SOULNATION sudah berakhir…
Ini adalah untuk kedua kalinya diselenggarakan.
Ketika semua sudah berakhir, yang pertama kali ada di benak gue adalah: Soulnation 09 dalam banyak hal lebih baik daripada Soulnation 08
Tentu ada banyak yang bisa diperbaiki… ada banyak yang belum berubah dari Soulnation 08 tapi secara keseluruhan, tahun ini lebih baik dari kemarin
Penontonnya saja, penuh dimana mana…
Gue ada di banyak sekali panggung terutama panggung lokal dan hampir semuanya berkata seperti ini
“Wah gue ga nyangka yang nonton penuh… karena saat ini setau gue, tingtings/musiq soulchild/ arrested development/ tortured soul / DMC lagi main…”
🙂
Ini adalah pertanda yang sangat baik.
Pertanda bahwa kerja keras perfomer untuk menyuguhkan yang terbaik tidak akan sia sia
Karena siapapun yang bermain di panggung entah yang mana, selalu akan menyisakan penonton lain.
Soulnation hari pertama, gue baru bisa nonton setelah gue manggung…
Yang gue tontonpun ga banyak, Cuma J-FLOW dan Tangga
Lucunya, 2 performer itulah yang ternyata menarik perhatian gue paling banyak dan paling seru dari 2 hari penyelenggaraan Soulnation.
Ting Tings ga ada apa apanya dibandingkan dengan puisi JFLOW dan Musiq Soulchild ga ada apa apanya dibandingkan Kamga Tangga yang menjatuhkan “The F bomb” J
Gue berjanji kepada Ras Muhammad gue akan nonton, dan gue memang sangat sangat ingin nonton karena album ke 2nya terutama disebut sebut luarbiasa.
Sayang ketika Ras bermain, gue sedang bersiap siap di backstage.
Seusai manggung dengan keringat belum mengering gue dan manajemen beres beres pembayaran dulu…
Kemudian gue mengantar Gamila ke mobil karena dia pulang dianter Jendral supaya Dipo ga kelamaan ditinggal kedua orang tuanya. Selama jalan kaki dari backstage gue mendengar J Flow memainkan lagu “Inikah Cinta” milik ME.
Dibenak gue, “Jflow is packed with sumthing special..”
But i had no idea just how “special” its going to be 😛 hehe
Stelah anter Gamila gue langsung lari ke panggungnya JFLow…
Waktu gue sampe, hal pertama yang gue liat (selain jflow tentunya) adalah Igor aka Saykoji 🙂
Bukan (hanya) karena dia memang paling keliatan, tapi karena dia paling depan dengan dandanan yang sangat santai. Kaos, celana pendek, sendal.
Orang orang sibuk dandan niat ke Soulnation.. Tapi Igor mah santay ajaa 🙂
Gue seneng dengan orang yang nyaman dengan dirinya sendiri.
Kadang orang berpakaian untuk “menjadi” seseorang. Ada yang tidak perlu melakukan seperti itu karena sudah nyaman dengan siapa dirinya.
Lalu gue mulai menikmati lagu demi lagu yang dia bawakan.. semakin gue meyakini, jflow punya materi materi yang bukan hanya bagus, tapi terasah dengan baik.
Well executed.
Materi Jflow sangat beragam tapi secara umum elo yang sedang atau pernah melewati sebentuk perjuangan, pasti bisa nyambung dengan lagu lagu jFlow
Kemudian, TingTings bubar dan pintu keluarnya pas didepan stagenya Jflow
Jflow kemudian berkata “Waaah bubarannya The Ting Tings nih, mari kita tunjukkan performer lokal tidak kalah dengan performer luar”
Kemudian Jflow membawa Ras Muhammad keatas panggung untuk membawakan lagunya yang memang di album featuring Ras berjudul All Night Long. Lagu itu, 14 minggu jadi nomor 1 di Paranoia Chart Hard Rock FM.
Banyak orang yang mengajak kolaborasi dengan Ras Muhammad, dan alasannya kayaknya sama.
Ras Muhammad dengan musiknya selalu berhasil mengangkat semangat dan panasnya acara musik.
Jflow juga memainkan lagu barunya “Feeling” dan dimedley dengan lagu “Kuada Bagimu”
Setelah itu, Jflow kemudian berkata kurang lebih seperti ini “Gue mau membacakan sesuatu, yang sebenarnya bisa membahayakan gue, tapi gue harus baca ini”
Dia kemudian membacakan sebuah puisi, yang menurut gue ditulis dengan sangat baik.
Rimanya baik, isinya baik.
Puisi itu intinya mengkritik JFP tentang banyak hal
Berubahnya jadwal pada hari H, kurang menghargai performer lokal, tidak masuknya lagu dia, nama dia, foto dia di materi promosi, dan lain lain.
Jflow, dapet angin dari yang nonton, karena terutama dia mengangkat isu, bela musisi lokal.
Isu Nasionalisme memang sedang tinggi tingginya (tema Soulnation tahun ini juga tentang semangat kebangsaan) maka puisi Jflow dapat respon positif dari penontonnya.
Seusai puisi itu, dia bilang “Bisa jadi ini Soulnation terakhir gue” dan kemudian mengajak KunoKini keatas panggung.
Untuk yang belum tau KunoKini adalah sekumpulan anak Indonesia yang luar biasa berbakat.
Mereka mengumpulkan dan memainkan alat alat musik dari seluruh penjuru Indonesia, lalu membuat album.
Salah satu lagunya, adalah RASA SAYANGE yang ditambahi dengan lirik gubahan mereka sendiril.
Di panggung JFlow, lagu itu dimainkan, dan kemudian mereka ditambah Saykoji berfreestyle ria, dengan sangat sangat keren.
Betul kata Saykoji di twitter, mudah untuk menggoyang penonton dengan lagu hits, tapi susah untuk melakukannya dengan freestyle.
Isi dari beberapa freestyle JFLow dan Saykoji mengarah lagi lagi kepada JFP
Membuat penonton (paling tidak gue) seneng juga.. tapi ga enak hati juga…
Karena kayaknya beberapa diantara kami hadir di panggung Jflow untuk menikmati musiknya.. bukan konflik yang sedang dialaminya.
Tapi Jflow punya hak untuk melakukan itu. Dan gue rasa, dia punya alasan yang kuat.
Pada lagu RASA SAYANGE, penonton semua bernyanyi dengan lantang dan keras. Apalagi, Jflow membawa bendera merah putih keatas panggung dan mengibarkannya…
Semakin membakar semua yang nonton.
Lagu usai, Jflow menutup dengan kalimat “Sampai jumpa, diacara yang lain”
Gue rasa dia sengaja mengucapkan “Acara yang lain…”
🙂
Ketika turun, gue tersibuki oleh beberapa penonton yang ngajakin foto.
Nah, ini fenomena yang menarik.
Gue menilai performer dari jumlah cewek cantik yang nonton.
Tau dari mana gue? Dari bubaran yang ngajakin gue foto.
Ternyata dari semua panggung yang gue datangi, yang penonton ceweknya paling banyak yang cakep adalah panggungnya Jflow ( i guess, gym does really pay off, hehehe)
Stelah selesai foto foto, Iman dan Sesa (teman dari twitter) ngasih tau Jflow diajak ngobrol oleh EQ secara terpisah. Ternyata (entah dari kapan) EQ Puradiredja nontonin JFLow (katanya) sambil melotot.
Walaupun gue ga kebayang kayak gimana EQ melotot… matanya selalu kayak orang capek soalnya..
Belakangan, ternyata selain EQ ada beberapa orang lain. 3 orang katanya yang bertemu dengan Jflow.
Kejadian inilah yang akhirnya jadi hype besar di Soulnation.
Semua orang jadi nanya “Apa sih yang terjadi dipanggungnya Jflow?”
Mau tau pendapat gue pribadi tentang kejadian ini?
Mau tau?
Ntar ya.. kita lanjut dulu 🙂
Setelah panggung Jflow usai, yang bermain adalah panggung bawah tempat gue main..
TANGGA sudah main di lagu ke 2 ketika gue akhirnya menemukan tempat di depan panggung.
TANGGA adalah grup yang menarik. Kalau di NBA, TANGGA itu seperti Jermaine O Neal
🙂
Mereka sudah ada di industri sejak lama sekali.. tapi hari ini, mereka masih relatif muda
(dibanding gue tentunya, hehehe)
Seperti Jermaine O Neal, TANGGA sudah menemukan kematangan, sementara mereka masih punya waktu yang sangat panjang untuk semakin berkembang.
Kalau pendapat gue pribadi, dari semua panggung yang gue liat, paling mendekati sempurna adalah penampilannya TANGGA
And i know a lot of people might not agree with me, but i stand my ground.
Lemme explain why.
Waktu tahun lalu gue nonton Soul ID gue terkejut dengan begitu siapnya mereka bermain di Soulnation.
Aransemen, Songlist, surprise songs (lagu diluar lagu yang ada di album mereka, lagu lagu orang lain), kostum, dance, dll.
Soul ID dengan mudah gue nobatkan jadi pemenang besar tahun lalu.
Tahun ini, TANGGA yang secara keseluruhan terbaik.
Waktu gue liat kostum mereka, gue sudah meyakini, TANGGA mengkonsep soulnation dengan matang.
Usai lagu kedua, Kamga kemudian berkata kurang lebih “Kami, gue, sebenarnya main hari ini agak kesel”
Kamga kemudian menceritakan tentang banyak orang yang merasa TANGGA tidak pantas untuk ada di Soulnation.. katanya tidak cukup SOUL (whatever that means)
Gue adalah bagian dari orang yang membaca itu di twitter.
Gue tau siapa yang ngomong itu dan gue tau reaksi Kamga di twitter seperti apa… (maklum, gue follow soalnya :p)
Jadi gue ga kaget… yah… kaget sih.. tapi ga kaget kaget amat ketika Kamga berkata “Untuk yang meragukan Tangga, yang bilang kami ga pantas untuk ada di Soulnation, gue Cuma mau bilang SHUT THE FUCK UP” kemudian di satu kesempatan Kamga juga berkata “EAT THAT SHIT”
🙂
Penonton pun menyambut dengan riuh ucapan Kamga yang dinilai sebagai sebuah bentuk perlawanan terhadap pelecehan.
Sepanjang acara, TANGGA dengan sangat sukses membuat gue tidak mau beranjak.
Setiap kali mereka selesai memainkan sebuah lagu , gue penasaran “Seperti apa ya aransemen berikutnya?”
Salah satu poin terpenting oleh TANGGA adalah kehadiran musisi alat musik tradisional yang menjadikan aransemen lagu lagu TANGGA jadi keren dan kontemporer. Mahagenta namanya.
Salah satu momen yang keren adalah ketika mereka membawakan lagu “Teganya” dan di medley dengan sangat mengejutkan dan sangat keren ke lagu lagu Meggy Z : Cinta membawa luka dan jatuh Bangun. Ketika mereka bernyanyi “Sungguh Teganya teganya teganya teganya…” Penonton langsung berteriak dengan seru…
Sebelum lagu itu, ke empat personil TANGGA keluar panggung…
Kamga masuk dan bernyanyi (atau mungkin freestyle?) tentang kekesalan akan penghargaan yang diberikan ketika orangnya sudah meninggal.
Masuk akal juga.
Kalau musisinya sudah berkarya lebih dari 10 tahun dan sudah berdampak besar kepada industri musik Indonesia dan masih hidup, kenapa tidak langsung diberikan penghargaan saja? Kenapa harus menunggu meninggal?
Lalu semua kecuali Tata masuk panggung dan kembali bernyanyi…
Harmonisasi Kamga, Chevrina dan Nerra tanpa cela dan aksi mereka membuat semua penonton terpaku nontonin mereka.. lalu ketika lagi asik nonton mereka, tiba tiba.. TATA muncul diantara penonton , di depan pagar barikade!
Tata muncul dan ngerap dengan begitu lantang dan membuat lagu itu semakin klimaks.
Kayak Sulap gitu.. tiba tiba ga tau dari mana masuknya.. DHUARR! Tata muncul.
Disitulah gue merasa, TANGGA melakukan semuanya untuk sebuah live performance. Mereka menari, aransemen lagu dengan baik.. dan saking niatnya (belakangan Tata cerita) si Tata sampe lari muter jauh untuk bisa muncul ditengah tengah penonton
Unbelievable.
Unbelievable Commitment in Entertaining.
Esoknya, Kamga sempet ngomong ke gue dia menyesal ngedrop “F Bomb” …
Mau tau pendapat gue tentang F Bomb-nya Kamga?
Nanti dulu yaaaaaa, kita lanjut dulu…. :p
Malam itu, gue pulang agak larut sehingga gue sempet nonton T Five yang sebenarnya malem banget.
Walaupun sudah malam banget, tapi T Five lumayan banyak yang nonton.
Kebanyakan adalah penikmat albumnya, atau penikmat mereka ketika masih di Fame bandung atau NYC Jakarta 🙂
Panggung, adalah daerah kekuasaan T Five.
Mereka sangat santai dan sangat baik menyanyikan lagu lagunya.
Tanpa gue sangka, gue kangen juga sama suara tingginya si Paul J hehehe
Tapi gue ga bisa lama lama, itu udah jam 01.00 kalo ga salah, maka pulanglah gue kerumah.
………………….
Hari kedua , gue datang jam 5 tepat.
Pengen nonton Maliq & D’Essentials yang tidak pernah tidak keren dalam manggung.
Maliq main dengan kondisi yang sama dengan gue tahun lalu.
Tahun lalu, gue main di panggung mereka, di hari dan jam yang sama.
Bedanya, mereka lebih banyak yang nonton kayaknya.. hehehehe
Ya iya laaaaah… 😛
Satu hal yang sangat gue kagumi dari Maliq & D’Essentials dan belum bisa gue lakukan adalah
They make music so much fun.
Melihat mereka di atas panggung adalah sesuatu yang sangat sangat menyenangkan.
Yang nonton mereka seneng.
Dan manggung adalah paduan antara audio dan visual.
Secara audio, kita tahu mereka keren banget, tapi aransemen ketika dibawakan live yang menjadikan mereka jadi jauh lebih keren secara audio. Mereka paling jago nyelipin lagu lagu yang kita kenal kedalam lagu lagu mereka. Seperti kemarin ketika mereka membawakan lagu Terdiam (kalau ga salah) dengan intro lagu Cosmic Girl-nya Jamiroquai.
Secara visual mereka dandanannya sederhana, ga ribet, tapi keren. Warnanya putih dan krem atau coklat. Tulisan di dada mereka adalah MALIQMUSIC. Masing masing dengan gayanya sendiri tapi nuansa warnanya sama.
Secara visual juga, mereka selalu punya koreografi yang dilakukan seluruh band.
Biasanya kan cuma penyanyi-nya aja, ini seluruh band. Tentu, ini bukan orisinil milik mereka doang, tapi tetep aja tidak ada di Indonesia yang melakukan koreografi seband utuh selain….
“SONETA”
🙂
Gue juga mengagumi sesuatu yang dimiliki Maliq &D’Essentials yang jarang dimiliki band lain.
Setiap personilnya punya karakter.
Ga ada yang “nanggung” (apalagi nungging)
Ga ada yang canggung , ga ada yang jaim, ga ada yang ga ber-karakter
Itu membuat mereka jadi satu kesatuan yang keren karena semuanya punya showmanship yang baik.
Angga pernah bilang ke gue dia ga gitu bagus berkomunikasi dengan penonton.
Gue bilang, sebenarnya ga harus juga karena ketika bermusik, koneksi mereka dengan penonton susah ditandingi band lain…
Lagipula, kemarin mereka, terutama Angga berkomunikasi dengan baik kepada penonton… Malah, kayaknya udah dikonsep matang omongannya 🙂 Bridgingnya kayak penyiar.. lagi ngomong apa tiba tiba nyambung ke judul lagu yang mau dibawain…
Gue terpaksa meninggalkan mereka karena harus siap siap membuka IndonesiaUnite RISE.
Gue bergegas ke ruang tunggu performer untuk IndonesiaUnite, disana sudah ada Barry Likumahuwa dan BLPnya , JFLow, Ivan Saba, NEO, Dewi Sandra, Yacko, Nengah Sister Duke, dll.
Gue membuka rangkaian medley itu.
Lagu gue adalah UNTUK INDONESIA yang kayaknya tepat untuk membuka acara dengan semangatnya.
Penontonnya, luarbiasa banyak. Ga sebanyak Ting Tings sih… tapi lebih banyak daripada Atlantic Star 😛
Dipanggung, gue memamerkan sepatu yang gue pake.
Gue punya alasan khusus kenapa gue pamerkan sepatu itu.
Acara nya adalah sebuah kolaborasi musik dengan semangat Indonesiaunite. Dimana pin yang dijual pada saat itu akan disumbangkan ke NTT.
Sepatu LEAGUE yang gue pakai adalah special edition #indonesiaunite… tertulis di sepatunya.
Kemarin waktu di panggung gue, 1 band termasuk backing gue pada pake spatu LEAGUE special edition itu.
LEAGUE adalah merk dagang Indonesia, yang mendesain sepatu itu adalah orang Indonesia, temen kuliah gue sendiri, dibuat di Indonesia dengan bahan dari Indonesia dan oleh tangan pekerja Indonesia. Gue rasa, banyak yang mau mendukung produk lokal apalagi karena LEAGUE ternyata mempunyai semangat yang sama.
Di akhir lagu gue, gue membuka jaket gue dan menunjukkan tulisan Indonesiaunite di dada gue, sesuai dengan tema acara tapi diluar itu, gue mau orang tau bahwa kaos itu bukan sekedar kaos.
Itu adalah kaos BOLBAL.
Bolbal, adalah wujud terbaik ketika kreatifitas anak bangsa dan keinginan untuk menolong sesama bangsa Indonesia berpadu.
Detail ada di bolbal.indonesiaunite.com
Setelah gue, NEO gue panggil dan mereka membuat istora meledak dengan karya mereka.
Gue buru buru keluar karena jam 9 malam gue akan kolaborasi dengan DJ Larry sementara gue lupa dengan liriknya.
Jadi, DJ Larry baru saja merilis single berjudul PRESSPLAY featuring gue.
Liriknya, adalah lirik yang sederhana, tapi lucu (menurut gue)
Masalahnya, rekamannya udah lama banget dan gue belum pernah dengan hasil akhirnya.
Akhirnya gue samperin dia yg lagi ngeDJ, pinjem CD lagunya dan pergi entah kemana untuk mencari laptop.
Akhirnya manajer dan kakak gue, Tyas membawa gue ke ruang panitia dan akhirnya dipinjemin laptopnya Mba Dewi Gontha lalu dipinjemin macbook-nya EQ untuk ripping ke ipod-nya Tyas.
Disaat itulah gue ngobrol singkat dengan keduanya tentang kejadian Jflow.
Mereka tampak begitu kecewa. Mereka tampak lelah sekali. Gue rasa kejadian Jflow kemarin susah untuk tidak berbekas dihati mereka.
Bayangkan, entah berapa banyak jam mereka kerja, berapa jam tidur mereka tinggalkan, berapa besar resiko mereka harus tanggung, berapa banyak komplen yang harus mereka terima dan terlebih lagi, berapa banyak hari yang harusnya bisa mereka habiskan bersama keluarga yang terinvestasikan kepada acara ini.
Gue pernah bikin beberapa orang kesal karena mengkritik acara yang mereka kerjakan.
Sebagaimanapun gue benar dan kritikan gue objektif, gue harusnya memperhatikan perasaan orang yang mengerjakan. Apalagi, gue mengkritiknya via twitter yang sama dengan didepan umum.
Gue menyesali itu dan saat ngobrol dengan EQ dan Mba Dewi, gue melihat lagi dari sisi yang berbeda.
Mau tau pendapat gue tentang apa yang dikatakan EQ dan Mba Dewi kepada gue?
NANT…. heheheh udah ketebak ya?
Okay, lanjut lagi, setelah gue selesai ngafalin lagu gue kemudian beli sate house senayan yang punya kemasan gelas plastik yg unik lalu duduk di dalam istora di area yang rada kosong.
Banyak orang lesehan yang duduk di lantai (mungkin bisa jadi masukan utk JFP untuk menyediakan sofa sofa untuk orang duduk2 terutama di area yang kosong.. mungkin juga uda kepikiran tapi ada hal hal lain yang membuat mereka urung.. i dunno)
Ketika gue makan, ada suara orang ngerap yang cukup keras.
Sambil makan gue mikir “Ini suara dari mana ya?”
Ternyata dari Lounge Stage dimana DJ Larry tadi ngeDJ
Sekarang, Daviuz lagi ngerap bersama rombongannnya..
Daviuz adalah salah satu rapper yang sukses ngambil ceruk yang berbeda.
Dia ngerap dengan bahasa Hokien (kalo ga salah)
Lagunya cukup catchy dan mudah untuk bisa dinikmati.
Tiba tiba gue sadar sesuatu. Gue janji sama Beboy untuk nonton Sevensoul.
Maka keluarlah gue dari Lounge Stage dan mendatangi mereka.
Sayang gue hanya sempet menikmati 3 lagu kalo ga salah.
Tapi dari yang gue perhatikan, Sevensoul sudah siap menjadi ledakan baru di Indonesia.
Terutama live performance-nya yang bagus banget membuat mereka enak dinikmati. Bahkan lagu terakhir mereka “Bersamamu” lebih seru versi live daripada album 🙂
Naah Sevensoul juga bubarannya banyak banget cewek cakep. Walaupun nampaknya rata rata “barely legal”
Usai nonton Sevensoul gue langsung naik ke Lounge Stage untuk kolaborasi dengan DJ Larry yang tidak lain adalah Lawrence Aswin. Yang bikin musik pada lagu lagu gue seperti “Atas Nama Kebenaran(polisi-polisi)”, “Nggak Sekarang”, “BabyPlum”, “Maafkan Ayah”, dan “Supersugarcane Man”
Lagu pertama kami adalah BABYPLUM dan karena gue udah ngetweet sebelumnya, yang nonton jadi lumayan lah.. lalu gue membawakan lagu PRESSPLAY.
2 lagu yang seru dan menyenangkan… gue sangat berharap PRESSPLAY dapet airplay yang tinggi di radio karena lagunya keren banget menurut gue. Bukan rap dari guenya yang bikin keren, tapi aransemen musik ala Larry yang bikin lagu itu keren.
Setelah kolaborasi itu gue sempet nonton Atlantic Star sebentar yang hanya tinggal 2 atau 3 personil aslinya… lagu lagunya lumayan akrab dikuping penontonnya. Terutama yang 30 keatas 🙂
Gue ga lama karena pengen nonton DMC dari RUNDMC
Ini adalah orang yang legendaris.
Mereka, RUNDMC yang bikin (dan hanya mereka yang bisa) penontonnya nonton konser sambil melambaikan SEPATU 🙂
Lagu “My Adidas” mereka memang sangat fenomenal.
Mereka juga yang sempet bikin trend di amerika, sneakers tanpa tali.
Gara garanya, Jam Master Jay ketemua saudaranya yang baru keluar penjara pake sneakers ga ada talinya… pas ditanya “Kok ga ada talinya?” dijawab “Dipenjara sneakersnya ga boleh pake tali sepatu karena takut talinya dipake buat mencekik leher orang”
Jay pikir.. seru juga nih, dipake lah oleh RUN DMC dan Jam Master Jay.. dan jadilah trend.
Waktu gue nonton, gue merasa DMC komunikasi dengan penontonnya bukan hanya bagus, tapi lucu.
Dengan hanya bermodal dia dan DJ, DMC berulang kali menggoyang penonton Soulnation.
Disana gue liat banyak sekali anak anak hiphop dan bboy dan DJ dan penikmat musik hadir dan jadi bagian dari sejarah hiphop.
Malah diantara penonton ada yang sambil breakdance gitu…
Kepala gue kemudian beralih kepada Aditya yang harusnya sudah main.. Maka gue meninggalkan DMC untuk nonton Aditya.
Aditya penontonnya buanyak banget.
Waktu gue sampe, dia lagi kolaborasi dengan Imel Ten 2 Five di lagu “I Do”
Gue kemudian nonton sampai akhir.
Kesimpulan gue ketika nonton dia “Some people are meant to be entertainers, and Aditya is definetly one of em”
Aransemennya keren, nyanyiannya keren, tariannya, dan terutama energynya di panggung.
Dia nampak begitu nyaman berdiri dan bernyanyi di depan penonton.
His moves, exuberates confidence.
Ketika dia usai, penonton meninggalkan panggung dengan wajah puas.
NEO kemudian bermain di right stage… tapi gue ga bisa nonton mereka… karena gue harus segera istirahat.
Gue musti berangkat jam 4 pagi dari rumah standby jam 5 di bandara dan jam 6 berangkat ke Jogjakarta.
Gue juga ga nonton Musiq Soulchild… Entah kenapa… Ga gitu pengen aja.
Pada saat ketika Musiq Soulchild mulai main, dikepala gue Cuma Dipo…
Lagipula, gue memang lebih tertarik dengan performer lokal.
Karena di festival (bahkan festival apapun) selalu menarik bagaimana musisi memberikan yang terbaik diatas panggung.
Orang akan bilang “Yaah Ndji, nonton Aditya mah bisa kapan kapan… tapi Musiq Soulchild jarang jarang”
Iya juga siiih, tapi gue penasaran apa yang akan dilakukan musisi lokal di panggung festival karena mereka akan memberikan lebih dari yang biasanya kita lihat.
Bahkan Jflowpun, sekesel keselnya dia sama JFP, diapun memberikan performa terbaiknya (sejauh ini karena di masa depan nanti pasti masih akan lebih keren lagi) di panggung Soulnation.
Dan, dengan nonton mereka di Soulnation, gue bisa jadi bagian dari proses berkembangnya si musisi tersebut.
Mungkin, gue akan seneng ketika nonton Musiq, tapi gue bisa bilang “Gue nonton loh, waktu Boogiemen main di Soulnation… gila.. inget ga? Dia ngeluncurin album tuh hari itu”
Jflow juga meluncurkan “Facing your Giants” di Soulnation tahun lalu btw
Atau “Gue nonton tuh waktu Pandji bawa Denada keatas panggung”
Atau “Gue inget tuh waktu Maliq bawain lagunya Erykah Badu cowo cowonya pada nyanyi di 1 mic dan joged joged”
Ketika kita nonton aksi musisi lokal, kita telah menjadi bagian dari sejarah musisi tersebut. Kelak, kita akan bangga jadi bagian itu. Karena dengan musisi lokal, kita lebih merasa memiliki.
NAH
Gue tau elo ga sabar pengen tau pendapat gue tentang kejadian puisi jflow , kekecewaan JFP dan fbomb-nya kamga..
This is what i have to say.
J Flow, is allowed to say what he wants to say.
Kamga is allowed to say what he wants to say.
Its a free country.
Itulah demokrasi.
Toh, musik adalah selalu mengenai ekspresi.
Musisi selalu bisa menyalurkan apa yang ingin dia katakan, dan musisi selalu terbiasa untuk mengungkapkan perasaannya.
Terutama hiphop, genre musik yang memang kritis dari jaman dulunya.
Itulah kejujuran. Dan walaupun kadang kejujuran yang kita ucapkan belum tentu benar dan menyakitkan, itulah yang diyakini pada saat itu.
Jflow boleh mengkritik JFP, tapi JFP juga boleh memberi tanggapan terhadap JFLow, dan jFLow harus mau terima. Karena toh J Flow tidak memberikan pilihan lain, kritik Jflow pasti keterima.. hehehe lha wong didepan umum 🙂
Gue memang menyayangkan J Flow yang harus mengkritik JFP di depan banyak orang. Dan gue menghormati JFP yang memilih untuk “menghakimi” Jflow secara tertutup dan tidak di depan orang. Walaupun kalau gue jadi JFP gue lebih baik 1 lawan 1 dengan Jflow dan tidak mengurungnya dengan 3 orang.. karena jadi terasanya seperti menghakimi.
Jflow jadi kayak dikeroyok, dan itu tidak baik.
Tapi JFP melakukannya tertutup.
Coz if there’s one thing everyone including you, me, and even jflow would not want, is public humiliation.
Come on, lets be honest.
Tentu elo bisa bilang “Ah nggak, gue menerima dipermalukan di depan umum.. itu akan membuat gue jadi pribadi yang lebih kuat dan lebih matang”
Tapi dalam hati, siapapun tau ga ada yang mau dipermalukan di depan umum.
Dipermalukan lho ya, bukan dikritik.
Tentu Jflow akan bilang dia tidak bermaksud menghina, tapi mau gimana juga, itu yang mungkin terasa oleh JFP.
Dan Jflow tidak bisa mengubah perasaan di dalam benak Mba Dewi Gontha, EQ dan ratusan orang yang kerja keras untuk acara itu. They, i think we’re humiliated.
Kadang gue juga sering bercanda yang menyakiti hati orang.
Lalu apa ngaruhnya kalo gue bilang “Gue bercanda!” wong hatinya sudah terluka karena becandaan gue yang kelewatan?
Its true, the difference between a critic and a humiliation, is in HOW you do it.
Also
The difference between a critic and a humiliation is in HOW it is perceived.
Apa yang Jflow katakan, tidak ada yang salah. Bahkan, benar semua.
Guepun sempat kaget karena bangun pagi pagi jadwal berubah, walaupun gue ga gitu bete karena … well… i cant complain.
If i have to be honest with you, i think im mostly benefited.
Gue dapet panggung gede, sound gue bagus, gue main molor dari sejam ga dipotong, dapet hari jumat dengan jam yang bagus, ga kepagian tapi juga ga kemaleman…
I cant complain.. Udah bagus gue bisa main. Masak komplen?
Tapi jadwal berubah pada hari H adalah sesuatu yang memang tidak wajar. Gue rasa JFP pun sadar itu. Gue rasa mereka juga kalau bisa ga akan mengubah jadwal hari H, tapi karena tidak ada pilihan lain maka terjadilah.
Dalam kasus Kamga, dia ga punya pilihan lain… orang orang banyak yang mengkritik TANGGA tidak cukup pantas untuk ada di Soulnation. Kritik itu sudah tersebar dan sampai ke kuping dia (dalam hal ini, mata dia krn via twitter)
Maka diapun berhak memberi respon terhadap kritik/hinaan itu.
Kalau Kamga mau bilang “Shut the fuck up” , dia boleh.
Tapi siapapun tau, ucapan, apalagi hinaan, tidak akan membawa kepada kemenangan kecuali elo melakukan sesuatu.
Hating, doesnt result to winning, unless we do something about it.
Kamga, backed his words, with a performance of a life time.
TANGGA was from my point of view the best performer on the 2 days of Soulnation.
I would pay to see that performance.
They made my money worth all the way.
So in the end, Kamga and TANGGA did responded well.
Coz if there’s one thing i learned from INFOTAINMENT is this..
(yes, i said infotainment)
Its not what people say about you that will cripple your reputation. Its how you respond to it.
I see a lot of people got smeared on infotainment.
Bahkan kebanyakan kabar kabarnya justru benar.
Tapi dari yang gue liat, perselingkuhan, perceraian, kasus ini , itu, tidak meruntuhkan karir seseorang. Tapi biasanya reaksinya yang justru menghancurkan reputasinya.
JFP doesnt have to worry about what Jflow said. They only need to prove it. And they did, a lot (and i do mean a lot) of people praised this years Soulnation.
JFP became a hero for bringin in DMC of RUNDMC, JFP became a hero for giving opportunities for a lot of local musicians.. At the end of the day, it was a far bigger crowd than last year.
This is a good thing for the next Soulnation.
Jflow doenst have to worry (and i dont think he does worry J ) about what will happen on his career in music after dissing JFP, he only needs to prove it. And he did, his performance on Soulnation was the only performance that made me danced like i got 8 legs! It was the best solo act. And he deserved my stage.
He even played “Madu dan Racun” and also “Anak Singkong” !! I mean, who could nailed that but him?
If i were JFP, even with all this, i would ask Jflow to perform on the next Soulnation, coz i dont want to leave a great talent behind. Dan rasanya JFP akan tetep membuka pintu utk JFLow. Entah Jflow mau masuk atau enggak
Kamga maybe worried about what people say of his group, but they proved it.
So of course, a lot of people are pissed but at the end of the day, its all good
Its all good 🙂
JFP’s Soulnation 09 was a huge success
Jflow made a name out of himself as a brave and outspoken rapper with a tremendous talent
TANGGA won the battle of reputation
While i, as a fan of hiphop, leave the 2 days of Soulnation 09
As the most memorable event i have ever been a part of J
Thank you everybody
See you next year
See you on Soulnation 10
Sounds cool aint it?
Soulnation 10
I wanna be a part of it. Again.