SBY might be right after all

Semua buku yang saya baca menyatakan hal yang sama:

Political reform starts from Economical reform.

Saya ingin cerita tentang apa yang saya baca dari buku “The Future Of Freedom”nya Fareed Zakaria (lumayan, ilmu gratisan utk anda yg belum beli hehe)

Dari jaman kerajaan dulu, hingga hari ini. Berlaku sama.

Yang dulu disebut sebagai bourgeoisie di abad ke

17 adalah yang kita sebut sebagai kelas menengah.
(borjuis disini maknanya beda dgn pemahaman borjuis yg kita kenal. Tapi toh kita memang sering salah paham akan istilah. Cth: Anarkisme yg dipikir artinya “kekerasan” atau “kerusuhan” padahal sama skali bukan)

Kebebasan, diawali dari lahirnya Kapitalisme.

Pemahaman kapitalisme yg saya tulis di sini juga sesuai dgn definisi dasar di Oxford Encyclopedia, bukan pemaknaan negatif yg byk org miliki dlm benak mereka

Kapitalisme: Sistem Ekonomi berbasis kompetisi di mana produksi, distribusi, dan perdagangan dimiliki secara individual dan / atau perusahaan

Kapitalisme, lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem terdahulu di mana semua dimiliki oleh kerajaan.

Semua milik raja. Hak distribusi dan lain lain ada ditangan raja

Namun pada abad ke 17, ada perubahan besar dalam teknologi pangan sehingga terjadi stok berlebih yg harus dibarter atau dijual daripada jadi busuk.
Ditambah dgn lahirnya sistem perbankan pada era tersebut dan terutama sistem angka dari Arab yg tersebar ke seluruh dunia, maka perdagangan yang tadinya sekedar kegiatan kecil kecilan antar rumah berkembang jadi sebuah kegiatan besar.

Lahirlah, kaum bourgeoisie itu tadi. Yang disebut sebagai “A group of ambitious, aggresive small capitalists”

Kelak merekalah yg memperjuangkan sistem kenegaraan yg lebih adil dan terbuka kepada rakyat. Agar mereka bisa lebih bebas dalam berusaha.
Wajar karena keadaan mereka baik secara ekonomi ataupun wawasan membuat diri mereka bisa berpikir lebih dari hanya “mencari makan”.

Kebebasan yg mereka perjuangkan, berdampak langsung kepada masyarakat luas.

Barrington Moore Jr seorang peneliti Harvard dalam Kebebasan mengatakan:
“No bourgeoisie, No democracy”

Peran para borjuis pada era itu, kurang lebihnya sama dgn peran para kelas menengah jaman sekarang

Pertanyaanya kemudian, lalu apa yang harus kita lakukan untuk Indonesia?

Pak Anies Baswedan pernah berkata dlm satu presentasi, Bangsa Indonesia menuntut Indonesia utk berbelok dgn cepat. Padahal Indonesia bukanlah perahu kecil.

Lihat ukuran Indonesia. Besar sekali.

Ibarat kapal, Indonesia adalah kapal tanker sepanjang 1km. Bukan kapal speedboat yang kecil

Kapal speedboat apabila diputar kendalinya akan langsung bereaksi. Tapi kapal tanker membutuhkan banyak putaran dlm kendali, dan baru terlihat belok di km ke 10 (tentu ini belum tentu akurat dgn kenyataan tapi ini sekedar kiasan)

Pak Anies berkata, Indonesia sebenarnya sudah mulai mengambil langkah tepat untuk berubah. Hanya saja, prosesnya akan sangat panjang.

Harus diingat:
Cina, jadi kekuatan ekonomi seperti sekarang karena melakukan keputusan utk merubah sistem perekonomian mereka sejak 1970an. Antara tahun 1980-2000 pendapatan perkapita meningkat 3 kali lipat dan sekitar 170juta masyarakat Cina keluar dari garis kemiskinan.

Sementara Indonesia sampai 98 masih dibawah rezim Soeharto.

Kapankah mulai terasa perubahan dlm ekonomi Indonesia?

Ya diingat saja kapan secara ekonomi kita mulai dipuji2 dunia?

You got it. Ketika SBY jadi Presiden 🙂

Mungkinkah apa yang SBY lakukan ternyata slama ini benar?

Mungkinkah pada suatu hari, SBY berkata “Saya hanya akan fokus pada makro ekonomi”

“Saya tidak akan fokus pada hal hal lain, saya hanya akan lakukan yang saya bisa supaya secara ekonomi terjadi perubahan drastis, terserah apa kata orang”

Maka beliau menutup mata thd hal lain termasuk kepada praktek busuk politik yang ada di hadapannya

Jelas dengan ukuran Indonesia yang kelewat besar, untuk bisa melakukan semua dgn baik teramat berat

Sebuah pemerintahanpun harus memiliki fokus.

Tujuan akhir?
Ya itu tadi…

“Political reform starts from Economical reform”

Hanya ada 1 hal yang menghalangi niat tersebut:

Presiden 2014.

Di tangan yang salah, arah Indonesia ini bisa diputar balikkan

Tapi skali lagi, ini hanya ke-sotoy-an saya.
Sebuah dugaan tanpa bukti.

All I know is I have this thought in my mind:

Who knows, SBY might be right after all.

2 thoughts on “SBY might be right after all”

  1. Saya bukanlah orang yang pro thd SBY, tapi setidaknya saya paham betapa sulitnya mengelola sebuah Negara sebesar Indonesia. Mengelola seminar aja masih kacau

Comments are closed.