Jadi semuanya berawal dari sebuah lagu.
Gue sedang nyetir sambil mendengarkan sebuah lagu.
Lagu itu baru saja gue kerjakan kemarin di studio bersama Drusteelo produser untuk album ke 3 gue.
Ya, lagu itu adalah 1 dari 7 lagu yang sudah gue kerjakan untuk album ke 3 nanti. Rilis akhir 2010.
Gara gara dengerin lagu itu, gue jadi sembarangan nyetir mobilnya.
Ga ngeh, gue nerobos jalan yang sebenarnya ada rambu veerboden dengan tulisan “Kecuali Busway”
Sekonyong konyong, polisi menyebrang jalan ambil ancang ancang untuk menghalangi laju mobil gue bagaikan strategi Tak Tik Boom (cuma yang seangkatan yg tau acara TV ini)
Kalimat pertama dari polisi adalah “Mohon liat STNK-nya pak”
Strategi khas untuk menahan gue dari kabur.
Dia minta gue minggir, lalu dia datangi gue…
Apa yang terjadi kemudian, semuanya terekam dengan jernih di ponsel gue.
Kenapa gue rekam? Entahlah. Salahkan naluri jurnalis gue.
Somehow i have a feeling i might have something special if i tape the conversation.
And something special did happen.
Pada akhir dari obrolan itu, gue ngotot minta slip biru walaupun dia memastikan berkali kali “Ini beneran mau tilang aja?”
Slip biru, adalah salah satu bentuk surat tilang (bukti pelanggaran)
Slip merah adalah SIDANG.
Bukan sidang di tempat yaa.. itu mah nyogok namanya 🙂
Slip biru itu bayar langsung tilangnya tanpa harus melewati sidang. Kasarnya, langsung terima kalau kita bersalah.
Menurut gue, slip
biru adalah pilihan paling masuk akal.
Kenapa? Karena andaikan elo sidang, toh buntut2nya elo akan bersalah juga.
Emang mau apa? Mau elo lawan di sidang kemudian berharap elo menang?
Hehehe
Jadi kalau kita tau toh kita akan kalah dan bersalah disidang, buat apa sidang?
Buang buang waktu.
Mendingan kalau salah, terima aja kesalahan kita.
Kalo uda terima Slip Biru, tunggu sekitar 2 hari. Lalu bawa slip birunya ke BRI terdekat dari tempat elo ditilang, bayar dendanya, bawa bukti bayarnya ke kantor polisi wilayah elo ditilang ambil SIMnya.. Lokasi bank dan kantor polisinya ditulisin oleh polisi yang nilang. Kalo ga ditulis, minta ditulisin.
Kenapa 2 hari, itu waktu yang “normal” untuk si polisi “nyetor” ke kantornya.
Sering gue denger cerita, polisi ketika diminta slip biru jawab “Udah nggak ada … atau belum berlaku”
JANGAN PERCAYA.
Elo mau buktinya?
Nih liat…
Slip biru semua. Udah nggak ada dari mana?
Dari proses ke BRI lalu ambil SIM di kantor polisi waktunya ga sampe sejam.
Walaupun sebenarnya relatif antrian di bank.
Kantor polisinya sendiri ga jauh jauh dari BRInya
Yang nyesek Cuma 1.
Denda gue sebesar Rp 500.000,-
Langsung kapok gue..
Gue jamin gue ogah meleng kemana mana kalo lagi nyetir.
Kapok.
Gue udah beberapa kali ditilang.
SIM gue saksinya, dengan segala lubang lubang bekas staples hehehehehehe
Gue pernah .. maaf.. sering nyogok Rp 50.000,-
Gue pernah minta slip merah alias sidang. Walaupun akhirnya sampe sana gue bayar joki.
Gue juga pernah ngamuk sama polisi karena mau nilang sembarangan sampe gue dilepas akhirnya..
Baru kemarin gue bener bener mengambil pilihan yang bener.
Ternyata efek jera-nya luarbiasa.
Yg membuat kita ga mau melakukan hal yang benar hanyalah kita menolak untuk menerima konsekuensi dan bayar jumlah yang seharusnya
Kita memilih keluarkan uang lebih kecil, kepada si petugas biar kita lolos
Itu kawan, adalah alasan yang sama dengan para KORUPTOR
Para PENGEMPLANG PAJAK
Orang orang yang ELO CELA DAN HINA yang elo katakan sebagai alasan elo malu jadi orang Indonesia
Kalau elo masih suka nyogok / kasi uang damai / sidang di tempat ketika elo ditilang polisi, ELO NGGAK BERHAK ngaku malu atau kesal karena Indonesia adalah salah satu negara dengan peringkat korupsi tertinggi di dunia. Karena elo adalah salah satu yang membuat Indonesia ada di peringkat itu.
🙂
Merasa tersindir? Merasa kesal?
Bagus.
Memang itu tujuan gue.
Inilah cara gue melawan korupsi.
Bukan dengan demonstrasi dan turun ke jalan…
Inilah cara gue menciptakan perubahan
Seperti lirik dalam lagu gue “ATAS NAMA KEBENARAN (POLISI)”
“Kalau goban bisa beli polisi, dengan 500 juta kira kira bisa apa lagi?”
Serius denda sampe 500rb? sebesar itu tilang masuk jalur busway?