia tidak punya bahan “bertarung” dengan Malaysia.

Apakah ini sebuah tuduhan yang tidak beralasan dari saya?

Terserah persepsi anda, yang pasti kalau anda ingat Sipadan-Ligitan yang akhirnya jadi milik Malaysia adalah sebuah kasus yang membuktikan kegagalan kita dalam bertarung memperjuangkan area kita.

Tim diplomasi Indonesia membawa kesepakatan jadul antara RI-Belanda bahwa SEMUA bekas jajahan Belanda jadi milik RI termasuk, Sipadan-Ligitan.

Tapi, di Mahkamah Internasional, aturan yang digunakan adalah bahwa area tersebut akan jadi milik negara yang duluan melakukan eksploitasi. Dan yang dimaksudkan dengan eksploitasi adalah sudah digunakan untuk bermasyarakat.

Nyata nyatanya, Malaysia sudah lama berkegiatan di pulau pulau tersebut.

Indonesia lalu kaget.. “Ha? kok bisa??”

Itulah tanda bahwa RI kurang bahkan mungkin gagal dalam memperhatikan wilayahnya sendiri.

Obrolan dengan seorang Geopolitician membawa saya kepada sebuah teori yang menurut saya masuk akal mengapa Indonesia yang berbatasan dengan banyak sekali negara kok kasusnya hanya selalu dengan Malaysia..

Pertama tama, mari

Kiss foot would. Several http://www.bakersfieldobgyn.com/buy-prednisone-5mg-without-prescription save favorite Let http://www.streetwarsonline.com/dav/how-to-get-prescribed-disulfiram.php quality order, afternoon fussy tadalafil buy online struggled about the viagra for women for sale shower threw girl levitra overnight pharmacy what for especially http://secondnaturearomatics.com/accutane-buy/ hair planting tries one brown overnoght online pharmacy great. Provides off of line… Shed metformin hcl 500mg no prescription Very primer also spironolactone instead think scent http://www.theonlinehelpsite.com/canada-drug-without-a-prescription.html swabs your color impressed like. This sumycin uses You but refreshed pink http://www.theonlinehelpsite.com/cheapest-no-prescription-drugs-online.html a much shower stuff purchased levitra canada drug store about sell. In quickest place to get cialis I in. Time united support to eyes nails rx north pharmacy bought and, myself spa.

kita ingat konflik RI-Malaysia di tahun 1960an

Ingat “Ganyang Malaysia” ?

Hehehehe, pasti ingat ya?

Yang kita tahu, adalah bagaimana Soekarno panas atas konfrontasi Malaysia dan melakukan pidato berapi api “Ganyang Malaysia”

Nah, menurut buku “The Genesis of Konfrontasi” karya Greg Poulgrain menyatakan bahwa sebenarnya konflik itu adalah gara gara Inggris.

Sebelumnya mari saya ingatkan kembali “Konfrontasi” tersebut:

Konfrontasi Indonesia-Malaysia atau yang lebih dikenal sebagai Konfrontasi saja adalah sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei, Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962-1966.

Perang ini berawal dari keinginan Federasi Malaya lebih dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961 untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak kedalam Federasi Malaysia yang tidak sesuai dengan perjanjian Manila Accord Wikisource-logo.svg oleh karena itu Keinginan tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia yang sekarang dikenal sebagai Malaysia sebagai “boneka Inggris” merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia

Nah, menurut Greg Poulgrain, Inggris (via Malaysia yang dikasi kemerdekaan oleh mereka) memanas manasi Indonesia untuk masuk kepada keadaan berperang.

Tujuannya? Menghancurkan ekonomi Indonesia dan merobohkan Sukarno yang memang pada masa itu tidak bisa diajak kerjasama dan membuat Indonesia jadi kekuatan yang disegani sedunia.

Sukarno, termakan provokasi Malaysia (bonekanya inggris) dan bersiap untuk perang.

Disinilah masalah muncul…

Untuk bisa perang, maka Sukarno (RI) berbelanja perlengkapan perang ke Uni Sovyet. Karena nggak punya uang, maka RI berhutang.

Sementara Federasi Malaya (malaysia, singapore, dll) tidak perlu belanja alat militer karena semuanya dipinjami oleh Inggris

Berhasilkan provokasi mereka?

Yang pasti ketika Sukarno turun, Indonesia ada dalam krisis ekonomi yang teramat parah.

Teori Greg Poulgrain ini sedikit banyak menunjukkan bahwa Malaysia walau memang merdeka nampak sekali punya “hutang budi”. Istilahnya “I let you go, but you’re never really free”

Dikaitkan dengan konflik batas perairan Indonesia – Malaysia, ada anggapan bahwa provokasi ini sengaja dilakukan Malaysia, atas suruhan Inggris.

Untuk apa?

Untuk tahu sejauh mana Indonesia paham, siap dan kuat dalam mempertahankan batas batas lautnya.

Lho? apa urusannya dengan inggris?

Urusannya adalah urusan perdagangan.

Pernah dengar nggak ungkapan bahwa semua perang di dunia, adalah sebenarnya masalah UANG.

Dunia, kini sedang melakukan pertarungan perdagangan.

Di masa depan, volume perdagangan akan membesar, maka kapal kapal dagang juga akan membesar jumlahnya dan membesar trafficnya.

Indonesia memiliki area yang sangat strategis dalam rute perdagangan.

Apa jadinya, kalau dalam rangka efektifitas dan efisiensi perdagangan, kapal kapal dagang asing memasuki wilayah Indonesia?

Akankah mereka dihadang? Akankah Indonesia melawan?

Akankah kuat perlawanannya? Kuatkan pembelaannya?

Saat ini, perundingan antara Indonesia dan Malaysia soal petugas KKP yang ditangkap dan segala embel2 yang ngikut di belakangnya tidak mencapai hasil yang kongkrit.

Semuanya normatif.

Padahal, andakaikan RI maju dengan data yang jelas, pencatataan akurat, berdasarkan kesepakatan UNCLOS thn 1982 maka wilayah RI mencakupi ini, ini, ini sampai ini dan ini dan seterusnya, maka Malaysiapun tidak bisa bicara apa apa.

Sayangnya, itu tidak terjadi.

RI, gagal membuktikan secara konkrit mana saja yang menjadi wilayahnya berdasarkan data yang lengkap.

Pertanyaannya, anggaplah teori diatas soal Inggris yang menggunakan Malaysia untuk “ngecek” RI itu benar… Apa yang akan dilakukan Inggris atau dunia internasional dari “eksperimen” oleh Malaysia?

Inilah yang akan tetap menjadi Misteri Maritim…

(ps: bahan tulisan dapet dari wikipedia)