Peace from an unlikely source…

Kemarin selama 2 hari, gue ada di Jogja.

I was rockin’ Jogja with Hiphop and knowledge.

I did a little radio interviews for my abum. 4 Radios actually.

I performed live at Ambarukmo Plaza.

I was giving speech at UPN for an Indosat IM3 event.

It was a very long day, and it was a challenge for me fasting.

Because by God, it was one of the hottest day ever.

And i had to talk nonstop from 9 AM (1st radio interview) 11 AM (2nd radio interview) 12.30 (giving speech) 14.30 (3rd radiointerview) 16.30 (Live performance) 17.37 (Maghrib, i only had kolak) 19.00 (4th radio interview)

By the time  got back to my hotel (which was a GREAT hotel btw – Hotel Melia) i was exhausted.

Gue nyantai sebentar sambil online dan nonton ESPN (now this combination is heaven is disguise 🙂 )

Mandi air panas dan sekitar jam 21.45 memutuskan untuk jalan ke Malioboro mendatangi sebuah tempat makan terkenal bernama Warung Terang Bulan.

Sebuah warung lesehan…

Lokasinya dari hotel gue cuma sekitar 300M.

Dalam perjalanan gue dipanggil panggilin sama orang orang yang nongkrong di depan gang.

“KENA DEEEH!!!” teriak mereka dengan logat jawa-nya 🙂

Sesampainya disana, gue langsung memilih  1 meja lesehan, dan ngintip menu.

Gue diingatkan temen gue yang nemenin gue jalan jalan ke semua radio tadi, Yuda dan Rico dari i-radio Jogja untuk berhati hati dengan harga. Di Malioboro ada banyak tourist trap. Makanan mereka tidak diberi harga, tiba tiba muahal tenan.

Untungnya Terang Bulan memasang harga dan sama sekali tidak mahal (bagi gue)

Maka gue pesen gudeg dengan Ayam goreng dan krupuk kriting, duduk bersila, dan menikmati makanan gue…

Di depan, tanpa diminta, ada 3 pengamen yang (entah mungkin karena memang sudah default setting) langsung menyambut gue dengan lagu “Yogyakarta” milik KLA project.

Setelah lagu itu, mereka nanya “Mau request Mas?”

I thought, “What the hell, im here anyway…” and replied “Jikustik Mas…”

Kata mereka “Apalagi selain itu mas?”

Kata gue “Jikustik aja terus…”

Maka, melantunlah lagu lagu Jikustik yang entah kenapa terasa sesuai dengan suasana…

Langsung gue lapor ke bini-nya Ponki, Sophie Navita apa yg gue alamin…

There was a reply from her (which was nice since  i havent heard from her for a while), and a reply from her husband saying “Thanks Bro!”

🙂

Pengamen ini, bisa pecah suara! Suara 1,  2 dan 3!

Makan gue terasa sangat menyenangkan 🙂

Setelah makan gue selesai, gue merasa “Duuh, gue sangat menikmati ini… maybe i’ll hang around a bit”

Gue panggil Mbak-nya dan bertanya “Ada kopi susu?”

Datanglah tidak lama kemudian kopi susu denga cangkir gede.

Seperti seorang supir truk AKAP yang lagi ngasoo… 🙂

Setelah entah mungkin 6-7 lagu, mereka keliatannya kehabisan lagu Jikustik terus nanya dengan sopan dan rada nggak enak “Eeuuh, mas mau lagunya Jikustik aja ataaaauu…”

Sebelum kalimatnya selesai gue udah tau maksudnya 🙂 gue jawab “Terserah Mas, yang penting enak…”

Bermainlah lagu selanjutnya… D’Masiv

HAHAHAHAHAHA

It was a very melodius evening, and i had never thought … i would find peace from an unlikely source.

I just wish she was there with me…

gank yang menyambungkan jalan hotel melia menuju malioboro

3 pengamen yang menemani malam gue

My dinner, humble and delicious 🙂

Nama Terang Bulan sebenarnya adalah nama toko batik. Warung Terang Bulan buka lapak di depan toko tsb.

Walaupun ga jelas, tapi diatas ada plang hijau dari pemkot yang mengingatkan kita untuk minta daftar harga. Takut kena tourist trap.

The view from down there, it aint much, but 1 thing for sure, it aint Jakarta, Which is the whole point.