Siang itu, gue parkir pas di depan Istora Senayan. Jalanan lengang. Parkir kosong.
Gue parkir di tempat paling enak diantara yang tersedia. Mengingat gue toh akan pulang pas acara usai.
Setelah gue parkir mobil dan menarik rem tangan, sebelum mesin mobil gue matiin gue ngetweet
“Istora, saya telah tiba”
🙂
Manggung di Istora Senayan adalah untuk kali ke empat untuk gue.
Pertama kali seumur hidup gue ngerap adalah di JakJazz karena di ajak Tompi.
Itu adalah momen yang besar dalam hidup gue karena saat itu, rekaman aja belum.
Kali kedua adalah ketika gue main di Java Soulnation pertama tahun 2008
Kali kedua adalah di Soulnation 2009
Bahkan tahun lalu sebenarnya gue manggung di mainstage Soulnation, tapi jadi featuringnya SLANK
Waktu main untuk SLANK di mainstage gue girangnya luar biasa.
Karena itu adalah SLANK dan mereka terhitung legendaris. Kemudian karena gue bisa menjajal mainstage Istora Senayan walau hanya 5 menit :p
Jadi bisa terbayang ketika gue dapat kesempatan untuk main di mainstage Java Soulnation tahun ini, gue girangnya ga bisa terukur lagi..
Sebenarnya, main di mainstage itu gue yang minta.
Gue pengen main di mainstage untuk sebuah alasan yang khusus.
Bahwa gue ingin dari tahun ke tahun performance gue mengalami peningkatan.
Tahun 2008 gue merasa cukup sukses di Soulnation. Gue cukup berhasil dalam membentuk reputasi karena banyak teman teman komunitas yang hadir dan nonton gue. I even made a friend who eventually became my fellow rapper on stage 🙂
Tahun 2009 suksesnya melebihi tahun sebelumnya, bersenjatakan dengan bintang bintang tamu luar biasa, orang yang datang untuk menonton gue jumlahnya juga jadi luarbiasa. Banyak orang yang kaget dengan jumlah penonton gue hari itu. Gue aja kaget.
Tahun 2010, gue tau betul susah untuk bisa mengurangi “prestasi” mendapatkan penonton sejumlah itu. Maka supaya grafik penampilan gue di Java Soulnation terus meningkat, gue nekat menawarkan diri untuk main di panggung utama.
Panggung itu, selama 2 pelaksanaan Soulnation sebelumnya, belum pernah menghadirkan sebuah penampilan khusus oleh rapper Indonesia. Biasanya musisi luar, special project dan Slank. Rapper belum pernah dapet panggung itu.
Kalau gue berhasil mendapatkan panggung itu, maka gue sudah bisa disebut “naik kelas” tanpa harus peduli berapa banyak yang nonton
Majulah gue kepada EQ Puradiredja. Menawarkan diri untuk main di panggung utama.
Mukanya langsung berubah dari yang santai jadi yang “agak” serius kemudian berkata “Terus terang gue agak susah membagi bagi panggung antara musisi satu dengan yang lain. Karena tahun ini jumlah panggungnya berkurang…”
Gue sadar betul beratnya menjalankan sebuah festival yang murni hiphop.
Alasannya sudah lama gue sebut sebut di blog gue. Pasar hiphop di Indonesia yang dewasa kurang dibentuk.
Pasar dewasa inilah yang jadi andalan dalam festival festival seperti ini.
Pasar anak muda (ABG) secara umum bukanlah tipikal penonton festival. Karena kemampuan spending-nya yang belum ada. Java Jazz Festival dan Java Rockin Land juga banyak diisi oleh orang orang dewasa.
Kalau kita liat anak2 muda mondar mandir di Java Jazz hanya ada beberapa kemungkinan: Dia manggung. Dia mampu. Dia bersama orang tuanya. Yang terakhir adalah kemungkinan yang cukup besar.
Sementara disisi yang berbeda, harga artis jazz dan artis hiphop jauh berbeda. Harga rapper amerika itu gede banget kalau dibandingin dengan misalnya harga Jason Mraz dan Jamie Cullum.
Di Amerika, Jay Z, Kanye West, Lil Wayne itu bayaran manggungnya selangit sampe tembus ke langit ke 7.
Terbayang kan? Bawa musisi Jazz harganya ga gede, penontonnya banyak yg dewasa. Bawa musisi hiphop harganya selangit, penonton dewasanya ga banyak.
Serba susah.
Karena itu, usaha JFP untuk terus menjalankan Java Soulnation patut diacungi jempol. Dengan segala keterbatasan, mereka tetap memaksakan Java Soulnation untuk tetap ada.
Bayangkan, tanpa Soulnation, kapan lagi gue bisa liat DMC (RUNDMC) ngerap? Kapan lagi bisa liat Coolio didepan mata (walaupun agak2 ngaco ya kelakuannya) kapan lagi bisa nonton Blackstreet? Musiq Soulchild? Kapan lagi bisa freestyle bareng Akil Jurrasic 5 dan Coolio ? Mereka turun dari panggung dan beradu rima dengan penonton yang adalah rapper Indonesia.
Itu nama nama yang BUKAN special show lho. Yang tidak perlu beli tiket tambahan untuk nonton…
Terutama, kapan lagi bisa liat temen temen musisi Indonesia membawakan aksi terbaiknya?
Beberapa aksi panggung musisi Indonesia yang gue tonton sepanjang 3 tahun Soulnation adalah aksi terbaik mereka di mata gue. Gue nonton Soul ID tahun 2008 dan nonton mereka lagi di 2010 gila!!! Gila! Keren banget!!! Duh, bingung gue nyeritainnya. Nonton Yacko juga luarbiasa sintingnya! Gue kenal Yacko dari lama tapi baru kali itu gue liat dia manggung 1 jam dan buseeeet, tenaganya ga abis! Tensi manggungnya tinggi terus. Nonton Boogiemen and Homegrown juga gila, Coolio gue tinggal demi nonton mereka ini.
Bukan karena Boogiemen + Homegrown ini temen2 gue, bukan karena gue mendukung musisi Indonesia semata, gue nonton Boogiemen + Homegrown karena mereka memang lebih baik daripada Coolio.
Coolio mah udah ketebak lah.. gue cukup nonton dia beberapa lagu. Tapi Boogiemen dan Homegrown?
Gila. Dengan Kyriz of Boogiemen, Rudi, DJ Cream, Joey 21st night, Lloyd Pop, Tanto the groove, Juno, dll itu adalah gerombolan musisi gokil.
Di Soulnation jugalah gue jatuh cinta sama NATIVE.
Java Soulnation adalah satu satunya taman bermain untuk anak anak hiphop. Satu satunya festival dimana gue lari kesana kemari nonton aksi hiphop Indonesia.
Atas dasar inilah gue berjanji untuk terus memberikan yang terbaik.
Tahun ini, seperti tahun sebelumnya, gue mencari sponsor sendiri untuk membiayai penampilan gue.
There’s a price i have to pay for excellence.
So i hustled.
Sekitar sebulan sebelum acara, EQ menghubungi gue. Di telfon dia bilang “Kayaknya nih, kayaknya gue dapet slot mainstage untuk elo… datang ke kantor yuk kita obrolin”
Ketika gue datang, dia tersenyum dan nunjukin jadwal yang lagi dia bikin “Elo dapet slot di mainstage. Main sebelum Simply Red”
Gue ga bisa menyembunyikan kebahagiaan gue :))
Gue langsung menjanjikan sebuah penampilan yang pantas untuk panggung utama.
Secara tim produksipun, gue melakukan usaha usaha khusus untuk menjamin penampilan gue jauh lebih baik.
Gue punya tim produksi dibawah pimpinan Zaindra untuk ngurusin teknis dari sound, kru, dan lain lain. Untuk kali pertama gue “niat” sampai sejauh ini. Lalu dalam band, gue menambahkan Rifka Rahman yang megang Sequencer. Mungkin elo pernah liat dia bersama Andien atau Glenn Fredly. Lalu gue juga punya Stylist, Sinatz yang membantu gue membuat penampilan kami layak untuk di panggung utama
3 tambahan utama itu, memberikan pengaruh besar kepada hasil akhir kami.
Bermodal itu, kamipun memantapkan diri.
Kisah latian gue udah pernah gue tulis di blog ini, lengkap dengan video.
Jadi gue langsung cerita ke penampilan gue aja ya 🙂
Gue cukup yakin, urutan lagu gue cukup baik tahun ini. Gue desain untuk memainkan emosi dan perasaan yang nonton karena itulah inti dari live performances.
“You maye forget what they say, you may forget what they did, but you will never forget how they make you feel”
Maka tahun ini, gue mulai dengan sesuatu yang berbeda.
Gue meminta kepada EQ untuk dibawakan lagu Indonesia Raya sebelum gue manggung. Oleh EQ dibawakan The Saba untuk membawakan Indonesia Raya.
PAS setelah lagu Indonesia Raya dinyanyikan bersama, band gue memainkan intro “Untuk Indonesia”
Lalu melangkahlah gue masuk ke panggung utama
Di lagu “Untuk Indonesia” gue mengajak 2 rapper muda untuk gabung bersama dengan gue.
Tujuannya sih sederhana, pertama gue kagum dengan kemampuan dan semangat mereka. Kedua gue ingin pengalaman berada di panggung utama bersama gue akan memacu mereka untuk berkarya dan kelak mereka akan manggung di panggung yang sama untuk diri mereka sendiri.
Anak kecil disamping gue, masih kelas 6 SD. Namanya Uyez dari Surabaya. Gue ongkosin ke Jakarta untuk manggung sama gue. Disamping Uyez adalah Dzee. Rapper muda dengan kemampuan lirik yang hebat. Dua duanya ikutan ngeremake Untuk Indonesia. Mereka 2 dari 31 yang ikutan saat itu.
Diujung lagu “Untuk Indonesia” gue medley dengan ujung lagu “Maju Tak Gentar”
Disinilah seisi Istora yang tadinya bersorak sambil angkat tangan langsung bernyanyi bersama sambil mengangkat kepalan mereka. Pemandangan yang bikin merinding…
Setelah itu, gue langsung berteriak “Soulnatioooooooon” dan musik langsung memainkan lagu “Penasaran”
Kali ini, gue membawakan kejutan. Biasanya yang nyanyi bagian chorusnya adalah Ichsan Akbar.. tapi kali ini adalah
Angga Puradiredja dari Maliq & D’Essentials 🙂
Gue sering banget dibantu Angga. Mantan pacar gue yang satu ini memang baik sama gue. Terlebih lagi karena dia mau melakukan sesuatu yang jarang dia lakukan :p
Lagu “Penasaran” gue, di medley dengan lagu “Penasaran” versi dangdut!
Waktu gue nyanyi “Sungguh mati aku jadi penasaraaan” seisi Istora Senayan pada histeris :))
Sepanggung pada joged dangdut semua dan kalau elo nonton, maka anak2 band-pun akan terlihat senyum lebar.
Siapa yang sangka, membawakan lagu dangdut itu menyenangkan sekali! Seru!
Lebih seru lagi liat
si Pangeran Siahaan joged dangdut. Priceless!
:))
Setelah itu gue membuka dan mulai ngobrol dengan penonton. Bahwa malam itu, gue akan memperkenalkan lagu lagu dari album ke 3 gue yang baru akan rilis 3 hari setelah hari gue manggung.
Mengumumkan bahwa albumnya gratis dan bisa diunduh di merdesa.pandji.com
Penampilan di Java Soulnation jadi puncak pengondisian gue menuju ke peluncuran album. Disinilah terakhir kali gue memberikan “sample” terhadap album MERDESA
Kemudian, lagu “I Remember” berkumandang dan dari belakang muncullah Matthew Sayersz yang suaranya bisa bikin minder Musiq Soulchild :p
Lalu lagu itu di medley dengan favoritnya orang orang.. “LXIX”
Banyak yang masih bingung dengan arti dari LXIX padahal kalo gue bilang clue-nya adalah “Romawi” langsung orang pada ketawa ketawa sendiri :))
LXIX adalah salah satu lagu yang paling enak dibawain. Musiknya enak. Bawainnya enak. Dan ketika gue membawakan dua lagu tadi, berulang kali gue menunjuk ke arah penonton yang gue liat hafal dengan liriknya..
Setelah itu, gue cerita betapa terhormatnya gue dapat kesempatan manggung di panggung utama. Walaupun sebenarnya menurut gue kehadiran gue di panggung utama adalah sebuah kesempatan bukan untuk gue, tapi untuk hiphop Indonesia.
Hiphop di Indonesia sudah begitu panjang perjalanannya. Kami punya sejarah, kami punya perjuangan, kami punya karya dan kami punya prestasi. 2010, adalah tahun yang lagi lagi menandakan produktifnya hiphop dan betapa brand sudah mulai mempercayai hiphop.
Hiphop di Indonesia pantas dapat festival sekelas Java Soulnation dan karena itu gue akan bawa beberapa rapper yang akan menunjukkan varias gaya, flow, pesan, musik dari hiphop di Indonesia
Yacko masuk membawakan “Srikandi Indonesia” tentang pahlawan devisa negara. Energetic as ever, she came to the stage and ruled straight away. Dengan pesan dan energinya, Yacko jelas tidak terelakkan sebagai salah satu rapper terbaik Indonesia
Lagu kemudian medley ke “Last Call” milik Boogiemen. Album Boogiemen “Last Son To Shine” adalah salah satu album hiphop Indonesia terkeren yang pernah gue dengar. Materinya seger banget dan sangat berkelas. Kyriz dari Boogiemen masuk dan melepaskan rangkaian rima-nya dalam bahasa inggris, juga enerjik dan dengan showmanship yang tinggi
Kemudian lagu medley lagi ke intro “Narsis”nya Saykoji. Dari belakang, dia muncul dan bersama sama lagu “Narsis” berkumandang di Istora Senayan. Setiap featuring keluar penonton ramai menyambut, dari Yacko ke Boogiemen ke Saykoji. Tapi pas Saykoji rasanya desibelnya tinggi banget. Jelas sebagai solois (Saykoji itu sering dipikir grup padahal sebuah solo act), Saykoji masih sangat besar namanya di Indonesia
Untuk yang penasaran apa yang lagi dilempar Saykoji, itu adalah mixtapenya. Gabungan dari sejumlah single miliknya. Dia bagi2 banyak malam itu. Selesai manggung dia buka jaket dan bertanya “Udah kurusan belom?”
Hehehehehehehe
Gue kemudian mulai berbicara tentang bencana yang melanda Indonesia belakangan ini dan bagaimana seseorang bertanya kepada gue “Kenapa kita cuma peduli sesama kalau ada bencana ya?”
Gue jawab orang itu dengan “Kita? Elo kali?”
Karena gue sudah sejak lama aktif di kegiatan sosial. Yayasan gue, Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia sudah dari 2006 membantu adek adek yang menderita kanker. Banyak juga diantara kita yang memang aktif di gerakan sosial atau yayasan tertentu. Itulah yang harusnya lebih banyak dilakukan oleh anak muda di Indonesia. Jadilah bagian dari sebuah aktifitas sosial tanpa harus menunggu bencana dulu.
Lalu setelah beberapa lagu diawal tensinya tinggi dan penuh dengan kejutan kejutan, aksi panggung gue mulai menurunkan tensinya.. lagu “Was Here” mengalun.
Lagu yang gue tulis dengan semangat Stop Pemiskinan
“Some say that peace means someone carrying a bigger stick, but someday some dude will come with a bigger stick. An eye for an eye will make the world go blind, thats Gandhi, a peace keeper for all time. And all this time we think that winning is everything. And while we conflict there’s a kid who lose his wings…”
Terlalu sering kita konflik antara sesama. Perang antar manusia dimana sebenarnya yang harusnya diperangi adalah kemiskinan.
Bahwa ada banyak anak anak Indonesia yang butuh tenaga dan perhatian kita yang habis untuk berkelahi.
Di layar kemudian muncul Steny Agustaf yang juga aktifis Yayasan Pita Kuning bersama Denny seorang pasien kanker anak. Steny cerita tentang apa itu Community For Children with Cancer (komunitasnya Yayasan Pita Kuning) dan apa yang bisa kita bantu untuk anak anak itu. Steny kemudian bertanya kepada Denny apa cita citanya. Denny menjawab “Jadi pengusaha sukses”
Sehari setelah video ini ditayangkan di panggung utama Java Soulnation, Denny dipanggil yang maha kuasa 🙁
Bagai malaikat, Denny hadir diantara kita semua untuk meminta perhatian kepada temen temen seumurnya dan bahkan yang lebih muda. Setelah itu dia dipanggil Tuhan…
Gue tidak bisa menerangkan lebih detil lagi betapa anak anak ini nyata kebutuhannya akan bantuan elo.
Gamila kemudian menyanyikan bagiannya “Walls are all i see. In this poverty. I need room to breathe. Stay away”
Ada atau tidak ada bencana di Indonesia, masih banyak anak Indonesia yang butuh perhatian kita. Saatnya kita mulai memperhatikan…
“Perhatikan” adalah lagu selanjutnya yang gue bawakan. Inspirasnya adalah ketika gue dan anak gue lagi di sebuah perempatan, diluar ada anak kecil seumuran Dipo yang mengemis dan mondar mandir di pinggir jalan. Dipo nampak bingung dan momen itu jadi inspirasi gue menulis lagu “Perhatikan” yang intinya tentang seorang Ayah yang berbicara kepada anaknya tentang anak anak jalanan..
Disini gue membawa Putu Sutha untuk bergabung karena memang di album, gue berkolaborasi dengannya untuk lagu ini…
Gue tidak cinta buta terhadap Indonesia
Gue tetap bisa melihat kekurangannya
Gue tahu banyak hal yang terjadi di Indonesia yang salah.
Tapi gue menolak untuk menerima bahwa rakyatnya tidak bisa berbuat apa apa.
Gue tidak percaya bahwa harus pemerintahnya SAJA yang bekerja untuk Indonesia
Gue percaya bahwa kita SEMUA harus sama sama berjuang untuk Indonesia
Bahwa generasi lalu menciptakan hari ini dan generasi kini dan generasi selanjutnyalah yang menciptakan masa depan.
Bahwa tidak ada orang yang sukses karena pesimis dan berarti kalau mau jadi negara yang sukses bangsanya harus optimis.
Gue percaya bahwa rakyat punya kuasa yang besar.
Thn 98 kekuatan rakyat berhasil menurunkan rezim 32 tahun.
Hari ini kontrol dari rakyat berkali kali berhasil halangi politisi busuk dan cecunguk2 negara.
Siapa tau elo lupa, adalah 1 juta facebookers yang akhirnya membuat SBY mau turun tangan dalam kriminalisasi pimpinan KPK. Sebelum itu beliau menolak utk ikut campur. Melihat netizenz berjumlah 1 juta menyatakan dukungan, SBY bentuk tim 8 yang pada akhirnya tim 8 tersebut rekomendasikan bahwa tidak ada bukti yang cukup untuk jatuhkan hukuman pada Bibit-Chandra.
Lalu pemuda juga yang halangi Dana Aspirasi, Dana Desa, Rumah Aspirasi, sampai Pembangunan gedung DPR yang menurut Marzuki Alie akan tetap dibangun apapun kata rakyat jadi ditunda pembangunannya..
Bukti bahwa rakyat telah melawan busuknya politisi sejak lama adalah lagu yang kemudian dibawakan di atas panggung oleh Dendy vokalisnya Mike’s : BONGKAR milik Iwan Fals
Seisi Istora paham lirik dari lagu ini, dan ikut menyanyikannya.. Suaranya tidak kalah lantang dengan Dendy.
Kemudian, lagunya dimedley dengan single pertama yang gue rilis online dari album MERDESA: DPR
Ketika lagu ini berkumandang , lagi lagi gue menemukan sejumlah penonton yang lancar melantunkan lirik lagu DPR
Karena itu berkali kali, mic gue lemparkan kearah mereka. Membiarkan mereka ikut meneriakkan “KAMI PANTAU DAN KAMI AWASI!”
Dari lagu DPR, tensi dari manggung gue meningkat drastis… gue kemudian keluarkan suara Bung Karno membacakan Proklamasi dan langsung disambut dengan intro lagu “Menoleh” yang gue tulis untuk mengajak kita semua kembali ingat teriakan para pahlawan untuk memerdekakan kita
“Bentuk kepalan. Angkat tinggi di atas kepala. Jadikan kepalan sebagai pesan, bahwa kita masih dengarkan, teriakan para pahlawan. Menoleh kebelakang. Lihat yang ditinggalkan. Pelajaran tak harus dalam halaman buku sekolahan buka wawasan…”
Dari atas panggung, pemandangan orang orang mengangkat kepalan mereka adalah sesuatu yang luar biasa.
Semoga kepalan itu jadi pesan yang mengingatkan kita untuk tidak pernah lupa apa yang mereka korbankan untuk kemerdekaan kita. Semoga kita tidak sia siakan nyawa mereka, dengan berani berkarya dan meneruskan perjuangan mereka dari kemerdekaan menuju kemerdesaan.
Lagu kemudian berlanjut kepada “Takkan Usai” sebagai sebuah pesan untuk tidak berhenti memperjuangkan banyak hal di Indonesia
“Panas hatiku, memerah kepalanku. Takkan ada ragu. Tak perlu ku kau pandu. Takkan angkat bambu, runcing otakku. Gunakkan pikiranku untuk perjuanganku”
Di ujung lagu ini, di layar muncul Kaka Slank yang menantang semua untuk terus berjuang. Di satu waktu dalam orasinya di video tersebut dia bertanya kepada semua “Mana semangat elo?”
Datang dari mulutnya, pesan itu jadi tambah kuat. Ini adalah band yang sejak jelas jelasan menantang koruptor dan polisi busuk, job manggungnya ditekan oleh pemerintah lewat kepolisian.
Slank susah sekali dapat job manggung karena setiap kali ada acara yang mau ajak Slank tidak diberikan ijin oleh Kepolisian.
Menjelang akhir dari performance gue, gue bilang bahwa dasar dari semua perjuangan untuk Indonesia adalah cinta dulu sama Indonesia.
Musik kemudian memainkan lagu berjudul “Cintai Bumi” yang sebenarnya ada di albumnya Sutha, tapi memang featuring gue.
Sutha kembali naik ke panggung dan menyanyikan lagunya, gue masuk ke belakang panggung dan alunan musik tradisional mulai megah bersuara dibawakan oleh Mahagenta.
Isi lagu “Cintai Bumi” adalah untuk mengajak semua orang untuk mulai menganggap Bumi sebagai rumah sendiri. Rasa memiliki itulah yang akan buat kita lebih peduli dan mau melindungi.
Dari lagu ini, musik kemudian masuk ke intro “Lagu Melayu”
Gue sudah kembali ke panggung dengan kaos baru yang tidak lagi basah kuyup oleh keringat dan entah kenapa…
I feel like dancing 🙂
I care less about what people think
I just feel like dancing
So i danced
Gue menari, mondar mandir, lari lari kesana kemari
Malam itu memang gue sangat merasa lepas di atas panggung
Beberapa kali gue melompat lompat
Bahkan ada yang lompatnya tinggi beberapa kali di lagu DPR dan Takkan Usai
Gue ngerap, lari dari ujung ke ujung panggung, gue menari, gue lompat, selama 1 jam 15 menit.
Dan gue sama sekali tidak merasa capek.
Rasanya gue malam itu ada dalam kondisi tubuh yang sangat bugar. Its like i was at my best shape.
Gue sering manggung 1 jam tapi gue jamin manajemen gue sendiri ga pernah liat gue seaktif itu diatas panggung.
Salah satu faktor utamanya adalah karena gue tahu dimensi panggung yang musti gue kuasai luas sehingga gue harus terus bergerak. Kedua, jangan harap penonton untuk semangat kalau yang diatas panggung adem ayem. 1 jam 15 menit adalah waktu yang tidak pendek. Gue harus terus pompa semangat yang nonton.
Tapi penyemangat gue sendiri, adalah menyaksikan mereka yang menonton gue hafal dan ikut menyanyikan lagu lagu gue..
Mohon diingat, saat gue manggung ini album MERDESA itu belum rilis
Artinya tidak semua orang aware dengan keberadaan lagu lagu baru gue
Maka terbayang bahagianya gue melihat orang hafal dengan “I remember”, “LXIX”, “DPR” dan terutama “Lagu Melayu”
Merekalah penikmat sejati musik gue. Dan sebagai orang yang berkarya, bayaran yang tidak ternilai harganya adalah apresiasi dari mereka yang menikmati…
Malam itu, gue dibayar mahal oleh apresiasi penonton gue…
Setelah “Lagu Melayu” gue bilang “Terima kasih sudah hadir disini, hadiah dari gue untuk elo, lagu hiphop yang paling disukai di Indonesia”
Intro “Bebas” berkumandang dan dari belakang… Iwa K datang 🙂
Seluruh Istora Senayan bernyanyi dan ngerap bersama dengan idola kami semua sang legenda Iwa K
I like the idea that i ended my performance on a high note.
Awalnya semangat dan riang, lalu sedih, lalu serius, lalu keras, dan diakhiri dengan keceriaan dan optimisme
Bagi gue, bisa sepanggung dengan idola, bisa menghibur yang menonton gue adalah kepuasan yang luar biasa.
Setelah usai semua, gue keluar dari panggung dan berteriak..
I was sooooo happy!
Gue sering manggung tapi manggung di Soulnation tahun ini, rasanya puaaaaaaaassss banget!
Terutama karena sound di dalem (diatas panggung utk anak2 band) bagus sehingga mainnya juga nikmat
Gue ga pernah sepuas ini manggung.
Tentu tidak akan sempurna 100%, tapi siapa sih yang bisa sempurna?
Yang gue tahu adalah, saat itu, gue merasakan nikmatnya manggung.
Gue nggak grogi. Nggak tegang. Nggak lupa lirik. Nggak banyak mikir. Nggak ada tekanan.
Enak banget.
It was well paid off..
I came to gave my best
I stepped off the stage proud coz i gave my best
Untuk semua yang datang
Untuk semua yang mendukung
Untuk semua yang ikut menjadikan ini terjadi
Terima kasih yang sedalam dalamnya untuk kalian semua 🙂
I will cherish this as one of the most beautiful moment in life
Coz though i’ve rocked a lot of stage, but it never felt like this before 🙂
PS: DVD Soulnation ini sudah bisa didapatkan dalam album Merdesa Deluxe Edition. Double disc, CD dan DVD.
Re-live the experience. Beli online gratis ongkir di sini
Thank you notes:
SOULNETA Band hehehehe
Dari kiri ke kanan (kecuali Uyez dan Dzee):
Doni Joesran- Keys
Duan Ferezka – Bass
Rifka Rahman – Sequencer
Agape Christian – Drums
Pandji “Abdjee” Akbari Kautsar – Gitar
Pangeran Siahaan – Rap
Gamila Arief – Vocals
Izqie Fidian – Vocals
Davina Raja – Vocals
Mahagenta – Alat musik tradisional (tidak ada di foto)
Production team
Zaindra and team (great job bro! Good to have you on my team 🙂 ) : Production Manager
Andira Pramanta: Visuals
Shani, Christabelle, Anka : Photographers
Sinatz : Fashion Stylist
Mbak Tyas dan Anes : Tim Rempong 🙂 Thx ladies couldnt’ve done it without ur faboulosity
The Show owners
Terima kasih kepada Mba Dewi Gontha, EQ Puradiredja, Firman dan seluruh tim Java Festival Production
Last but not least,
Terima kasih kepada Bapak Andy Jobs dan tim dari NEXIAN atas kepercayaannya dan keyakinannya untuk mendukung performance saya 🙂
PS:
Tahun depan gue nggak manggung di Soulnation. Jadi, sampai jumpa 2012 🙂 (Insya Allah)
MERDESA!!!!!