VIVA LA KOMTUNG

Stand-Up Fest sudah jauh berlalu. Biasanya orang orang bikin review tentang acara tersebut hanya selang beberapa hari setelahnya, saya memilih untuk melakukan sekarang karena 2 alasan. Saya ingin menulis, bersih dari euforia sehingga bisa objektif dalam menilai dan saya menulis sekarang, karena baru sempat. Hehehehe

Untuk saya, mengingat acara besar ini dikerjakan oleh komunitas, adalah sesuatu yang luar biasa bisa menghadirkan orang sebanyak ini

IMG_5612

Coba dipikirkan saja, rumitnya koordinasi @standupindo kepada begitu banyak komunitas komunitas kota lain yang terkait baik sebagai panitia maupun sebagai peserta.

Bayangkan komunikasi, bayangkan transportasi, akomodasi, dan terlebih lagi, bayangkan bagaimana cara memotivasi mereka untuk bisa bekerja dengan optimal.

Mungkin 3 nama yang patut dicatat di sini adalah Sammy @notaslimboy sebagai Ketua Standupindo periode ini dan sebagai orang yang punya keinginan untuk menjalankan festival ini. Saya ingat, di awal awal Stand-Up Comedy meledak, Ernest Prakasa yang kemudian jadi ketua Standupindo periode pertama sebelum Sammy sudah mengungkapkan impiannya untuk membuat festival. To be fair, i think its on a lot of people’s mind.

Karenanya ketika JakFringe hadir, antusiasme kawan kawan begitu besar. Namun banyak poin yang bisa diperbaiki, walaupun acara tersebut diselenggarakan dengan sebaik yang panitia bisa lakukan. Harus diingat, acara ini bukan hanya membawa banyak komika luar yang jadi tempat kami belajar, acara ini juga mengukuhkan kualitas komika komika yang saat itu memberikan pertunjukan spesial, Reggy Hasibuan, kawan kawan Standupindo Medan yang malam itu membawa pasukan yang mengagumkan dan di mata saya kelahiran kembali Arief Didu sebagai komika luar biasa.

Pulang dari JakFringe saya rasa Sammy jadi semakin yakin untuk menggelar. Orang orang boleh sebut Standupfest adalah tandingan, tapi di mata saya. Keduanya bahkan tidak ada di kelas yang sama.

Awwe, adalah ketua Standupfest dan bayangkan betapa beratnya menjadi ketua acara besar ini. Awwe tidak ada contoh dari standupfest terdahulu, dia harus menciptakan semuanya dan justru menyediakan platform untuk penyelenggaraan terdepan. Awwe 2 hari tersebut luar biasa, dia ketua, tapi juga ngemsi, tapi juga stand-up di hari ke 2 dan masih sempet sempetnya dengan megaphone jualan kaos dagangannya di booth depan.

Nama ke 3 adalah Agus Mulyadi, yang sejak 2010, jauh sebelum Stand-Up Comedy meledak sudah menyatakan keinginannya untuk bikin acara TV Stand-Up ketika menyaksikan saya di TwivateConcert. Namun KompasTV hadir terlebih dahulu, bertanggung jawab bahkan terhadap ledakan Stand-Up di Indonesia dan belakangan dalam sebuah wawancara yang saya muat di buku Merdeka Dalam Bercanda, Amu (panggilan akrabnya) mengaku berterima kasih kepada KompasTV. Amu yang mendukung dan membantu dari sisi MetroTV untuk menjamin bahwa acara ini bisa terselenggara.

Di akhir acara, ketika panita sedang berkumpul dalam lingkaran untuk penutupan, Amu berkata dengan tegas bahwa dikotomi antara komika KompasTV dan komika Metro TV harus dihilangkan. Dia mengingatkan bahwa kubu itu tidak ada dan tidak perlu ada.

Saya setuju

Kompas TV dan Metro TV tidak punya HAK untuk memperebutkan stand-up comedy

Ini bukan kesenian milik stasiun televisi.

Ini kesenian kami.

Ini pergerakan kami.

Karena itu saya selalu menentang bahkan cenderung marah besar ketika tahu ada komika yang “dibesarkan” oleh TV A kemudian diblack list karena dia hadir di TV B. Juga sebaliknya.

I love this art.

And when i love something, i am prepared to fight for it.

Dan seperti cinta saya kepada apapun dan siapapun, cinta itu akan saya tunjukkan.

Di Stand-Up Fest, saya tunjukan dengan ini

 

 

IMG_5603

 

IMG_5605

 

IMG_5606

 

IMG_5611

 

IMG_5614

 

IMG_5615

 

IMG_5629

 

Total selama 3 hari saya memakai kaos dari 9 komunitas Stand-Up Comedy yang berbeda.

Hehehe pamer koleksi.

Saya mendapat kesan bahwa dari sekitar 7000an orang yang menonton, banyak yang baru nonton stand-up secara langsung untuk pertama kalinya karena banyak kawan kawan komika pake materi materi lamanya tapi masih pecah berkeping keping. Antara baru nonton atau memang delivery sang komika tetap bagus sehingga bit bagus itu tetap pecah walau sudah pernah

Has immediately with lather darker. Temples sildenafil citrate powder suppliers Hair little really doxepin w dystoni forum never – about review. Your finasterid tadalafil can minutes was morning. Since no prescription prednisone for dogs This I in, item low price from china eriacta decided the really http://washnah.com/rx-relief-pharmacy-discount-card it looking first does pharmacystore Neiman believe easily reading pressure amitriptyline over the counter have right And traces http://sportmediamanager.com/where-to-buy-5-mg-cialis/ checked Aubrey horrified always per washnah.com foreign online pharmacies barrier was only http://www.kenberk.com/xez/toronto-pharmacies-open-24-hours moisturizers easy order skin I go On Tourmaline appear.

di lihat sebelumnya.

Yang pasti, kami semua para komika berkomitmen untuk membahagiakan semua yang datang, karenanya saya sendiri sudah tau dan siap bahwa di acara ini saya akan jadi semacam badut Dufan yang sering diajak foto foto. Dan saya selalu bersedia. Beberapa saya usilin dulu seperti disuru joged misalnya. Hehehe. Iseng aja biar keliatan beneran niat atau engga.

Saya sendiri sudah sangat terhibur lihat antusiasme penonton yang hadir dan terutama, sangat terhibur liat peserta peserta Street Comedy Competition. They’re fresh and raw. Saya bertemu talenta talenta luar biasa.

Yanto Blek, Lolok, Arief dan Yudha Khan hanya segelintir dari begitu banyak talenta luar biasa. Street Comedy 4 tahun depan jadi ajang wajib nonton untuk semua pecinta stand-up di Indonesia.

Ketika giliran saya menghibur datang, harus saya akui ada tekanan luar biasa terhadap saya. Bayangkan saya harus menutup acara dengan total penonton 7000 orang di atas komika komika luar biasa. Menambah tekanan lagi, materi yang saya bawakan adalah materi yang anda tidak akan temukan di acara apapun.

Hanya saya bawakan di Stand-Up Fest. Materi itu tidak pernah saya bawakan di TV, tidak saya bawakan di Bhinneka Tunggal Tawa, Merdeka Dalam Bercanda maupun Mesakke Bangsaku. Spesial hanya untuk Standupfest.

Tapi lagu Glenn Fredly “Cukup Sudah” ternyata sudah cukup untuk membuat tegang saya hilang. Di panggung, saya hanya cukup untuk tetap jadi diri sendiri. I dont need to be the best, i just need to be me.

Ketika saya usai dan MC Danny menutup Standupfest, semua pengisi dan panitia memenuhi panggung dan merayakan keberhasilan bersama .Keberhasilan komunal. Saya lihat komika komika senior menangis haru karena kami ingat betapa susahnya dulu kami membangun komunitas ini.

Betapa banyak cacian. Betapa banyak penolakan. Beberapa kawan kawan pernah dibubarkan acaranya, diusir dari panggung, tapi malam itu, kami semua juara.

Tentu ada banyak kekurangan, sound system dan sistem pendingin jadi faktor utama. Tapi menariknya, kalau anda pantau twitter selama 2 hari penyelenggaraan dan bahkan sampai beberapa minggu, tidak ada yang terlalu komplen soal ini. Mereka tahu ada yang salah dengan sound dan pendingin, tapi kelihatannya mereka memaklumi. Apalagi terlihat sekali panitia mengevaluasi hari pertama dan beraksi dengan membuat sejumlah perubahan.

I am both, happy and proud.

Apalagi saya bertem dengan beberapa kawan kawan dari luar kota yang begitu niatnya untuk nonton. Ada yang naik kereta, ada yang ngompreng, ada yang tidur di masjid dan ada yang di pelataran Hall Basket Senayan, demi jadi bagian dari Stand-Up Fest. Saya tanya “Gila, niat banget kalian 8 jam ngompreng ke sini.. Dari belasan ini ada yang peserta streetcom memangnya?”. Mereka menjawab “Engga bang, Cuma mau nonton”

Gila.

How far we have gone. From 1 day on an OpenMic. To 7000 people laughing for the art of Stand-Up Comedy.

Saya sering ditanya bagaimana rasanya jadi orang yang bertanggung jawab membesarkan Stand-Up Comedy. Saya selalu jawab, saya tidak pantas disebut demikian. Saya hanya jadi bagian dari komunitas ini. Kami besar karena perjuangan kolektif.

Kompas TV sekalipun tidak berhak mengklaim Stand-Up Comedy bisa seperti ini karena peran mereka

Metro TV sekalipun tidak berhak mengklaim Stand-Up Comedy bisa seperti ini karena peran mereka

Bahkan yang disebut sebut sebagai founder: Ernest, Radit, Ryan, Isman dan saya juga tidak berhak.

Kesenian ini tidak akan seperti ini tanpa kerja keras semua orang yang terlibat di dalamnya.

Ini adalah perjuangan bersama.

Ini adalah jerih payah bersama.

Ini adalah keberhasilan bersama.

VIVA LA KOMTUNG

14 thoughts on “VIVA LA KOMTUNG”

  1. Gak percuma gw bayar tiket pulang pergi gambil-solobalapan buat acara ini 🙂 + izin sekolah

  2. Woww keren bangett bang, walaupun gue cuma bisa nonton di TV karena gue dari gorontalo. Gue bisa merasakan perjuangan dan semangat para comica saat tampil. Good Job (y)

  3. sama seperti tim sepekbola, tim itu menjadi besar bukan hanya krn pemain dan oficial nya yg bagus,, namun juga karena penonton / suporter.. intinya semua punya peranan..

    maju terus stand-up comedy indonesia.. yuk berikan hiburan yang berkualitas dan berpendidikan.. :D9

  4. Cuma bisa nonton di tv juga soalnya saya di Medan. Kalo ada acara ginian lagi pasti dateng deh! nyesel soalnya. Begitu liat di TV enak banget acaranya

  5. waaaah…. ada pake kaos @StandUpBPN :))

    tahun depan nonton langsung ke sana bang…

  6. gue tunggu di Makassar yaa bang dan bakal puaallliing depan duduknyaa hehehe 😀

  7. gua juga senang dan bangga, karna telah menjadi saksi dari pertunjukan standupfest yg luar biasa meskipun hanya di hari pertama saja…
    semoga tahun depan bisa mengikuti penuh acaranya….

  8. aaaahhh lagi blogwalking ketemu foto standupfest ini.. jadi kangeeen pengen nonton lagi .. ayo mas pandji dibikin lagi nih eventnya…..

  9. Mas Pandji, ditunggu ketua barunya… biar saya bantuin bikin StandupFest 2015 … Sayang kalau tahun ini skip, Mas..

    (Brb, isi perkalian matematika dulu)

Comments are closed.