Beberapa minggu yg lalu, gue pernah ngetweet bagaimana musisi top dunia berbondong bondong ke Indonesia utk nyari uang
Kenapa? Krn dulu boro2 ada artis dunia yg ke Indonesia ketika lagi jaya jayanya. Bisa dihitung jari. Cuma NKOTB, Richard Marx dan mungkin Bon Jovi yg dateng ke Indonesia tdk lama setelah rilis album
Setelah itu, karena travel warning banyak musisi yg enggan ke Indonesia
Sekarang, dari Bieber, Bruno Mars, Maroon 5 sampai David Foster dan Andrea Bocelli (gmn sih nulis namanya?) semua ke Indonesia.
Bahkan gue baca di The Marketeers, tiket Maroon 5 yg dijual di Indonesia kalau dijadiin dolar lebih mahal daripada harga tiket Maroon 5 di US
Di US, harga tiketnya diturunin aja tetep susah terjual. Di Indonesia, udah mah lebih mahal harga tiketnya, terjual ludes dlm 1 hari saja.
Ini karena, perekonomian US dan Eropa lagi kurang baik.
Sementara Indonesia, scr makro membaik dan kuat.
Mana mungkin artis2 terkenal kayak Janet Jackson mau dateng ke Indonesia kalau bukan karena keyakinan bahwa tiketnya pasti dibeli orang..
Tapi (nah ini bagian utama dari tulisan ini) sebanyak banyaknya artis US yg ke Indonesia, tetap sangat sedikit rapper US kelas atas yg mau ke Indonesia.
Memang kemarin Pitbull, N*E*R*D, sempat ke Indonesia, tapi nama nama itu bukan nama besar di dunia hiphop.
Eminem, JayZ, Lil Wayne, Kanye West, 50 Cent, ga ada yg mau kesini.
Bahkan Snoop Dogg aja ga mau.
Padahal, Kanye dan Snoop bersama dgn Bone Thugz N Harmony kemaren sempat tour asia. Dari Singapore, lompat ke Australia, melangkahi kita.
Mengapa?
Pertama memang mereka harganya jauh lebih mahal dari pada misalnya Justin Bieber, Maroon 5 dan Beyonce Knowles.
Kedua, di US rapper2 adalah ahlinya diversifikasi. Bentuk diversifikasi paling utama bagi rapper adalah berbisnis.
Inilah yg membuat mereka perekonomiannya tdk terguncang walaupun krisis melanda US dan penjuala tiket ataupun CD melemah.
Music industry has been a disaster over the past decade, but one artist has been able to amass a fortune worth up to $ 500 million. And its not from iTunes download:
JayZ.
Dari mana pemasukan Jay Z? Tour masih jadi pemasukan utamanya. Jay Z sedang tour bersama U2.
Terdekat ke Indonesia adalah waktu JayZ bersama U2 konser di Australia.
Jay Z sendiri, jago berbisnis.
Started rocafella records to give himself more money.
Major label ga mau nawarin dia deal rekaman, kalaupun ada, potongan yg didapat Jay Z kecil. Jadi dia pikir “Gue bikin aja label sendiri”
He then made a song that mention the clothing “Iceberg” in his lyrics. Clothing “Iceberg” tersebut penjualannya meroket.
Mencium peluang bisnis, JayZ dan temennya Damon Dash menawarkan diri menjadi brand ambassador.
Iceberg menolak. Jay Z pikir. Gue nampaknya punya pengaruh cukup besar utk bikin org mau beli Iceberg, dia pikir “Daripada gue ngutungin orang, mendin gue bikin aja clothing line sendiri. Dia lalu bikin Rocawear. Rocawear terus dia jalankan dan akhirnya di thn 2008 dia jual senilai $ 204 juta.
Jay Z juga punya sneaker deal dgn Reebok.
Dia juga owner sebuah club bernama 40/40 club
Kemudian, karena nama JayZ sudah ada “brand”nya, dia kemudian membeli sebagian saham New Jersey NETS, sebuah tim basket NBA dgn harga diskon krn brandnya imagenya diyakini akan naikin image NETS.
Jay Z beli 2% saham NETS diperkirakan senilai $ 4-6 juta
Petualangan Jay Z dalam berbisnis bukan tanpa kegagalan. Beberapa kali Jay Z gagal dlm mengambik keputusan bisnis.
One of his failure was with a car company. In mid 2000 JayZ made a Jay Z Jeep with Chrysler. Produk tersebut merugi.
Jay Z pernah bilang di liriknya “I’m not a businessman, I’m a business, man”
Yg dia maksud adalah, Jay Z sadar bahwa dirinya adalah sebuah entitas bisnis. Dan dia sangat nyaman dgn itu. Jay Z itu istilahnya “ramah sponsor”. Sangat terbuka terhadap deal sponsorship atau brand apapun selama menguntungkannya
Itu dia lakukan karena dia sadar, sebagai public figure, dia punya pengaruh. Punya komunitas. Punya fans setia. Itulah yg sebenarnya diincar oleh brand.
Salah satu kerjasama JayZ dgn brand adalah dgn game DJ Hero di mana dia dan Eminem adalah endorsernya.
Juga Jay Z mengendorse Hewlett Packard. Dan masih banyak lagi.
Untuk mendapatkan kepercayaan brand, Jay Z bukannya tanpa usaha.
Dia dgn sadar, mengaitkan dirinya dgn tokoh tokoh bisnis.
Menghadiri acara acara bisnis.
Bersosialisasi dan membanguin jaringan dgn pengusaha.
Jay Z tidak canggung sama sekali apalagi minder bergaul dgn org2 bisnis walaupun dia datang dari latar belakang yang berbeda, hiphop.
Di youtube ada byk video dia diwawancara oleh media bisnis dgn dandanan lebih rapih dan serius.
Dia berteman dgn Bill Gates dan dalam satu kesempatan, BBC pernah mewawancara JayZ bersama Warren Buffett.
“Gesture” inilah dari JayZ yang menjadikan brand berani dan memantapkan diri utk kerjasama dgn JayZ. Jay Z tidak canggung utk menggunakan pengaruhnya dan komunitasnya dan bekerja sama dgn brand.
Bukan hanya Jay Z yg seperti ini. Eminem juga punya kerajaan bisnis dan menjadi brand ambassador/ endorser.
50 Cent adalah salah satu rapper yg palin jago berbisnis.
Salah satunya adalah ketika dia membeli saham minoritas di Vitamin Water. Sebuah minuman isotonik. 50 Cent melihat bahwa di masa depan org akan lebih peduli kesehatan. Pandangan 50 Cent terbukti, Vitamin Water akhirnya dibeli (kalo ga salah) oleh Coca Cola dan 50 jadi kaya raya krn pembelian saham tersebut.
50 juga punya sneaker deal dgn Reebok dan saat ini punya kerjasama bisnis baru dgn meluncurkan “Uber50”
Uber50 adalah kerjasama antara Uber social dgn 50Cent.
Ketika Uber twitter dituntut Twitter krn menggunakan nama “twitter” dan dinon aktifkan, 50 Cent terpaksa menggunakan aplikasi berbeda, kemudian dia ngomel2 sebel krn ga bisa pake Uber twitter.
Perusahaan Uber media melihat itu sbg peluang dan mendatangi 50Cent. Disitulah kemudian kerja sama terjadi.
Di sini mungkin kita, terutama para musisi bisa sama sama belajar, ternyata musisi yg hebat dan stabil keuangannya adalah mereka yg mampu utk diversifikasi.
Musisi yg sukses adalah yg punya pola pikir pebisnis.
That’s how, rappers can turn from Music to Mogul 🙂