Susah Tapi Pasti Bisa (part 16)

Gila juga ya, udah sampe part 16 :))
Untuk yg baru menemukan serial blog ini, “Susah Tapi Pasti Bisa” adalah seri blog gue yg isinya catatan pribadi gue dalam membangkitkan stand up comedy di Indonesia.
Ini adalah tulisan ke 16 jadi kalau baru tau, silakan gali ke belakang baca part 1 sampai 15

Okay. Saatnya serius:

Saya janji untuk membahas kaitan antara Stand Up Comedy dan youtube.

Ini menarik sekali karena kita akan membahas soal
A ) Mengapa jarang sekali comic mengunggah materi mereka ke youtube

B ) Mengapa di youtube kok kesannya ga lucu

C ) Mengapa dari Chris Rock, Robin Williams sampai Raditya Dika dan Soleh Solihun, video video stand up comedy di youtube selalu menuai kontroversi, minimalnya, perdebatan

Youtube, sejak dulu selalu jadi cara untuk “menyiarkan” sesuatu, atau mempublikasikan sesuatu. Belakangan ini, mengingat makin banyak orang menghabiskan wakti di internet, youtube juga jadi cara untuk mengamplifikasi sebuah kegiatan.

Hal yang sama terjadi dengan Stand Up Comedy di Indonesia. Amplifikasi dari openmic 13 juli 2011 di Comedy Cafe adalah yang memicu perkembangan Stand Up Comedy di Indonesia seperti hari ini

Sekarang, saya sendiri sudah jarang mengunggah video youtube ketika lagi openmic
Alasannya jelas.
Hari ini, ketika anda lihat saya datang ke openmic, saya sedang berlatih untuk sebuah gig (stand up berbayar) atau saya sedang melatih sebuah bit baru agar segera matang.
Bit “Matang” menurut Raditya Dika adalah bit yang sudah kita bawakan 5 kali. Menurutnya, setelah 5 kali, sebuah bit sudah matang dari tidak bisa lagi tumbuh.

Nah yang dimaksud dengan bit yang “tumbuh” adalah bit yang setiap kali dibawakan tiba tiba berkembang ketika kita bawakan di atas panggung.
Mungkin kalau anda yg membaca ini adalah seorang comic, anda akan sadar bahwa setiap kali anda mengulang bit di atas panggung, tiba tiba nemu sebuah pengembangan atau hal baru dari bit tersebut. Itulah yang dimaksud dengan “tumbuh”

Karena saya datang openmic utk latihan, maka dipastikan set saya tersebut belum matang.
Jadi saya sengaja tidak mengunggah ke youtube sesi openmic saya karena pertama set tersebut masih mentah dan kedua karena saya mempersiapkan itu untuk gig di mana saya dibayar.

Beberapa alasan mengapa comic tidak lagi mengunggah materinya ke youtube adalah karena dia ingin orang untuk datang dan bayar untuk menonton dia. Sesuatu yg sangat wajar karena dia negara yang industri stand up comedy-nya sudah berkembang, seorang comic dapat penghasilan dari manggung.

Masalah mengapa di youtube kok tidak terasa selucu itu, sebenarnya bisa dijawab dengan berbagai macam jawaban tergantung keadaan yang sedang dialami penonton tersebut

Mengapa di youtube rasanya tidak lucu, berikut sejumlah kemungkinan jawaban:

1) Anda lagi galau karena abis diputusin

2) Anda tidak mengerti maksud dari lawakan yang dilempar karena referensi yang tidak sama. Cth: Kalau anda anak SMP besar kemungkinan tidak akan ketawa mendengar lawakan yang membahas kehidupan orang menikah. Atau kalau anda seorang akuntan, mungkin tidak bisa mengerti konteks lawakan seseorang yang melawak tentang dunia militer.
Biasanya orang yang seperti ini akan bergumam “Gue ga ngerti lucunya di mana”

3) Selera yang memang beda beda. Bukan berarti karena anda tidak ketawa nonton Soleh Solihun lalu dia adalah comic yang tidak lucu. Tentu tidak. Seperti musik, ini masalah selera seleraan. Saya tidak suka Justib Bieber bukan berarti dia jelek. Sama dgn stand up comedy

4) Because you weren’t there

Percaya deh, nonton secara langsung efeknya ratusan kali lipat daripada menonton di youtube. Sudah banyak orang yang jadi bukti kebenaran ini. Tanya deh sama orang orang yang ngakak nontonin Mongol di youtube, pas nonton langsung pasti ngakaknya lebih parah. Bahkan seorang teman yang mengaku tidak ketawa nonton saya di youtube, mengaku ngakak pas nonton pertama kali secara langsung di comedy cafe.

Terakhir saya mau membahas soal mengapa banyak comic sebenarnya menghindari materinya diunggah ke youtube.
Jawabannya adalah, karena orang yang datang untuk menikmati stand up comedy, datang dengan pikiran terbuka.
Stand Up Comedy, yang dikenal sebagai comedy yang membawa kebenaran akan sering kali membawa kebenaran yang pahit tapi dibawakan dengan jenaka. Ini saja, berpotensi konflik pendapat.

Maka Stand Up Comedy, bukan hanya cocok untuk orang dengan referensi yang sama, dia juga cocok untuk orang yang berpikiran terbuka.
Dalam bincang di ON|OFF kemarin Isman HS bilang bahwa berpikiran terbuka itu kurang lebihnya “Saya mungkin tidak setuju dengan ucapan anda, tapi saya bisa menerima.”
Cara pandang ini akan membuat orang tersebut akan bisa tertawa mendengar sesuatu yang dia dengar. Dia bisa terima walau tidak dia setujui.

Nah youtube, penuh dengan orang yang sangat beragam.

Orang yang nonton video stand up comedy di youtube belum tentu orang yang benar benar mencari.
Bisa jadi dia masuk karena melihat temannya ngetweet tautan ke video tersebut. Bisa jadi karena sebuah referensi di blog seseorang atau di sebuah thread kaskus.

Artinya, mentalitas dan cara pandang orang ketika di youtube belum tentu berpandangan terbuka semua.

inilah mengapa boro boro saya, radit, soleh, ernest, ryan, sammya, dll.. bahkan sampai Chris Rock, George Carlin, Robin Williams, George Lopez, Russel Peters-pun di youtube banyak dihujani ucapan “ga lucu”, “lucunya di mana ya?”, atau kritik kritik keras terhadap isu yang mereka angkat.
Karena youtube terlalu luas penontonnya.

Pada akhirnya, video stand up comic amerika, diunggah oleh fansnya. Bukan oleh comic itu sendiri. Tak terhindarkan akhirnya, hal hal di atas.

Indonesia, harus bergelut dengan ragam penonton youtube karena kita masih berusaha mengenalkan kesenian ini dan youtube adalah sarana efektif.
Tantangan tersendiri.

Susah, tapi pasti bisa 🙂