Review BalasDi18 / Rap

Denny Dominicus

Napak Tilas Album Pandji Pragiwaksono

Jujur, gua gak terlalu mengerti dunia musik hip hop, namun yang gue ngerti soal hip hop adalah mayoritas diisi musik-musik membawa pesan sosial atau satiran. Beberapa bulan yang lalu, gue membeli album lengkap Pandji, yang mengaku dirinya seorang rapper. Iya, dirinya sendiri mengakui adalah seorang rapper, meskipun mayoritas masyarakat menganggap Pandji lebih terkenal sebagai presenter. Bahkan, boleh dibilang sekarang ini ia lebih dikenal sebagai komika daripada rapper hehehe. Gue mau napak tilas albumnya karena setelah album ke 4 dia gak kan produksi album dulu di tahun 2013. Pandji pernah mengatakan kalau diberi kesempatan untuk memilih satu profesi aja ia akan memilih menjadi rapper, padahal kesuksesannya lebih menjadi presenter hehehe.

Mengawali Debut Dengan Provokatif

Album pertama Pandji diberi judul Provocative Proactive. Gue mengenal istilah Provocative Proactive justru dari acaranya di radio yang membicaran soal-soal sosial, politik hingga sejarah. Pandji sendiri mengaku album pertama isinya penuh provokasi. Ternyata memang benar sih setelah gue dengar dan pelajari lirik-liriknya. Fyi, sebelum gue napak tilas, gue dengerin albumnya berkali-kali dan selalu tersimpan di mobil. Jadi, gue bisa menghayati dam masuk ruang-ruang inspirasi Pandji dan ikut masuk imajinasi proses pembuatan lagu demi lagunya.

Track pertama pada album pertama ini judulnya sudah provokasi sekali ‘Bajak Lagu Ini’. Liriknya saja langsung meneriakan ‘Bajak lagu ini, kalau suka lagu ini nggak papa, bajak aja!’. Seakan-akan Pandji setuju dengan pembajakan di mana banyak musisi dan pelaku industri musik pusing dengan pembajakan dan merasa dirugikan sekali.Pandji mencoba memberi pengertian kepada musisi dengan cukup tajam saat lirik pada lagu ini ditulis ‘Kita bisa berteriak sebangsa serempak, kita maju ‘Pendidikan adalah hak ku!’ kita minta pendidikan gratis, tapi kalau lagu dibajak mengapa nangis?”. Menurut gue ini adalah lirik yang kuat untuk memberi satiran kepada sesama musisi, yang menurut gue ciri khas lagu hip hop. Pendapat gue hip hop itu lirik lagunya harus ada yang di ‘serang’.

Trak kedua judulnya ‘Morning People’ yang berkolaborasi dengan Steny Agustaf. Lagu ini sebenarnya isi pandangan Pandji soal aktifitas common people sehari-hari yang ujung-ujungnya mencari uang. Dalam bridge liriknya ditulis ‘Money pays the bill, money for the kids, money on the groceciers, money everytime, everything, money aint a thing’. Mungkin di sini Pandji ingin beritahu seringnya ia dianggap bukan seorang yang punya pekerjaan, karena kerja itu ya dari pagi sampai sore di kantor. Ya, tapi mungkin ini juga menjadi lagu untuk memprovokasi musisi terutama rapper untuk jangan takut hidup di dunia musik, soalnya ada liriknya yang menyebutkan Jay Z. Kalau buat awam mungkin kan gak terlalu masuk hehehhe. Satu hal, dalam pemilihan beat, lagu ini masih beat standard lagu hip hop pada umumnya yang nanti tidak ditemukan pada album ke dua Pandji berikutnya, tapi nanti aja dijelasinnya.

Pada peluncuran album pertama Pandji, sempat dianggap isinya cuman curhat doang. Mungkin, karena di lagu trak ketiga yang judulnya ‘Dulu Dia Bukan Siapa-Siapa’. Liriknya lebih kepada kisah seorang Pandji yang dari keluarga broken home, ditolak cewek mulu hingga dipalak juniornya karena saking pencundangnya dia dulu. Namun, yang paling ngena, pada bagian chorus yang lumayan berani memasukan nada seperti itu, mungkin ingin menggambarkan seringnya ia dengan suara-suara miring dan sok tahu.

Gue suka dengan beat dan nada pada trak ke 4 yang diberi judul Ghost Song. Nadanya provokasi sekali menurut gue dan cukup mewakili nama albumnya. Meskipun gue bisa bilang, Pandji belum menemukan gaya hip hop dia, sehingga pada lagu Ghost Song ini masih kental dipengaruhi oleh hip hop luar pada umumnya, termasuk dalam pemilihan liriknya. Dapat dimaklumin, karena ini kan baru album debut. Anehnya, Pandji selama menulis lirik Inggris tidak menggunakan kata sumpah serapah seperti ‘Shit, fuck, ass, dll’. Gak ditemukan, dan akan ditemukan pada album 32 dan itupun bukan Pandji yang nyanyiin.

Trak ke lima, menurut gue adalah pola musik Pandji yang orisinil, karena nanti dengan model nada-nada seperti lagu ini akan ditemukan di album-album berikutnya. Judulnya Ada Yang Salah dan menariknya ia feat dengan Tompi. Boleh jujur, Tompi memang menyelamatkan lagu ini pada bagian chorus, karena Pandji paham kelemahannya bernyanyi dengan nada-nada banyak. Pada lirik, memang tidak salah kalau Pandji memang sedang curhat di album ini. Ia sebenarnya curhat tentang penilaian orang-orang terhadap dirinya yang memilih menjadi rapper.

Featuring dengan Joeniar Arif pada lagu ‘Untuk Indonesia’ menurut gue menjadi daya tarik sendiri dalam lagu ini. Makanya, Pandji dikenal sebagai rapper pada lagu ini meskipun nanti akan lebih dikenal lagi di album berikutnya. “Angkat tanganmu untuk Indonesia” begitu liriknya dibuka yang harusnya ini menjadi trak pertama pada album ini, karena berikutnya ada liriknya yang memperkenalkan dirinya. Suatu saat lagu ini menjadi pembuka saat Pandji nongol pertama kali di Java Soulnation kalau gue gak salah inget, Pandji masih dapatnya panggung yang masih di luar.

You Think You Know (Indonesia), merupakan karya Pandji yang paling idealis menurut gue. Gue yakin banget, waktu buat lagu ini, ia ingin banget menyampaikan semua pemikirannya dan sulit menyuting lirik. Kedewasaan membuat lirik memang butuh proses, nanti kelak album-album berikutnya liriknya menjadi efektif. Lagunya sebenarnya penuh emosionil terhadap anak muda Indonesia, namun ditulis dengan ‘masih sopan’ menurut gue hehehe.

Hip Hop Help adalah lagu berikut Pandji dan lagi-lagi disapa dengan ‘Hey yo wassap’ panggilan anak-anak hip hop. Dan menurut gue ini lagu beat nya gak beda jauh sama trak sebelumnya. Bahkan nyaris sama. Ya, karena memang Pandji waktu pembuatan album ini seperti halnya banyak musisi di debut awal, yaitu pencarian jati diri. Subjektifitas pada lirik lagu ini masih kental. Mungkin hanya anak-anak hip hop yang dapat menikmati pesan pada lagu ini hehehe.

Pandji akhir-akhir ini suka mention band Maliq & D’Essentials di TL sebagai band yang dia favoritkan. Ternyata dari album pertama, ia uda kolaborasi dengan salah satu personil band tersebut, yaitu Angga. Angga dapat membantu lagu ini hingga terasa soul nya. Judulnya Mulanya Biasa Saja. Dan kyaknya ini lagu pertama Pandji soal cinta, dan itu pun temanya selingkuh. Sikap, humoris Pandji nongol di lagu ini dengan menjebak Angga dalam sebuah pertanyaan.

Gue suka trak berikutnya yang masih dengan tema cinta, judulnya Dibayang Masa Lalu. Penggunaan feel piano pada lagu ini, sebenarnya bisa dibilang ini campuran soul dan sebenarnya nge-funk. Dan Pandji masih belum berani mengambil chorus yang butuh kemampuan nyanyi sebenarnya hehehe. Gue rasa ini lagu buat Gamila saat awal-awal mereka baru nikah.

Kalau pada nanya, kok Pandji gak buat lagu buat Ibu sendiri, mala buat lagu tentang ayah di Ode Untuk Ayah, sebenarnya terjawab di album pertama yang justru ia memasukan pesan ke ibu di lagu judulnya Kembali Tertawa. Yang buat gue menarik adalah lirik nya curhat banget bahkan ada lirik yang berbunyi ‘Orang bilang dulu aku tukang selingkuh, laki-laki pencundang dan tidak bermutu’. Ehmm…

I Know (‘Kan Kembali) adalah lagu yang menjadi kode bahwa akan ada album kedua. Sebenarnya ini lagu cinta, dan saat gue dengar lagi ini lagu baru sadar, album perdana ini memang sengaja dibagi gitu urutan traknya. Dari provokasi-cinta-provokasi lagi….

Sebenarnya I Know adalah lagu terakhir di album ini, cuman ada bonus trak, yaitu Atas Nama Kebenaran dan Nggak Sekarang. Atas Nama Kebenaran adalah lagu yang paling provokatif yang amat nyata mau nyerang polisi, penegak hukum. Saat dengar lagu ini, beat bukan jadi konsentrasi saya karena liriknya super luar biasa sehingga saya tidak sadar bahwa beatnya sih biasa saja tidak ada yang istimewa (Memang mayoritas di album ini belum ketemu beat menarik selain trak Ada Yang Salah).

Nggak Sekarang adalah sebuah lagu visioner dan resolusi Pandji untuk hadapin tahun 2008. Dan agak membosankan dengan pemilihan lirik Pandji yang lagi-lagi ditemukan lirik yang memperkenalkan diri. Dalam album ini ada sekitar 3 lagu yang isi liriknya memperkenalkan diri sebagai Pandji (Untuk Indonesia-Hip Hop Help-Nggak Sekarang). Namun menarik di lagu Nggak Sekarang ia memilih beat disco tahun 80-an dan cukup menarik sich…untuk yang ada di era 80-an juga hehehhe.

Album Kedua Album Curhat Lagi

“You’ll never know when someone comes in and press play on your paused life” adalah judulnya. Panjang untuk ukuran nama album, gak heran di covernya nama Pandji lebih dicondongkan daripada judul albumnya hehehe. Konon, ini album yang dibuat penuh perjuangan karena saat itu Pandji dalam keaadan stagnan dalam pembuatan lagu. Dia curhat di track Intro.

Track pertama judulnya “I Told You (Kan Kembali)” adalah positioning seorang rapper untuk Pandji. Pemilihan beat mulai kelihatan inilah hip hop nya Pandji. Mungkin inilah bayaran untuk sebuah karya yang lama sekali dibuat.

Djakarta adalah lagu di track berikutnya yang menurut gue keren. Memadukan suara dari film Warkop DKI untuk menggambarkan tentang kota Jakarta. Perhatikan deh lirik di album ke dua dengan pertama, efektifitas lirik mulai terlihat dalam album ke dua meskipun masih terlihat Pandji belum berani singkatkan lirik karena mungkin ia takut pesannya tidak tersampaikan atau disalah artikan.

Maafkan Ayah, lagu Pandji yang menceritakan bagaimana ia lelah dan tidak punya banyak waktu untuk keluarga. Gue bingung, banyak musisi yang tidak berani mengaku kalau lagu ciptaannya adalah kisah dirinya sendiri, namun Pandji justru membeberkan kisahnya dalam sebuah lagu dengan gamblang. Dan dari trak pertama hingga sekarang, tampaknya album ini lebih ke ranah privasi seorang Pandji dalam perjalanan karirnya. Dalam lagu inilah Pandji menemukan tema pada albumnya yaitu ‘But you’ll never know when someone comes in and press play on your paused life’.

Calvin and Susie, lagu ini sebenarnya baru gue mau mention Gamila, karena dalam lagu ini suara Gamile benar-benar keluar. Cocok banget. Curiga gue justru dalam aransemen lagu ini, Gamila ambil peran. Ceritanya sich kyaknya gimana Pandji dan Gamila kalau berantem hehehe.

Memang benar, pada album kedua ini, sebenarnya Pandji tampaknya lagi jatuh cinta lagi dalam kehidupan romansanya, sebab sampai di track 5 belum ada tanda-tanda Pandji punya lagu tentang sospol hehehe. Judulnya Penasaran. Kisahnya tentang orang yang penasaran dengan hubungan yang tidak ada status. Liriknya keren nih “Kalau memang masih cinta ya dijaga, kalau tidak mau lepas ya dipegang, kalau masih ragu ragu istoqoroh”.

Supersugarcane Man, ehm gue jujur sulit memahami lagu ini, apakah soal pria yang tidak sempurna dari fisik, atau ini soal curhatan aka keluhan kekasihnya terhadap dirinya. Hehehe

Kecintaan Pandji dalam basket dituangkan dalam lagunya Always A Player, dan ia membuat sembuah filosofis basket dengan kehidupan dia tampaknya, termasuk kehidupan romansanya.

Babyplum, lagu berlirik Pandji yang gue suka. Rima nya asik dan mulai efektif dalam pemilihan lirik. Mungkin karena memang gampang untuk efektifkan lirik inggris tentang cinta daripada tentang kritik sosial. Beat nya pun asik meskipun tidak orisinil Pandji saat masuk chorus “Babyblue im coming, pour some pink, im runing, lemme tell you sumthin”.

Tak Mudah, lagu cinta yang menurut gue saat Pandji buat benar-benar lagi fall in love dengan penuh kegalauan. Gue curiga ini diciptakan sebelum Pandji merried atau mungkin ia baru nonton film romantis. Chorusnya “ Mana Mungkin, kita bisa bersatu, ku disini, sedang kamu di situ, perbedaan yang buat kita menjauh, inilah diriku dan itulah kamu”

Kalau diamati, bisa dibilang pada album kedua ini Pandji lebih longgar soal idealis pemilihan tema, beat hingga lirik. Curiga gue karena album ini ada sponsor yang tentunya ingin juga mencapai target tertentu. Kesederhanaan, track berikutnya benar-benar enak banget dan menurut gue ini pop banget sich. Dan di sini Pandji memberanikan nyanyi chorus dengan berani meskipun yaaa suaranya masih kagok sich…. “Tak ada yang bisa membahagiakanku selain kesederhanaanku”

I Hustle merupakan jawaban Pandji akan gosip-gosip soal persaingan dunia hip hop. Banyak yang bertanya-tanya kenapa Pandji mala muterin lagu hip hop dari rapper Indonesia lain saat siaran radio dan pertanyaan-pertanyaan lainnya soal persaingan hip hop. Pandji menjawabnya dengan mengajak kolaborasi dengan Kyriz of Bogiemen yang dianggap orang menjadi pesaing Pandji dan Rayi dari RAN yang dianggap bukan anak hip hop karena nyanyi pop. Ya, lagu ini menjawab semua kekonyolan dunia hip hop Indonesia yang saling hina.

Track berikut ini adalah yang menurut gue makin meningkatkan Pandji sebagi raper yang membawa pesan nasionalisme setelah “Angkat Tanganmu untuk Indonesia”. Judulnya Kami Tidak Takut dan selalu menjadi lagu andalan Pandji setiap tampil. Beat nya pun dipilih dengan baik dan sempurna.

Track berikutnya adalah GBK. Lagu ini sebenarnya sebuah resolusi Pandji yang mungkin akan tampil atau mengadakan event di GBK. Tampaknya, karena lirik terakhir berbunyi “Sengaja kuciptakan lagu ini untuk dibawakan suatu hari dihadapan ratusan ribu anak negri, kutaklukan Geloran Bung Karno”

Gue yakin track terakhir ini sebenarnya diciptakan jauh sebelum album ke dua sedang dibuat. Happy Ending yang menjadi trak terakhir ini sebenarnya masih kental dengan nuansa album pertama Pandji. Lirik yang panjang, beat yang masih belum orisinil Pandji. Berbeda dengan beat-beat dari awal track pada album ini yang sudah terlihat ciri khas beat Pandji.

Membawa Semangat Merdesa

Setelah tersiksa dengan album pertama dan kedua yang menurut gue belum menunjukan banyak rapper Pandji itu seperti apa, karena banyak lagu masih tidak menunjukan beat-beat khas dan pembeda. Meskipun ada beberapa lagu yang bisa menggambarkan rapper Pandji. Jadi bisa dibilang album pertama dan kedua Pandji masih terpengaruh dengan beat-beat rapper influencenya…Setelah dikoreksi,ternyata album Merdesa lha yg menghasilkan Rp.100jt dalam 10hari. Silakan ubek2 webnya di pandji.com. Mungkin ini yang menyebabkan sekarang hanya di album Merdesa dan 32 yang masih ada link download gratisnya.

Album ini dibuka dengan track berjudul Comeback, dan gue langung naik moodnya. Gue bilang ‘Ini baru lagu Pandji’. Cerita pada lagu ini masih seputaran personal brandingnya Pandji. Cerita bagaimana ia tetap nge-rap dan terus menyuarakan aspirasi dia sebagai orang Indonesia. Akhirnya gue sadar, Pandji ingin membuat semua orang tahu dulu siapa Pandji, kisahnya dan privasinya di album pertama dan kedua. Dan dirasa uda cukup 2 album menggambarkan Pandji. Sekarang, di Merdesa, liriknya mulai berkembang, kaya dan efektif banget. “Assalamualaikum people do welcome me back I aint no terroris / be cool / i aint gonna attack Im a moslem and especialy Indonesian. We dont do stupid things man/ we’re to proud for that”

Pandji pernah bilang, hip hop itu kalau gak seputaran isinya unek-unek kritik sosial ya sekalinya cinta soal sex. Pada track kedua dengan judul LXIX ini merupakan lagu cinta menjurus sex Pandji yang paling vulgar. Meskipun masih dalam koridor lirik kesopanannya, cukup menunjukan kreatifitas seorang Pandji dalam pembuatan lirik. Track ini Pandji menunjukan bahwa ia sulit bernyanyi dengan baik dan benar hehehe I cant sing But for you i willl try everything Hold on / that honestly was just a way To prove to you that i’ll embarass myself any day

Matthew Sayers adalah vokalis cowok yang suaranya gokil menurut gue, dan Pandji mengajaknya kolaborasi pada lagu I Remember. Dan lagu ini adalah lagu yang paling tinggi musikalitasnya menurut gue sich…Dan Matthew memang pantas untuk menyempurnakan lagu ini hehehe. Gue yakin, Pandji akan sulit membawakan lagu ini secara live…

Tidak Seindah adalah tentang romansa Pandji saat di Bandung. Ya ini lagu soal jatuh cinta namun mengambil tema sebuah kota, Bandung.

Sebenarnya beat yang dipilih Lagu Melayu sudah nongol-nongol dikit di album pertama dan kedua Pandji. Hanya saja, Lagu Melayu ini liriknya kuat sekali. Dan lagu ini digunakan KompasTV untuk jingle. Jalan jalan ke pasar ketemu mba ayu Duduk bersamanya dan minum minum jamu Jangan pernah malu, punya darah melayu Karna itu kekayaan milik bangsamu. Lagu Melayu ini menceritakan pengalaman Pandji yang punya kesempatan keliling Indonesia. Coba perhatikan, ia ingin curhat dan keluarin aspirasi, tetapi pemilihan lirik pada lagu ini berbeda jauh dengan album sebelumnya. Iya, mulai dengan sudut pandang yang berbeda dan liriknya pun sudah jauh efektif. Efektif adalah tidak perlu digambar detail tapi sudah sampi pesannya.

Salah satu lagu favorit gue di album Merdesa yaitu Perhatikan. Lagu ini tampaknya ingin menasehati anaknya tentang kehidupan. Jika di album sebelumnya Pandji penuh emosi, namun di Merdesa, Pandji lebih persuasif dan menggandeng. Perhatikan liriknya Jangan biarkan mereka jadi kaum lemah “Beri harapan jangan sampai mreka menyerah Beri mereka kuasa / jangan ajari jadi manja Jangan sekedar memberi uang / ajarkan mereka untuk berjuang Berikan sayap untuk mreka terbang Persenjatai mereka/ dengan Segala ilmu pengetahuan/Karna kebodohan akar kemiskinan”

Rappernya Pandji makin jelas pada beat di track Was Here. Kelak beat-beat seperti ini akan muncul lagi di album 32 dan menurut gue memang gini seharusnya beat-beat Pandji. Bukan harus sama, tetapi semacam gaya. Jadi seperti Afgan yang berbeda dengan Vidi Aldiano. Begitu juga Pandji dengan raper lain. Coba dengarkan lagu Was Here dan lalu lagu berikut-berikutnya.

Mau tahu lirik Pandi tentang kritik sosial yang paling keren? Dengerin trak berikutnya yaitu Tangan Kotor. Dengan suara low, Pandji ingin menggambarkan suasana inilah perjuangan underground untuk Indonesia. “Gulung lengan baju Tangan kotor, tubuh berpeluh Kalau nggak kotor , nggak belajar , nggak maju\Bangun negara dari bawah dulu”

Dengarkan beat Menoleh, dan lalu dengar Lagu Melayu. Ya, ada kemiripan. Memang inilah salah ciri khas lagu-lagu Pandji. Menoleh konon yang paling banyak dicari link downloadnya. Gak tau kenapa, mungkin lagunya cukup memberikan inspirasi baik bear dan liriknya. Beberapa lagu, Pandji suka gunakan suara synth/organ yang nunjukin semangat seperti pada lagu Menoleh.

Track berikutnya adalah lagu yang cukup satir dan sarkas untuk pemuda Indonesia. Bisa dibilang lagu Menyingkir adalah lagu satir dengan lirik Indonesia yang paling ‘pedes’ di album ini dan sebelumnya, sampai nanti ada lagu di album 32. “Dan menyingkir lo,kita sebangsa dan bukan musuh, atau berdirilah dibelakang ku dan ikut berjuang sisingkan lengan baju lo, munafikah lo berpijak di bumi siapa lo?udara yang dihirup hidung lo, kalau gak suka keluar negeri lo”

Track 11, DPR, tampaknya mulai makin gerah Pandji dengan lembaga pemerintah ini. Gue bisa merasakan saat pembuatan lagu ini, Pandji sudah gerah namun jauh dari kebencian, gimana ya? Ya pokoknya gregetan namun tidak didasarkan kebencian. Inilah yang membuat Pandji dapat me’ngawini’ beat dengan liriknya yang menurut gue klop banget.

Pada album pertama, Pandji masih mau masukin semua yang ada dikepala sehingga tidak kuat pesan pada albumnya, dan album kedua isinya curhat pribadi seorang Pandji sehingga bentuk kritik sosial sedikit ditemukan, dan di album Merdesa ini benar-benar dipenuhi kegelisahaan seorang Pandji terhadap negeri ini. Takkan Usai adalah lagu yang menggambarkan kegelisahaan seorang Pandji. Melawan Pembodohan TAKKAN USAI Melawan Pemiskinan TAKKAN USAI Melawan Terorisme TAKKAN USAI Melawan Korupsi TAKKAN USAI Tegakkan keadilan TAKKAN USAI Sebarkan kebenaran TAKKAN USAI Menanam kebajikan TAKKAN USAI Bangkitkan Indonesia TAKKAN USAI

Menurut gue trak berikut ini adalah sebuah keblunderan Pandji yang akan mendeskripsikan berapa usia Pandji hehehehe. Main Itu Hidup Itu Main, adalah lagu tentang pesan sebuah kehidupan yang sebenarnya seperti game. Makanya ia memasukan beat-beat mungkin menurut gue dari tetris sama Mario Bross. Kyaknya yaaaa…

Track terakhir pada album ini ditutup dengan lagu cinta. Ya ini mungkin strategi Pandji dalam penyusunan track list. Setelah dihajar suara kritik yang keras, ditutup dengan lagu bikin adem. Kisahnya kayaknya saat Pandji keliling Indonesia dan meninggalkan istrinya hehehe. Judulnya Pulang. Dari segi beat tidak keluar dari koridor musik Pandji.

32 Makin Pandji Banget….

Merdesa telah menggambarkan sosok sebenarnya rapper Pandji. Pemilihan beat yang sudah kental klo ini beat-beatnya Pandji, liriknya yang kian kaya dan kuat. Maka di album 32 yang katanya untuk memperingati 14 tahun turunya Presiden Soeharto, menurut gue ini adalah sikuel dari album Merdesa. Tidak banyak perubahan dari album Merdesa baik beat dan lirik, hanya saja tema yang diambil dan materi lebih banyak refrensi. Curiga gue, pada album ini Pandji mengobok-ngobok lebih banyak lagi perpustakaannya dalam pembuatan album ini.

Track pertama Selamat Pagi, dan puji Tuhan ia mulai pede sehingga tidak terdengar lirik

isinya memperkenalkan diri lagi. Dan tidak ada suara curhat, mala inilah musik inspirasi Pandji 100%. Mungkin saat pembuatan album 32, Pandji mulai banyak kegiatan, mulai banyak berkenalan dengan banyak orang yang cukup berpengaruh atas karirnya. Selamat Pagi sekilas dengar suara notifikasi dari BB hehehe

Pandji mencoba merespon ‘Galau’ syndrom yang mulai banyak nongol pergaulan pemuda Indonesia dengan lagu kedua yang judulnya Lagu Putus. Namun lagu ini masih objektif karena ambil sudut pandang Pandji sebagai cowok hehehe. Tetapi perhatikan di intronya, suara synth yang ciri khas banget sama Pandji.

Pandji dari album pertama saja sudah nunjukin kenarsisanya dan kepercayaan dirinya. Nah, di trak berikut yang judulnya GR ini adalah bentuk cara lain nunjukin kenarsisannya. Gue saat dengar lagu ini, terus bertanya-tanya “Apakah ini bentuk pencitraan Pandji” karena dia sempat buat lagu yang nunjukin kalau dia dulu doyan selingkuh? Ya di album pertama Kembali Tertawa kan dia bilang tukang selingkuh….ehmmm

Dari Belenggu adalah kegelisahan seorang Pandji akan mereka-mereka yang mengkritik kerja Pandji. Lagu ini sebenarnya sudah mewakili album 32 isinya akan seperti apa. Pandji menceritakan bagaimana cara dia berkarya. Dari beat yang dipilih tidak beda jauh denga lagu-lagu sebelumnya…”Sejak bertahun yang lalu kuberkarya dan terbebas dari belenggu”

Ode Untuk Ayah adalah lagu yang paling emosionil Pandji. Suara Pandji pada lagu ini terdengar bergetar beberapa part. “Aku dibabtis dengan obrolan” lirik yang menggambarkan hubungan Pandji dengan Ayahnya. Tidak romantis namun mesrah.

Pandji mulai bijak dalam pembuatan lagunya dengan liriknya. Di trak Bertahanlah salah satunya. Pemilihan liriknya mudah didengar dan dimengerti dengan chorus yang enak. Siapa pun yang memberikan masukan ke Pandji, tampaknya sangat mempengaruhi musik Pandji di album 32.

Menolak Lupa, lagu hits pada album 32 ini memang pantes dijadiin hits. Intro gitar yang melankolis, dan beat yang pelan tampak penuh perasaan. Isi lagu ini pun penuh dengan nama tokoh perjuangan seperti Mohamad Hatta, Wiji Tukul dan Gusdur. Lagu ini keren!

Terjebak adalah lagu yang sedikit keluar dari koridor musik Pandji dari pemilihan beatnya. Namun tetap asik banget, mungkin terpengaruh dengan Repstamasta. Lagu ini menggambarkan bagaimana rakya Indonesia masih mayoritas terjebak romantisme orde baru.

Sudah sampai track 9, masih dengan lagu berlirik Indonesia, ini tidak seperti pada album sebelum-sebelumnya. Mungkin ingin lebih cepat nempel pesannya. Demokrasi Kita adalah lagu yang melanjutkan dari lagu Terjebak, setidaknya itu yang gue rasakan. Dalam lagu Demokrasi Kita, kita dapat rasakan perbaikan vokal Pandji yang kian membaik termasuk saat Chorus.

Berani Mengubah boleh dibilang versi sopannya dari lagu ‘Menyingkir’ yang ada di album Merdesa. Lagu yang mengajak anak muda untuk turut peduli terhadap negeri ini. Bisa dibilang ini adalah soundtrack dari buku dia Nasional.isme. Kyaknya gue merasa ada part sepintas nyinyir salah satu menteri dari PKS deh dalam lagu ini….

Gue uda dengar katan’Hatta’ dua kali di album 32. Dan sekarang trak berikutnya Indonesia Free, Pandji mengambil dari pidato Hatta yang menyindir pemerintahan Belanda saat itu. Isi pidato dijadikan lirik dan itu susah menurut gue, apalagi isi pidato aslinya itu bahasa Belanda.

Masih inget gue bilang Pandji itu gak pernah pake lirik sumpah serapah. Nah, dalam lagu Pemuda Bodoh ada selintas sumpah serapah dan itu bukan Pandji yang keluarin namun Endumarch. Dalam lagu Pemuda Bodoh kekuatan liriknya penuh kemarahan sebenarnya dan sangat tajam menyerang anak ‘gaul’ masa kini. Meskipun beat dan intro yang dipilih Pandji membosankan, namun lagu ini jadi keren karena liriknya. “kenapa laki-laki kok pake bando,emang dasar goblok”

Trak berikutnya Naivete, jujur gue merasa di sini Pandji pas bagian chorus kyaknya pake autotune hehehe. Dalam album 32 memang lo gak akan banyak temukan beat-beat baru dan bunyi-bunyi unik seperti di album Merdesa, namun kekuatan pada album 32 di lirik termasuk di lirik Inggrisnya.

Selamanya, lagu yang dibuka dengan suara Gamila langsung enak banget. Ini lagu curhat kehidupan pribadinya Pandji satu-satunya di album 32. Mungkin, Pandji sebenarnya lebih gampang bikin lagu dari sudut pandang dirinya sendiri sehingga tidak dapat melepaskan saat pembuatan lagu. Lagu ini enak banget dan curiga gue juga Gamila punya andil dalam pembuatan hook pada lagu ini.

Terakhir judulnya Untuk Sahabat…berkolaborasi dengan Davina. Lagu ini keren dan menjadi benang merah dari album pertama. Lo bayangin aja, Pandji sampai mirikin segitunya untuk pembuatan lagu yaitu menjadikan benang merah. Jadi album ini sebenarnya menutup apa yang dimulai dari album pertamanya. Setelah ini Pandji gak kan produksi album dulu, begitu katanya sampai nanti dia buat lagi mungkin dengan konsep yang berbeda.

Sayangnya gue gak nemu data penjualan album Pandji, kira2 album mana yang paling laku? Semoga dapat konfirmasi dari Mas Pandji….

2 thoughts on “Review BalasDi18 / Rap”

Comments are closed.