Indonesia Sabtu malam kalah dari Arab saudi.
It was a devastating loss.
I dont know what’s worse: fakta bhw kita sebenarnya hampir berhasil menahan mereka tapi gagal di menit terakhir, pitoy yg brilian sepanjang 92menit tapi scara ironis gagal menahan sundulan tepat didpn kepalanya,
atau performa luar biasa yg akhirnya tidak tersisa.
Kalah ya kalah. Tidak dpt angka.
Tapi siapapun yg bilang “indonesia pasti kalah dari arab saudi” seharusnya malu sepanjang pertandingan. I will tell you again why i believe in this team. Umpan kaki ke kaki mreka mengalir dgn sangat baik, mereka tidak panik dan yg paling nyata adalah mereka jago merebut bola. Jago bgt. Ditambah determinasi yg memang tinggi. Mereka bermain imajinatif. Untuk yg tidak mengerti, imajinatif berarti tidak gampang kebaca, byk umpan terobosan yg matang, dan mengejutkan dlm arti yg menyenangkan.
Pertahanan kita kemarin jauh lebih baik daripada ketika melawan bahrain. Gol sundulan arab saudi (yg memang bgs bgt) adalah dari keunggulan postur. Pemain yg mukanya mirip Mohinder suresh itu menyundul bola dgn sgt sgt tajam.
Tapi siapapun, yg ngerti bola ataupun tidak akan mengakui bhw gol Elie Aiboy jenius. Dimulai dari kegigihan Syamsul Bachri yg mencuri bola dan menyodorkan bola ke Elie, dgn tenang dia mengecoh kiper dan mencetak gol yg hanya dijaga 1 pemain belakang.
Once again we proved them that we are not in awe of a 3 time Asia Cup Champion.
Ya, betul. Arab saudi adalah juara 3kali piala asia, langganan piala dunia. Mereka memang seharusnya menang. Mereka cukup berhasil mematikan Bambang Pamungkas dan Firman Utina. Tapi yg lain mampu muncul ke permukaan dan merepotkan Arab saudi.
We played great.
Kami bangga.
Mreka butuh 93 menit utk menundukkan Indonesia. That is an accomplishment in its own way.
Even though we lost, that day was magical.
Semua orang yang nonton di TV (terimakasih banyak RCTI dan Global TV)Semakin percaya akan kemampuan timnas dan semakin merasa bahwa mereka perlu nonton langsung di Gelora Bung Karno.
Here’s a secret:
Kemarin di partai Indoesia vs Korsel gue baru pertama kali nonton di dalam Stadion secara langsung.
Sebelumnya sama sekali tidak pernah.
I want to be a part of it.
I want to be a part of history.
I believe.
Begitu juga Gamila yang menangis ketika kita kalah kemarin lawan Arab Saudi
Maka gue beli baju Timnas (untuk pertama kalinya juga) dan berangkat bersama teman teman dan istri ke Gelora Bung Karno.
Disana, rasanya seperti …
Duh, sulit untuk dijelaskan. EVERYBODY WAS THERE.
Ada orang yang pake kursi roda, ada cewe cewe Mall dengan dandanan mereka, ada orang yang bawa bendera guwede buanget.
Sementara ketika kita sampai di dalam atmosfernya semakin meningkat. Orang orang sudah mulai penuh dan semua bernyanyi dan bersorak.
Sementara gue masuk stadion waktu itu baru jam 15.45
PERTANDINGAN BARU MULAI JAM 17.20!!!!
Disebelah kiri gue, salah satu bendera raksasa sedang di bentangkan (lihat dibelakang gue)
Dan di tribun itu pula, baligo Elie Aiboy yang sempat gue dengar roboh ke jalan di bentangkan disana.
It was a magnificent sight.
Temen temen gue yang lain juga menonton, gue udah telfon telfonan, termasuk adik gue Handriya dan teman teman kantornya. Mereka menyebar di seluruh pelosok Stadion.
I was happy to be a part of such historical day.
I was happy Gamila was with me that day.
Gue bertemu dengan saudara saudara sebangsa Indonesia. Tidak ada yang saling kenal tapi semua sama sama meneriakkan nama bangsa dan negara yang sama : INDONESIA.
Gue ktemu dengan salah seorang Hardrockers.
Besoknya istrinya sempet SMS ke 0811876876 dan bilang suaminya seneng banget ketemu gue sampai sampai mimpinya indah.
Sayang gue rada lupa namanya.
Sayang gue juga ga sempet membacakan SMS yang masuk ke Hardrock tsb.
Gapapa, moga moga dia baca blog ini.
Anyway, pertandinganpun dimulai tepat waktu.
Kali ini panita membuat giant screen di Parkir Timur kala ga salah untuk mereka yang tidak berhasil masuk.
Didalam , stadion mencapai kapasitas maksimum.
Lihat foto dibawah… Coba di klik gambarnya untuk mendapatkan efek maksimum
Orang semua.
Ketika pemain indonesia pemanasan, kami di stadion mulai bersorak.
Kemudian mereka masuk dan keluar kembali sudah dengan seragam timnas.
Ketika lagu Indonesia Raya berkumandang.
Gue menangis.
Disana, bersamaan dengan ratusan ribu orang yang berdiri dari kursi mereka.
Sama sama dengan lantang menyanyikan lagu kebangsaan kita.
Kami semua lupa betapa malasnya menyanyikan lagu ini ketika Upacara di SMP .
Ada yang sambil mengibarkan bendera.
Ada yang sambil bertepuk tangan
Ada yang sambil hormat
Ada yang sambil menutup matanya
Ada yang sambil mengepalkan tangannya ke udara
Ada yang sambil berteriak sekuat tenaga
Ada yang sambil perlahan dan hikmat.
Tidak ada cara yang salah dalam menyanyikan lagu kebangsaan.
Semua orang berhak untuk bernyanyi dengan cara apapun yang mereka rasa bisa membangkitkan semangat mereka.
Sambil lagu tersebut berkumandang, giant screen di dalam stadion menampilkan seorang bapak bapak yang bernyanyi dengan lantang sambil bercucuran air mata.
Selesainya dia melihat ke arah kamera, jari telunjuk ditunjukkan yang artinya “Nomor satu”, masih dengan air mata berurai di berteriak INDONESIAAAAAAAAAAAAAAAA!
Seketika gue merinding.
Seiring dengan ratusan ribu orang berteriak di Gelora Bung Karno.
Gue tahu kini mengapa stadion senayan diubah menjadi Gelora Bung Karno.
Seisi stadion itu akhirnya diisi oleh orang orang dengan semangat nasionalisme dan kecintaan terhadap bangsa yang sekelas dengan semangat Bung Karno.
Pendahulu kita tentunya bangga.
Apa yang terjadi kemudian pada pertandingan tersebut, adalah sebuah perjuangan 11 ksatria Indonesia.
Tubuh mereka lebih lemah akibat perjuangan keras sebelumnya melawan Arab Saudi,
Sejumlah dari mereka sudah dihiasi kartu kuning dari pertandingan sebelumnya.
Ketika lawan Bahrain, terasa bahwa mereka dibawah kita.
Ketika lawan Arab Saudi, rasanya kita imbang, namun tidak mujur.
Ketika lawan Korea Selatan, terasa sekali bahwa mereka diatas kita.

Namun ternyata mereka tidak mampu mempermalukan Indonesia.
Mereka tidak mampu mematahkan semangat kita.
Mereka hanya mampu mencetak 1 angka.