Q&A

Ada sesuatu yang saya pelajari dari beberapa pertunjukan Stand-up Comedy di luar negeri. Seinfeld. Ellen. Jimmy Carr. Bahkan Jerry Lewis. Selalu membuka sesi tanya jawab usai pertunjukan. Menarik sekali karena akhirnya penonton dibukakan pintu untuk berkomunikasi langsung kepada komika. Engagement, is the word.
Berhubung materi yang dibawakan di #JuruBicara tergolong berat, maka masuk akal kalau sesi Q&A saya buka usai pertunjukan. 

Pada akhirnya, terjadi diskusi yang menarik, ada momen momen spesial yang mungkin tidak akan muncul ketika sedang stand-up, bahkan tidak jarang saya menjawab dengan lawakan & menjadikan Q&A itu seperti sebuah encore.
Di akun vidio saya, saya selalu unggah pertanyaan dari penonton supaya anda yang tidak hadir hari itu bisa ikut larut dalam diskusi kami di sesi Q&A

One thought on “Q&A”

  1. Assalammualaikum. Mas Pandji (gue panggil mas karena lu lebih tua). Gue salah satu yang suka banget sama joke2 lu yang menurut gue cukup cerdas, meskipun ada beberapa temen atau orang berpikiran sebaliknya. Gue masih inget ketika nonton tour “Mesakke Bangsaku” (dan maaf, di Youtube), lu cerita bahwa pada tahun 2009 lu pernah diundang Glenn Fredly untuk bicara tentang persatuan di depan ratusan jemaat gerejanya dia. Salah satu ucapan lu yang masih gue ingat adalah, “,…, ratusan umat Kristen membalas, ‘waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh’, di situ saya percaya persatuan antar agama sangat mungkin terjadi di Indonesia,…” dan, “,…, kenapa kita gak bisa bersatu? Menurut saya sendiri, adalah karena yang mayoritas itu belagu di hadapan yang minoritas, yang minoritas merasa kerdil di hadapan yang mayoritas,..” and then you continued with statistic from BPS.
    Gue pikir pengalaman lu itu sangat keren dan gak semua orang bisa mengalami.
    Terkait dengan persatuan, belakangan, kita yang tinggal di Indonesia, dihadapkan dengan isu adanya potensi kebangkitan ideologi yang dilarang. Beberapa minggu sebelum itu, juga muncul isu tentang daftar nama orang2 berduit di Indonesia yang tercantum dalam Panama Papers. Opini subjektif gue berkata bahwa, sebagian besar dari kita mungkin hanya ingin bangun pagi, berangkat kerja dan menafkahi keluarga, nyekolahin anak, dan tidur nyenyak di malam hari, that’s it.
    Salah seorang temen gue, seorang dokumentator dari Amrik pernah bilang gini ke gue, “…, a main issue is, these things that require our consideration aren’t even being seen. They’re forced away by whoever decides it to be, and replaced with ads for a shaving razor. This requires ten times the effort to stay afloat…and I’m sure it will all get worse. How to effectively weather this storm as my research grows is a very weird struggle. I cannot believe we are forever doomed to what seems like a final result of aggregation.”
    Gue cuma ingin bertanya sama lu, Mas Pandji, first “What the f*** is going on with this country?”
    Second, “Is that issue about forbidden ideology significant?”
    Last, “When will you talk and speak out about this?”
    I know that you are incredibly intelligent, and what you say on the stage in front of hundreds people is able to encourage and motivate them to attempt something positive. You spoke about Munir, so, will you also speak about ‘ideology’ issue?
    Grazie.

Comments are closed.