Pertama kali saya melakukan ini, alasannya adalah karena iseng bercampur aduk dengan putus asa.
Tidak ada media yang mau mewawancara saya, lama lama dipikir saya wawancara diri sendiri saja. Toh blog adalah media yang saya miliki.
Ternyata banyak sekali yang suka karena mereka terhibur dengan keanehan saya mewawancara diri saya sendiri
Yang belum baca, silakan baca dulu di sini
Sekarang, wawancara imajiner ini kembali dalam rangka album ke 4 berjudul 32.
Selamat menikmati 🙂
____________________________________________________________________________________________
Pandji Presenter (PP): Apa kabar Pandji, terima kasih sudah menyetujui undangan wawancara ini, saya tahu anda pasti sibuk
Pandji Rapper(PR): Kabar baik, sama sama.. Saya selalu senang diwawancara oleh anda, pertanyaan anda bagus bagus. Kalau saya jadi anda, pertanyaan demikianlah yang akan saya tanyakan
PP: Hehehehe seakan akan mewawancarai diri sendiri ya..
PR: Begitulah..
PP: Sejak terakhir kali saya mewawancarai anda, sudah ada banyak perubahan..
PR: Cukup banyak, perubahannya sekitar 8 kg..
PP: Maksud saya dari sisi kesibukan
PR: Oooh… awkward -_-*
PP: Saat itu, anda belum menjadi seorang komika (sebutan bahasa Indonesia untuk comic atau stand-up comedian – red), anda sudah menulis buku tapi belum meledak sebagaimana NASIONAL.IS.ME begitu diminati di seluruh Indonesia. Anda belum punya Random Creative House yang memproduksi acara acara TV seperti Provocative Proactive dan kini saya dengar ada 2 proyek program TV akan jalan.. Anda juga punya perusahaan penerbitan komik digital . Anda juga sudah punya 2 anak skarang. Banyak yang berpikir kesibukan kesibukan baru ini, terutama di stand-up comedy, anda mulai meninggalkan hiphop
PR: Cukup bisa dipahami, saya dari 2008, 2009, 2010 selalu meluncurkan album dan 2011 orang pikir saya tidak meluncurkan album baru. Padahal saya meluncurkan DVD saya yang pertama sekalian dengan peluncuran album fisik MERDESA Deluxe Edition. Juga selain itu, saya merasa sayang karena album ke 3 materinya bagus. Saya kuatir dengan keluarnya album 4 terlalu dekat, lagu lagu dari album ke 3 belum maksimal dikenalkannya
PP: Ini adalah tahun ke 5 anda berkarya di dunia hiphop. Terbayangkah akan sejauh ini?
PR: Terus terang saya malah targetnya akan berkarya di hiphop selama 1 dekade. Pada 2018 saya harusnya rilis album terakhir saya.
PP: Itu berarti anda akan berumur 39 tahun. Memang rapper ada yang umurnya segitu?
PR: Silakan google nama Jay-Z. Saya tidak punya cukup waktu untuk menerangkan..
PP: Okay, sebentar…
PR: ……………
PP: ……………
PR: Udah belum?
PP: Belum ini… koneksi lama..
PR: Ya intinyaaaaaa -_-* Saya akan terus berkarya dan walau umur akan 39 pada saat itu, yang penting adalah pesan dalam lagu saya dan relevansinya dengan umur saya. Mana mungkin saya di umur 39 tahun akan ngerap soal bolos sekolah..
PP: Tapi melihat 5 tahun berkarya ini, apakah anda cukup merasa sukses untuk bertahan dan terus berkarya? Banyak orang membecandai anda tidak laku. Bahkan anda sendiri sering bercanda dan berkata anda nggak laku. Kalau nggak laku, buat apa bikin album lagi?
PR: My music isnt for 100.000 Lambs. It is for 100 Lions.
PP: ………..
PR: Paham?
PP: Sebentar ini lagi saya google translate kalimat tadi….
PR: -_-*
PP: Anda berusaha untuk menjelaskan bahwa musik anda memang bukan untuk semua orang.. Bukan untuk ratusan ribu domba tapi hanya untuk ratusan singa.
PR: Betul. Saya sebenarnya tidak perlu menjelaskan lagi mengenai makna kesuksesan bagi saya. Apalagi kepada anda karena di wawancara sebelumnya saya pernah menerangkan itu kepada anda..
PP: Oiya ya? …….
PR: Nggak usah di-google -_-* Intinya begini, kalau anda bertemu dengan seorang musisi, yang musiknya berisi tentang kritik terhadap DPR (DPR, 2010), tentang kebenaran dibalik pembajakan (Bajak Lagu Ini, 2008), tentang makna kebahagiaan yang datang dari kesederhanaan (Kesederhanaan, 2009), lalu lagu lagu tentang semangat kebangsaan (Untuk Indonesia, 2008. GBK, 2009. Menoleh, 2010) maka anda akan paham bahwa saya bermusik bukan untuk jualan. Tapi untuk berekspresi dan untuk menyampaikan pesan. Mana ada ceritanya lagu lagu seperti tadi masuk Dahsyat dan Inbox. Manalah mungkin lagu macam “Atas Nama Kebenaran” yang berisi tentang Polisi korup akan jadi nomor 1 di tangga lagu radio? Berapa banyak sih yang suka lagu lagu semacam itu ketimbang lagu lagu yang isinya tentang cinta. Sekalinya ada lagu saya yang berkaitan dengan cinta, pasti isinya sex (Super Sugarcane Man, 2009) atau perselingkuhan (Mulanya Biasa Saja, 2008) , sex dan perselingkuhan (Babyplum, 2009) dan mentok mentok tentang pernikahan (Calvin N Susie, 2009).
PP: Oiya, ini di google tertulis bahwa anda pernah berkata di wawancara kita 3 tahun yang lalu bahwa kalau anda ingin kaya dari musik maka anda akan jadi penyanyi dangdut..
PR: -_-* tetep loh di google..
PP: Hehehehe
PR: Mereka yang menggemari lagu saya, jelas sekali tipikalnya seperti apa. Mereka adalah orang orang dengan pola pikir dewasa, optimims dan memiliki kecintaan yang besar terhadap Indonesia. Memaksakan musik saya kepada mereka yang hanya senang dengan lagu lagu cengeng atau mereka yang hanya ingin mendengar lagu tentang jatuh cinta berjuta rasanya, tentu bukanlah hal yang bijak. Itulah mengapa saya tadi berkata “My music isnt for 100.000 Lambs. It is for 100 Lions”.
PP: Itu analogi yang anda ambil dari idiom “Lions for Lambs” ya? Tentang ucapan orang Jerman mengenai tentara Amerika? Orang Jerman sering menggambarkan tentara Amerika sebagai Singa Singa yang dipimpin para domba..
PR: Benar sekali, tau dari mana anda? Saya tebak! Pasti google.
PP: Bukan, dari altavista.
PR: Ha? Emang masih ada?
PP: Engga deeeeng, dari google..
PR: Ini… -_-* aneh amat deh lo..
PP: Kembali ke pertanyaan, kalau misalnya tolok ukur sukses anda bukan dari penjualan album atau dari terkenal atau tidaknya anda sebagai rapper, lalu bagaimana anda mengukur sukses secara musik?
PR: Dari pencapaian dan dari pengakuan orang orang yang saya hormati. Contoh, dari sisi pencapaian saya bangga menjadi solois pertama yang dipercaya untuk mengisi panggung utama Soulnation selama 3 tahun penyelenggaraan. Waktu itu di tahun 2010
Bahkan saya bangga atas kesediaan Iwa K yang notabene merupakan pahlawan musik hiphop dan legenda musik Indonesia untuk mau featuring dengan saya di panggung Soulnation. Juga Denada yang kembali dari pensiunnya di dunia hiphop dan ngerap bersama saya membawakan “Kujelang Hari”
Setahun sebelumnya di Soulnation 2009, saya juga mendapatkan kehormatan luar biasa ketika panggung saya menjadi panggung dengan penonton terbanyak
Tahun ini, baru saja kemarin saya dipercaya untuk mengisi panggung Konser Kemanusiaan Untuk Indonesia Timur yang dikerjakan teman teman VOTE di Alun Alun Kidul Yogyakarta. Nama nama pengisi panggungnya kaliber nasional seperti Slank, Shaggy Dog, SID, Glenn Fredly, Tompi dan Ras Muhammad..
Bahkan kalau dipikir pikir, bangga juga rasanya lagu saya pernah jadi sejenis theme song untuk salah satu gerakan sosial terbesar, #IndonesiaUnite
Dari sisi pengakuan saya bangga karena diajak Glenn Fredly dalam konser solo-nya di Jakarta Convention Center, diajak Slank manggung untuk ngerap dalam lagu mereka
Diajak featuring dalam album teman teman musisi dari BLP hingga Kahitna, juga bentuk pengakuan dari musisi yang saya hormati. Kesediaan Abdee Slank dan Denada juga Tompi, Angga Maliq & D’Essentials, Endah N Rhesa, Soul ID, Saykoji, serta masih banyak lagi dalam mengisi panggung bersama saya juga membuat saya merasa diterima di dunia musik Indonesia. Ngomong ngomong diterima, saya jadi ingat kemarin waktu manggung di Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono ke 10 menonton dari samping panggung. Setelah manggung, saya melempar kaos saya ke penonton dan keluar panggung telanjang dada, entah ada apa, mungkin kaget mendengar ada rapper yang ngerap tentang Indonesia dan semangat kepahlawanan, beliau sekonyong konyong berdiri dari kursinya dan menghampiri saya. Tangan beliau terjulur mengajak salaman, sementara refleks saya menutup dada saya yang kemana mana.. kaget dan malu.. hehehe
Nah, berbicara mengenai Yogyakarta, saya mau cerita sedikit untuk menggambarkan makna sukses, teman teman saya dari Rotra, Jahanam, bersama Kill The DJ dalam Jogja Hiphop Foundation mungkin tidak pernah anda lihat rutin di Dahsyat, Inbox dan sejenisnya. Secara pemasukan mungkin tidak sefenomenal Afgan atau Vidi Aldiano, tapi musik mereka yang berkarakter membawa mereka bolak balik tur ke Amerika Serikat. Bahkan banyak rapper terkenal Indonesiapun belum dapat undangan untuk tur ke Amerika Serikat.
Di sini saya berusaha menggambarkan bahwa sukses itu berbeda untuk setiap orang. Untuk saya, anda, JHF, Iwa K, Soul ID, Saykoji, JFlow, Kojek, dll. Pahami apa yang jadi target anda, dan kejarlah. Jangan teralihkan oleh gemerlap yang lain.
PP: ………
PR: Kenapa anda diam?
PP: Enggak, ini kenapa pas anda ngomong lalu foto foto pada bermunculan gini?
PR: Oooh, sengaja saya munculkan. Kan kalo kata anak kaskuser “no pic = hoax, gan!” hehehe
PP: Ngomong ngomong soal pengakuan anda juga dipuji oleh Pak Hermawan Kertajaya ya…
PR: Iya, tapi itu karena strategi pemasaran musik saya untuk album Merdesa
PP: Boleh diterangkan?
PR: Intinya, saya merilis album secara gratis di tahun 2010. Namun walaupun gratisan, saya tetap mendapatkan pemasukan uang dari gratisan tersebut. Ini metoda yang saya sebut “Free Lunch Method”. Dalam 10 hari, saya mendapatkan Rp 100.000.000,-
PP: Seratus juta rupiah????
PR: Iya, dalam 10 hari. Tapi jangan fokus pada uang yang saya dapatkan, fokus pada kenyataan bahwa musik saya sangat ceruk, sangat idealis, tapi justru saya bisa hidup dari idealisme tersebut tanpa harus kompromi kepada pasar, tanpa harus ikut ikutan trend, tanpa harus “jualan”, tanpa harus meninggalkan karakter kita
PP: Di mana saya bisa membaca lebih detil tentang Free Lunch Method ini?
PR: Anda bisa baca di sini
PP: Apakah metoda yang sama akan anda praktekkan pada album ke 4?
PR: Iya, saya akan kembali lakukan hal yang sama. Bedanya adalah, di album ke 3 kemarin saya merilis seluruh lagu pada hari yang sama. Untuk kali ini, saya akan merilis 2 lagu per bulan. Agar saya bisa fokus dalam mempromosikan isi dari setiap lagu, dan agar orang bisa lebih terikat untuk kembali setiap bulan. Karena saya akan merilis total 14 lagu dalam 7 bulan. Setiap bulan rilis 2 lagu yang berbeda. Di bulan ke 7 yaitu November, saya akan bikin konser hiphop yang rencananya untuk kapasitas 400 penonton.
PP: Anda tidak akan mengisi di Soulnation 2012?
PR: Selama Soulnation disponsori rokok saya tidak akan jadi pengisi di sana, palingan hanya featuring membantu teman teman musisi..
PP: Berbicara mengenai album ke 4, saya dengar judul albumnya “32”. Apa konsep di balik judul tersebut?
PR: Betul, album ke 4 saya judulnya 32. Intinya mengenai perjalanan dan pemikiran selama hidup 32 tahun dan juga berkaitan dengan 32 tahun era Soeharto yang tersisa hingga hari ini. Saya satu hari menyadari bahwa sepanjang hidup saya berada di dalam era Soeharto dan selepasnyapun hidup saya masih terimbas dampak sosial dari era tersebut.
PP: Berarti penikmat musik anda akan bertemu dengan lagu lagu refleksi hidup anda dan juga pada album yang sama akan mendengarkan lagu lagu tajam bertema sosial – politik ?
PR: Betul sekali, sebagai gambaran: “Selamat Pagi”, “Lagu Putus”, “Bertahanlah”, “Ode Untuk Ayah”, “Ge er”, adalah lagu lagu yang berkaitan dengan perjalanan hidup saya hingga sampai kepada lagu “Sahabatku” tentang mereka yang menemani saya selama 5 tahun. Kemudian lagu seperti “Berani Mengubah”, “Terjebak”, “Menolak Lupa”, “Indonesia Free”, “Demokrasi Kita” bertema sosial politik
PP: Nah, kebetulan, saya dengar bahwa lagu “Indonesia Free” dan “Demokrasi Kita” adalah sebenarnya pidato Mohammad Hatta? Mengapa anda memutuskan untuk memasukannya ke album anda dalam bentuk lagu hiphop?
PR: Karena anak anak muda Indonesia kurang gemar membaca dan akhirnya tidak pernah tahu pernah ada 2 pidato hebat dari orang yang juga hebat. Mereka bisa saja tidak akan tahu bahwa isi dari 2 pidato tersebut ternyata relevan sekali dengan kehidupan kita hari ini.
“Indonesia Free” asalnya dari pidato pembelaan “Indonesia Vrij” yang Hatta dengan lantang bacakan di hadapan persidangan Belanda di mana pemerintah Belanda menganggap tulisan tulisan Hatta adalah bentuk pembangkangan. Bayangkan, di sidang di Belanda, dikelilingi orang orang Belanda, Hatta melemparkan pledoi yang tajam dan bisa jadi merupakan pidato yang membawa nama Hatta tersebar ke seluruh pelosok Bumi. Dalam pidato tersebut, Hatta menyindir Belanda yang merayakan kemerdekaannya di negara yang dia jajah. Hatta berkata, aneh rasanya negara mengaku menjunjung tinggi kebebasan tapi ternyata hanya mempraktekkan secara internal tapi tidak mempraktekkan secara internasional, terbukti dengan penjajahan mereka atas Indonesia. Hatta juga menyatakan bahwa siapapun akan membuka terhadap perdagangan selama dilakukan secara adil tanpa praktek kecurangan. Masih banyak lagi isi pidato Hatta tersebut yang relevan kalau kita bandingkan dengan Indonesia hari ini, tapi terhadap negara yang berbeda 🙂
Pidato “Demokrasi Kita” juga relevan sekali dengan hari ini di mana Hatta berkata, Demokrasi kita terbelenggu kebebasan kita yang kebablasan. Bagaimana politisi dan pertarungan mereka melupakan 1 hal yang justru terpenting yaitu rakyat.
PP: Dalam juga lagu lagu anda ya.. apa kendala yang anda temukan dalam menulis lagu tersebut?
PR: Kedua pidato tersebut teramat panjang, sehingga saya harus bisa memilih bagian yang tepat untuk masuk dan lebih ribet lagi, pidato itu ditulis tidak dengan rima. Lagu Indonesia Free lebih rumit lagi karena aslinya ditulis dalam bahasa Belanda, saya harus melakukan alih bahasa ke Bahasa Indonesia kemudian mengubah menjadi Bahasa Inggris.
PP: Lagu.. umm.. “Ode Untuk Ayah” ini untuk Ayah anda tentunya?
PP: Betul, saya tulis di malam setelah almarhum saya makamkan..
PP: Tentu emosional..
PR: Tentu, ketika menulis emosional. Ketika rekaman juga emosional. Di akhir verse pertama terdengar saya menjauh dari mikrofon karena takut terdengar suara saya yang mulai bergetar..
PP: Oooooh, so sweet.. sini saya peluk
PR: -_-*
PP: Ada featuring siapa sajakah di album ini?
PR: Ada Ryan Valentinus, Abenk Ranadireksa..
PP: Abenk Soulvibe?
PR: Iya betul.. Juga ada Teddy Adhitya dari BoyzIIBoyz dan merupakan vokalis dari Barry Likumahuwa Project. Ada Davinaraja dari The Extralarge, ada Reptamasta dari Yogyakarta dan tentunya Gamila Arief
PP: ……..
PR: Kok diem lagi? Lagi nge-google apa?
PP: Enggak, sudah selesai wawancaranya..
PR: Sudah selesai?
PP: Iya sudah
PR: Kok abisnya gitu doang, apa kek ditutup pake terima kasih kek, tanya kalimat penutup kek..
PP: Oiya, ada kalimat penutup untuk pembaca?
PR: If you’ve been waiting for my new album, wait no more. Album ke 4 saya akan rilis mulai tanggal 21 Mei 2012. Nantikan di akun @pandjimusic kalau ingin tahu harus kemana untuk mengunduh gratis lagu lagu tersebut
PP: Permisi, numpang nanya…
PR: Iya?
PP: Dari sini kalau mau pulang ke arah Rawamangun naik angkot nomor berapa ya..
PR: …….
PP: Kok diem?
PR: LAGI NGE-GOOGLE! -_-*
PP:
LOL!! #dagelangenius #dagelanintelek