Be yourself, and be proud of it

“If you would teach a new rapper to be great, what’s the 1st lesson you’d give him?” –Ice T-

“The 1st thing i would ever teach him, would be originality” – Big Daddy Kane-

Sering dibicarakan. Bahkan mungkin terlalu sering dibicarakan tanpa benar benar dipahami apalagi dipraktekkan.

Istri saya suatu hari tiba tiba bergumam “Ada 7 miliar orang tinggal di Bumi… ngapain pusing mikirin orisinalitas.” She has a point. You just have to BE original instead of always worrying about wether this and that is original or not. Orisinalitas tidak harus dikuatirkan, bahkan tidak perlu dibicarakan. Orisinalitas itu harus dijadikan. Percuma memikirkan tentang orisinalitas. Ada 7 miliar orang di muka bumi, ketika kita memikirkan sesuatu, hampir dipastikan ada orang lain yang memikirkan hal yang sama. Semakin banyak persamaan antara 2 orang, semakin besar kemungkinan dia memikirkan hal yang sama. 2 orang, sama sama tinggal di Indonesia, mungkin akan memikirkan keadaan Indonesia yang sama. Atau 2 kota di yang sama, mungkin akan sama sama memikirkan masalah kemacetan yang sama. Atau 2 orang tinggal di kompleks perumahan yang sama, mungkin akan sama sama memikirkan keamanan perumahannya. Apalagi kalau ada 2 orang yang tinggal di rumah yang sama, akan terpikir hal hal yang sama, misalnya membersihkan rumah yang menurut mereka berantakan, walaupun 2 orang itu tidak saling berkomunikasi.

Saya punya bit stand-up tentang kecoak, teman saya Awwe stand-up comedian brilian dari Bekasi juga punya bit tentang kecoak? Anehkah? Sama sekali tidak aneh, kami sama sama tinggal di lingkungan dengan kecoak bersliweran. Raditya Dika dan Ellen Degenerees sama sama punya bit tentang orang keramas di iklan shampoo keliatan bahagia. Anehkah? Sama sekali tidak aneh, mereka sama sama tinggal di dunia dengan iklan shampoo yang sama sama menampilkan bintang iklannya keramas dengan ekspresi bahagia. Saya dan Muhadkly Acho punya bit tentang perempuan suka cukur alis. Anehkah? Sama sekali tidak, karena perempuan di seluruh dunia ini banyak yang melakukan hal demikian.

Yang perlu kita lakukan adalah, yakinkan bahwa ide itu memang datang dari kepala kita lalu jujur saja dengan itu. That’s already enough originality. Karena jaman sekarang, orang yang mencontek, mencuri karya kita yang orisinal akan mudah sekali ditemukan. Semakin orisinil karya kita, semakin mudah kita bisa mengangkap pencurinya. Semudah menemukan orang yang mengcopy-paste tweet kita di twitter tanpa menyebutkan bahwa kalimat itu datang dari kita…

stolen

Bagi orang itu, tidak ada salahnya karena “Tidak ada yang rugi. Pandji kan ga menjual, dia ngetweet doang. Gue ga merugikan siapa siapa”. Anggapan itu salah, saat itu memang dia tidak merugikan saya tapi mari kita telaah lebih dalam.

Sesungguhnya,dengan mencuri tweet saya dia merugikan dirinya sendiri. Karena kalau hal hal kecil yang tidak berarti saja dia mau curi, apalagi kalau ada kesempatan untuk mencuri hal hal yang lebih besar nilainya? Kalau saya tidak menegur, mungkin dia tidak akan tahu itu salah dan kelak mungkin akan mengulangi dengan tingkatan yang berbeda. Misalnya, mencuri tesis / karya tulis orang lain untuk jadi tesisnya (seperti yang sudah pernah terjadi berulang kali di Indonesia) atas alasan “tidak merugikan orang lain”. Atau bahkan mencuri hak milik orang lain karena “Tidak mungkin ada yang tahu”. This stealing cycle has to stop. Kalau anda punya peluang untuk menghentikannya, lakukan. Mencuri bukanlah soal ketauan atau tidak, mencuri harusnya soal integritas.

Lalu bagaimana saya bisa menemukan ini? Sederhana sekali. Orang orang yang melaporkan pencurian ini kepada saya. Di dunia yang berjejaring ini, mudah sekali menemukan pencuri karya, karena di dunia yang berjejaring ini, karya orisinal kita tersebar ke mana mana dan banyak orang yang akan mengenali. Dengan itu, ketika orang lain membawakannya atau menggunakannya, orang orang akan dengan cepat mengenali. Orang yang mengenali inilah yang akan melaporkan kepada kita Inilah yang terjadi ketika Saykoji menemukan lagunya dibawakan oleh rapper malaysia plekplekan, juga bagaimana seorang stand-up comedian ketangkap basah membawakan bit bit orang lain alias mencuri materi orang lain dan tidak menggunakan materinya sendiri. Saya pernah dicuri bitnya (tentang perbandingan ganja dan rokok) dan orangnya tertangkap karena yang menonton mengenali itu karya saya. Sammy (@notaslimboy) juga bit bitnya pernah di pakai oleh peserta audisi Stand-Up Comedy Indonesia KompasTV. Tapi akhirnya tertangkap karena kami yang menyaksikan mengenali bit itu milik Sammy. Kuncinya adalah, karya kita begitu orisinil sehingga orang lain akan mengenali bahwa karya tersebut adalah milik kita.

Pertanyaan: Bagaimana membedakan sebuah karya ini curian dan bukan terinspirasi dari hal yang sama? Apa yang beda dari bit stand-up yang dicuri (kasus bit saya tentang ganja yg dicuri) dan bit stand-up yang terinspirasi dari hal keseharian yang sama? (bit kecoak saya dan awwe sama) Jawabannya adalah: Kesamaan karakterisitik karya.

Mari kita lihat lagi foto tadi, perhatikan kata katanya, tanda bacanya dan terutama jam ketika tweet itu dilemparkan. Karakteristik antara 2 tweet tadi benar benar banyak kesamaannya (iyalah banyak, wong dicontek) dan tweet saya muncul lebih dulu dari pada dia. Mudah sekali bagi orang untuk berkesimpulan, orang di atas mencuri tweet saya. Sekali lagi saya tekankan, semakin orisinal karya anda, semakin mudah dan besar motivasi orang untuk mencuri. Tapi juga semakin mudah untuk orang menemukan dan melaporkan pencurian itu untuk anda dengan jejaring sosial ini.

Bagaimana kita menyikapi pencurian ide ini? Mengingat kultur bebas ini sulit untuk diakali, maka saran saya ikuti apa yang dilakukan rapper yang satu ini:

“If niggaz bite my shyt, i’ll just make another one”

– Kanye West –

Kalau orang mencuri ide kita, dia pasti akan tertangkap basah. Dan kita? Kita bikin lagi saja ide yang orisinal dan keren. Dia hanya bisa meniru, kita bisa terus membuat yang baru. Sekarang, bagaimana berkarya yang orisinial? Steve Jobs orang yang berulang kali mengubah peta permainan bisnis pernah berkata seperti ini:

“I want to put a ding in the universe”

–Steve Jobs-

“If you want to make a living out of music in the digital world, you have to start like Steve Jobs , make a Ding. By making something thats just you”

– Gerd Leonhard, Futurist-

Ada yang ingat lagu “Rumah Kita” milik Godbless yang dibawakan ulang oleh musisi musisi yang tergabung dalam “Indonesian Voices” dalam album “A Tribute To Ian Antono”? Isinya ada banyak musisi, tapi hanya dengan mendengarkan suara suaranya saja tanpa lihat videoklipnya, kita bisa tahu siapa saja yang ikut mengisi. Bagian pertama adalah Armand Maulana, dilanjutkan oleh Andi RIF, kemudian Glenn Fredly, dan seterusnya. Kita bisa mengenali, karya mereka masing masing punya karakter. Karakter inilah yang menjadi ciri khas dan tersinar dalam karya karyanya sehingga jadi khas dan… orisinal.

Menjadi orisinal sebenarnya susah susah gampang, kita hanya perlu menjadi diri sendiri karena setiap individu adalah unik. Masalahnya, banyak orang belum menemukan siapa jati dirinya dan kalaupun tahu jati dirinya tidak banyak yang percaya diri atau berani untuk menjadi diri sendiri di depan umum.

Ilustrasi sederhananya adalah, banyak penyiar radio yang suara, cengkok, logatnya sama, padahal kalau bicara sehari hari gayanya tidak seperti itu. Kemungkinannya ada 2, disuruh atasannya atau tidak pede menjadi diri sendiri sehingga dia memilih jadi serupa penyiar kebanyakan yang terbukti diterima masyarakat. Yang manapun itu, salah. Menjadi orisinil bukan hanyalah berbicara soal kejujuran dalam berkarya, tapi bahkan dunia bisnispun menuntut orisinalitas dan terutama subjektifitas.

Maksudnya begini, setiap individu adalah bagian dari sebuah ceruk dan biasanya diri kita merupakan bagian dari beberapa ceruk. Contoh, saya adalah bagian dari ceruk pecinta basket, pendukung ManUtd, penggemar Stand-Up Comedy, pembaca komik, ini berarti saya bisa menjadi pasar bagi minimalnya 4 produk. Dalam setiap ceruk, tidan mungkin saya sendirian. Sadar atau tidak, sesungguhnya kita adalah bagian dari sebuah ceruk pasar. Kita di dalam ceruk ini bersama sama.

Sekarang bukan lagi jamannya produk “One size fits all”, bahkan indomie rebus saja sekarang ada entah berapa puluh rasa dari rasa soto ayam sampai rendang untuk mengakomodasi begitu banyak selera. Inipun terjadi di dunia serial TV, dari acara TV untuk perempuan single (Sex & The City), para istri (Desperate Housewives), untuk yang doyan musikal (Glee) untuk yang doyan Fashion (Jane By Design). Ini berarti, dengan menjadi diri sendiri dan orisinil anda akan menkoneksikan diri dengan mereka yang satu ceruk dengan anda.

Kunci orisinalitas, yaitu menemukan jati diri dan berani jadi diri sendiri bukanlah sesuatu yang bisa diajarkan. Susahnya, ini adalah masalah proses dan masalah mental. Saya sendiripun dalam hiphop, menulis dan stand-up comedy masih berproses. Dalam Stand-Up Comedy misalnya, semakin banyak panggung yang saya lewati (terutama ketika tur keliling Indonesia) dan semakin sering melihat komika komika Indonesia dalam performa terbaik mereka, semakin saya sadar di mana kekuatan saya. Saya dalam stand-up kuat di act out, story telling, riffing dan ekspresi wajah. Apapun pesan yang ingin saya bawa, selalu saya manfaatkan kekuatan kekuatan saya. Jadi saya bisa bahas apapun, selama saya bawa dengan senjata senjata tadi.

Dalam rap, saya tidak perlu 4 album untuk memahami bahwa saya senang membahas soal ke-Indonesia-an dalam lagu lagu saya. Dari politik, sosial, sejarah, semangat kebangsaan, itu adalah topik topik andalan utama saya. Topik sampingan adalah keluarga dan relationship. Tapi saya butuh lebih dari 4 album untuk bisa mendapatkan flow yang enak. Sampai sekarang saya belum merasakan flow yang saya bisa bilang “Flow-nya Pandji”.

Dalam menulis, terus terang saya belum paham kekuatan saya di mana. Orang orang sering berkata tulisan saya bagus, tapi saya sendiri tidak paham di mana bagusnya. Saya tidak bisa menjawab kalau ditanya apa kekuatan saya dalam menulis, tapi itu tidak mengurungkan niat saya dalam menulis. Saya tetap menulis dan menulis dan menulis karena sadar semakin sering saya lakukan semakin nyata apa yang jadi karakteristik saya. Konsentrasi saya sekarang adalah memastikan saya bisa menulis dengan sejujur jujurnya. Karena ketika jujur, yang keluar adalah diri saya seutuhnya.

Nah, dalam proses menemukan jati diri, kita akan sering mendapatkan kritik keras dan bahkan pedas. Kritik ini, akan dengan mudah membuat kita meninggalkan proses dan langsung mengambil jalan pintas untuk “disukai”, yaitu menjadi seperti kebanyakan. Inilah masalah mental yang saya sempat katakan di atas. Bahkan ketika sudah menemukan jati diri, karakter dan orisinalitas, kritik itu tidak berhenti, bahkan biasanya malah menjadi jadi. Karena kini, dengan jelasnya siapa diri kita, semakin jelas pula orang bisa menilai. Dan ketika orang menilai, pilihannya ya hanya dua: Suka dan Tidak. Dan itu, sangat lumrah dan bisa dimaklumi.

Setiap kali anda kuatir takut tidak disukai, ingat ini baik baik: Gandhi, orang paling damai, bijak dan baik, dibunuh karena ditembak dalam jarak dekat. Lah, kita ngapain musingin siapa yang suka dan tidak suka kita? Untuk apa berharap semua orang suka dengan karya kita? Mau muasin semua orang? Siapa itu semua orang? Semua orang itu terdiri dari individu individu dengan selera yang beragam.

As cliche as this may sound, but the best thing you can do to the world and to yourself, is to be your own self, and be proud if it.

Diambil dari naskah e-book “Menghargai Gratisan, revised and updated”

Terbit April 2013

4 thoughts on “Be yourself, and be proud of it”

  1. bang panji, gmn caranya supaya bisa nulis?? maksudnya saya pengen punya blog, atau paling engga twit2 saya bukan spam buat orang lain gitu, pengen banget saya bisa nulis tapi suka bingung.. saya harus nulis apa? selalu itu yg menjadi pertanyaan.. hehehe makasih ya bang panji

    1. mulai nulis ttg diri lo sendiri aja dulu.. trus di kembangin ke cerita ttg orang tua, adik, sodara2, kisah2 lucu kisah sedih dll seputar lo dan mereka,
      mulai dari hal2 sederhana,
      perbanyak membaca juga, dari komik sampe koran karna itu penting untuk referensi kata dan rangkaian kalimat..

      gitu aja sih..

      yah pokoknya kalo mo jadi penulis lo harus mulai nulis, itu aja 🙂

  2. Mauw tanya Om,kalo ada seseorang yg qt anggap bsa jadi guru wat qt krna hal2 baik yg ada d dlam driny n qt menjadikan dy inspirasi n meniru hal2 baik dri dy it d sebut mencuri jga ga Om? Termksh Om

Comments are closed.