Terwujud & terjadi

Semua gara gara uang.
Wilayah Afrika Selatan asalnya adalah wilayah yang sepi. Mayoritas penduduknya adalah warga kulit hitam. Penduduk lokal.
Namun semuanya berubah ketika pertama kali ditemukan, emas.
Dalam waktu singkat, pendatang kulit putih memenuhi Afrika Selatan. 

Ekonomi berkembang pesat. Sekitar 25% demand emas dunia, datang dari Afrika Selatan. 

Lalu konflik sosial mulai bermunculan.
Awalnya konflik dimulai gara gara siapa yang berhak mendapatkan apa, siapa yang berhak mempekerjakan siapa. Suku mana boleh menambang di mana. Pendatang mana boleh menggarap yang mana.
Lalu mulailah inisiatif para pendatang dari Eropa untuk membuat aturan. Berhubung mereka merasa lebih intelek, lebih maju & lebih “berbudaya”. Aturan ini, kelak akan mengekang semua warga kulit hitam Afrika Selatan & merampas hak asasi mereka. 
Awalnya para pendatang ini membentuk aliansi yang kemudian bergerak ke arah pemerintahan. Mereka bilang “Demi kebaikan kita semua, apapun ras & golongannya”. 

Ide awal mereka adalah segregasi. Alias pemisahan area, fasilitas, termasuk hak antara kulit putih dan non kulit putih. Katanya supaya tidak terjadi konflik. Pemerintah menyebutnya sebagai program “Tetangga yang baik”. Yaitu terima saja pemisahan ini, anda ya di sana, kami ya di sini, jadilah tetangga yang baik & jangan saling menyinggung.

Tapi program ini tidak berjalan lama, berhubung orang kulit hitam banyak yang masuk ke area kulit putih sebagai pekerja bahkan influxnya semakin banyak seiring maraknya tambang emas & berlian. Konflik tak terhindarkan. Salah satunya adalah konflik yang terjadi kepada seorang pengacara dari India yang kuliah lalu kerja sebagai pengacara muda di sana. Dia diusir dari kereta api karena dia menaiki gerbong kulit putih. Dia kelak memimpin perjuangan kesetaraan hak di Afsel lalu kemudian kembali ke India untuk melawan penjajah Inggris. Dunia mengenalnya dengan nama, Gandhi.
Akhirnya karena konflik sosial tidak kunjung usai, diputuskan Apartheid. Sebuah rezim dimana kulit hitam dicabut segala haknya termasuk hak berpolitik. Mereka tidak bisa ikut pemilu & tidak punya suara politik. 
Menurut politisi politisi kulit putih ini dalam wawancara TV, keputusan ini adalah untuk kebaikan mereka (non-kulit putih) juga karena mereka “masih belum terdidik, masih barbar & biadab”.
Masyarakat kulit hitam semakin diatur, semakin dikekang, semuanya diberi semacam pass-book yang isinya segala informasi terkait dirinya. Semacam KTP tapi lebih lengkap sampai kepada kerja di mana, untuk siapa, catatan sosial & kriminal.

Polisi lalu sweeping masyarakat kulit hitam saja & kalau ada yang tidak bawa akan langsung dimasukkan ke penjara. 
Bermunculan aktivis politik, salah satunya bernama Mandela yang membentuk organisasi politik (kelak menjadi partai politik) bersama teman temannya membakar pass-book tersebut sebagai tanda protes. Mandela jadi semakin terkenal namanya & media sering mewawancara dirinya terkait aktivisme & rezim Apartheid. Cerdas & lugas dalam berbicara, Mandela jadi favoritnya media.
Mandela dipenjara karena dianggap terlalu berpengaruh, apalagi ketika Mandela berkata jalan damai percuma ketika reaksi balik dari pemerintah adalah kejam & biadab. Takut memancing kekerasan lebih parah, Mandela ditangkap namun aktivis lain terus bergerak. Aktivis aktivis lain ditangkapi & secara misterius tewas di penjara. Beberapa bahkan dalam kondisi mengenaskan. 

Mandela sendiri tidak dibunuh karena pemerintah tahu akan memancing amarah yang lebih bahaya.

Winnie Mandela, istri dari Mandela juga melakukan perlawanan. Dia mendirikan organisasi yang cenderung keras. Winnie pernah ditangkap dirumahnya di Soweto yang merupakan wilayah kumuh Johannesberg & dipenjara selama 8 bukan. Ketika keluar justru semakin keras dan militan memimpin organisasinya. 

Soweto juga jadi saksi sejarah gelap Afrika Selatan ketika anak anak & remaja melakukan aksi massa di atas bis & berkeliling kota, lalu dihalau, ditangkapi, dipukuli & dibunuh oleh polisi. Kerusuhan pecah. Korban nyawa tak terhindarkan. Dunia menonton dari tayangan televisi. Mandela menyatakan duka yang mendalam dari penjara.
Akhirnya pada satu masa, Pemerintah Afrika Selatan melakukan sesuatu yang krusial. Dia melakukan kompromi politik demi berhentinya kerusuhan & korban jiwa. Dia mengumumkan bahwa Mandela akan dibebaskan, kemudian semua organisasi politik yang tadinya dilarang, diperbolehkan kembali.

Di balik semua itu, dia minta bantuan Mandela untuk bersama dia mendamaikan publik.
Keputusan ini memancing reaksi negatif di kalangan kulit putih. Tercatat puluhan organisasi kulit putih lahir setelah keputusan ini dan bertekad untuk menolak putusan pemerintah. Tuntutan mereka, agar kondisi dikembalikan seperti semula. Mereka bahkan tidak segan segan menggunakan jalan kekerasan. 
Bukannya damai, malah dalam beberapa tahun setelahnya, Afrika Selatan memasuki masa tergelapnya. Angka kematian dalam beberapa tahun setelah keputusan itu justru lebih tinggi dari pada angka kematian yang terjadi dalam puluhan tahun perjuangan persamaan hak di Afrika Selatan.
Mandela bersama partainya melakukan negosiasi dengan pemerintah. Negosiasi ini berjalan alot dan lama. Hingga pada akhirnya Afrika Selatan memasuki masa pemilu. Partainya Mandela ikut serta. Seluruh rakyat termasuk yang kulit hitam diperbolehkan ikut memilih. Partai Mandela menang. Mandela jadi Presiden. 

Beliau mencontohkan untuk memaafkan para masyarakat kulit putih, dan mengajak seluruh warga untuk bersatu.
***
Saya pelajari ini semua, ketika berkunjung ke Museum Apartheid di Johannesberg, Afrika Selatan.

Ketika anda beli tiketnya, secara random tiket anda akan tertulis “blankes” atau “non-blankes”
Blankes adalah kulit putih, Non-Blankes adalah sisanya. Termasuk orang Asia seperti kita.

Gerbang masuknya akan terbagi dua. Dan masing masing gerbang mengajak anda masuk museum dengan perspektif yang beda.
Di satu titik kita akan melihat ke dalam lorong kulit putih & melihat mereka sebagaimana sejarah Afrika Selatan dulu mengenal mereka.
Keluar dari ruangan itu kita diajak jalan melewati proses panjang sebelum ditemukannya emas di sana. Dimulai dari yang disebut sebut sebagai nenek moyang seluruh umat manusia.
Ketika memasuki bangunan utama museum, kamera & ponsel dilarang. Tapi ketika di dalampun, terlalu mencekam rasanya untuk foto foto mencari momen untuk diabadikan.
Saya belajar banyak akan Indonesia dari mempelajari sejarah negara lain. Dalam hal ini, Afrika Selatan.
Saya belajar:
Ketika manusia merasa lebih mulia, lebih benar, lebih terdidik & lebih beradab, dia cenderung berbuat semena mena terhadap mereka yang tidak dianggap sebenar & semulia dia. Tanpa sadar, dia melakukan perampasan hak.

Cara melakukan kebenaran, sama pentingnya dengan kebenaran itu sendiri
Saya belajar:
Bahwa banyak “orang jahat” sesungguhnya tidak sadar bahwa mereka jahat. Di mata mereka, merekalah justru yang baik. Maka kedamaian tidak akan pernah muncul dari menentukan mana yang salah dan mana yang benar, tapi dari memutuskan apa hal baik yang bisa dilakukan.
Saya belajar:
Bahwa persatuan datang dari usaha keras untuk mencoba memahami sebelum membenci. Dan dibutuhkan individu individu yang bersedia mencontohkan itu. Individu ini akan melewati perjalanan yang luar biasa berat. Seperti berjalan menembus badai. Namun hasil akhir yang begitu didambakan membuat perjuangannya layak untuk dijalankan
Saya belajar:
Bahwa pemimpin negara yang baik mencontohkan kebaikanya bukan hanya ketika menjabat, tapi juga juga ketika memutuskan untuk tidak menjabat. Mandela tidak melakukan abuse of power kendatipun dia benar & dicintai rakyatnya. Mandela berhenti jadi Presiden setelah hanya 1 periode kepresidenan.

Makanya kalau anda lihat ada orang yang mau memimpin sebuah negara lebih dari masa yang ditentukan hukum, dalam hal Indonesia, adalah 2 masa jabatan, maka kita layak berhati hati akan motivasi dia dibalik jabatannya. Contoh: Soeharto & bahkan Sukarno dengan gagasan demokrasi terpimpin yang sebenarnya mah rezim otoritarian juga tapi namanya lebih cantik.
Saya belajar:
Bahwa usaha mempersatukan Bangsa tidak ada garis akhirnya. Tidak ada ujungnya. Tiada henti.

Selama negara itu berdiri perjuangannya harus terus terjadi.

Mandela kini sudah tiada. Afrika Selatan kini dipimpin Presiden ke 3-nya & orang ini terkait lebih dari 100 kasus korupsi. Angka penganggurannya 25% dan menjadikan Afsel sebagai negara dengan angka kejahatan salah satu yang tertinggi di dunia. Nyaris setiap rumah dikelilingi pagar listrik. Pretoria jadi satu satunya kota Juru Bicara World Tour dimana saya gagal lakukan rutinitas lari pagi. Saya dilarang semua orang karena mereka khawatir saya jadi korban kejahatan. Di Afsel, copet menembak mati setelah merampas. Sehari sebelum kami pulang, ada penembakan di mal tidak jauh dari kami makan malam.
Saya belajar
Dan lewat tulisan ini saya berbagi.
Supaya anda & saya sama sama tahu persis apa yang harus kita lalukan.

Supaya Indonesia yang kita idamkan bisa terwujud & terjadi.

PS: Untuk versi lebih banyak foto & video, tunggu versi Stellernya 🙂

3 thoughts on “Terwujud & terjadi”

  1. Penjelasan singkat tentang sejarah Afsel sebenarnya sudah diberikan sejak di bangku sekolahan, tapi begitu baca lagi, masih terbesit rasa kesal terhadap penjajahan bangsa lain terhadap orang lokal. Namun hal ini jadi medium buat berkaca diri, jangan-jangan ini yang dirasakan orang-orang diluar pulau jawa yang pembangunannya terlambat bertahun-tahun terhadap penduduk pulau jawa. Maka pemerataan pembangunan itu beneran penting untuk salah satu cara menghindari disintegrasi bangsa Indonesia.

  2. selalu kagum dengan tulisan tulisan mu bang
    banyak yang ane pelajari meskipun tidak langsung berada disana
    semoga ane juga dkasih kesempatan bisa kesana kedepannya :))

Comments are closed.