Titik

Mengapa Biem Benyamin?

Ini pertanyaan lanjutan setelah orang paham mengapa harus Faisal Basri.

Sebelum menjawab ini, harus dipahami dulu masalah yg sedang dialami masyarakat Betawi.

Selama beberapa bulan belakangan karena sebuah program TV, saya berkesempatan untuk mempelajari Jakarta secara seksama. Masalah transportasi, perdagangan dari mal sampai pasar tradisional, kuliner, musik, sejarah, wisata dan terutama tradisi & budaya

Saya memahami satu hal, bahwa masyarakat betawi sebagai pemilik tanah Jakarta bukanlah tersisihkan, tapi memilih untuk menyingkir, terutama ketika ditawari uang dalam jumlah banyak untuk tanah mereka.

Masyarakat betawi, menerima uang tersebut, pindah ke daerah yg lebih jauh, membeli rumah/tanah yg lebih kecil, sisa uangnya untuk sekolah, kebutuhan sehari hari, atau naik haji. Kelak, uang itu habis.

Secara ekonomi, sulit bagi mereka mengejar laju bisnis bisnis yg tumbuh kembang di atas tanah yg tadinya milik mereka. Tidak terbayang oleh mereka, tanah yg mereka jual nilainya kini berlipat ganda dan jadi lokomotif kemajuan ekonomi Jakarta yg memanjakan mereka yg mampu dan menelantarkan mereka yg kurang mampu.

Fasilitas dibangun bagi para pemilik mobil.
Bagi mereka yg hanya mampu mengandalkan angkutan umum, terjebak dgn fasilitas seadanya.
Mal mal dibangun menjadikan Jakarta sbg kota dgn mal terbanyak di dunia.
Sementara pasar tradisional jumlahnya menciut dan tidak terbantukan oleh pemda, yg absen dari peran mereka merevitalisasi pasar agar bersih, sehat, bersaing.

Perusahaan perusahaan besar Jakarta, menyedot kebutuhan tenaga kerja berkualitas dgn standar tertentu.
Dgn kesempatan kerja yg terbatas bagi masyarakat kurang mampu, maka lahirlah mimpi buruk kelas menengah-ke atas: Kejahatan.

Termarjinalkan dan tersisihkan, masyarakat betawi yg terkenal dgn Islamnya yg kuat menemukan tempat utk mengaktualisasikan diri, lewat organisasi semacam FBR dan FPI.

Sialnya, seperti yg pernah saya tulis di sini
mereka dimanfaatkan oleh pihak pihak tertentu

Seperti yg juga tertulis dalam link tadi, kuncinya justru ada di kita masyarakat yg mampu dan berdaya untuk membantu mereka
Melepaskan mereka dari sangkar emas yg membuat mereka tunduk.

Di sinilah, Bang Biem Benyamin berperan penting

Putra kandung dari Benyamin S legenda Indonesia asal betawi, adalah pengusaha betawi, pemilik Bens Radio. Radio yg sejak lama konsisten mengusung budaya betawi.

Beliau pernah di Dewan Perwakilan Daerah thn 2004 hingga 2009 sebagai perseorangan alias tidak dari partai.

Beliau juga yg salah satu penggugat judicial review ke MK soal calon Independen. Bersama Faisal Basri yg menggugat lewat Pergerakan Indonesia, mereka memenangkan gugatan tersebut.

Bang Faisal berkata, alasan pemilihan Bang Biem

sebagai wakil adalah “Karena semangat independensi kami ada di level yg sama”

Tapi sebenarnya, pernah Bang Biem sangat penting & pivotal.

Slogan “Berdaya bareng bareng” adalah slogan hebat dgn misi luarbiasa

Bahwa memajukan Jakarta beserta segenap masyarakatnya adalah peran kita semua.
Peran anda, saya dan mereka.

Bang Faisal akan mudah memobilisasi masyarakat kelas menengah, namun masyarakat betawi sebagai Land Owners adalah bagian penting dari pemberdayaan ini.
Bang Biem, dgn kepercayaan dan hormat yg telah dimiliki di mata masyarakat betawi, adalah orang yg akan ikut memberdayakan masyarakat betawi. Sehingga Jakarta yg plural akan berdaya bareng bareng tanpa ada yg tertinggal dan terlupakan

Calon Wakil Gubernur lain, ada yg mantan badan intelejen, ada yg militer, ada yg bupati dan jadi anggota DPR, ada yg profesor, dan ada yg.. Err.. Entah dia apaan. Tentu mereka menyimpan kualitas yg luar biasa, tapi Bang Biem Benyamin adalah perekat yg penting, Bang Biem adalah bagian dari masyarakat Betawi.

He is not a representative of the people, he IS the people.

We need a team that can unite this city.

We need a leader that inspires hope.

Tentu ada calon wakil gubernur yg lebih intelek, ada yg lebih punya jaringan di kepolisian dan militer, ada yg punya banyak kemampuan teknis, dan ada yg dibeking uang yg ga ada habisnya, tentu mereka sendiri saja bisa membereskan jakarta… tapi bukan itu pemimpin yg saat ini dibutuhkan Jakarta.

Bukan pemimpin yg mengerjakan sendiri, Jakarta butuh pemimpin yg terpercaya sehingga bisa menggandeng semua pihak utk kerja bareng

Jakarta butuh pemimpin yg bisa membuat kita semua berkata “Saya percaya padanya, saya siap turun tangan & bekerja sama”

Jakarta butuh pemimpin yg bisa membuat kita semua berkata “Saya merasakan harapan dari pemimpin ini, saya kembali percaya, saya kembali yakin”

Jakarta butuh pemimpin yg bisa membuat kita semua kembali optimis bahwa perubahan bisa terjadi.

Dengan latar belakang kewirausahaan, Bang Biem bisa lakukan pemberdayaan wirausaha kepada masyarakat betawi, memberdayakan mereka agar tidak selalu bergantung kpd orang lain

“Bagaimana dgn kerjasama bersama DPRD? Sebagai independen mana mungkin program bisa jalan tanpa hub harmonis dgn DPRD?”

Ini adalah contoh isu yg ingin disebarkan oleh orang partai. Utk membuat kita berpikir, restu DPRD alias restu partai, adalah segalanya.

Tidak!

Restu rakyat, adalah segalanya.

Kalau DPRD bekerja untuk rakyat, maka mereka akan ikut kpd apa yg diinginkan rakyat.

Kalau kita sebagai rakyat memilih Faisal Biem dan mereka mempersulit kerja Gubernur kita, maka kita tunjukkan kemana keberpihakan kita. Kita kritisi tindakan mereka. Kita tanyakan keberpihakan mereka, kepada partai atau rakyat?

Lagipula, naif sekali berpikir bahwa calon dari partai akan lalu membuat hubungan kerja dgn DPRD harmonis

lihat SBY dari partai demokrat dgn koalisi partai partainya. Berantakan.

Lebih kecil lingkupnya, lihat walikota Surabaya ibu Risma. Digoyang DPRD karena tindak tanduknya yg tidak disetujui partai. Padahal Ibu Risma dari PDI-P
belakangan diketahui, DPRD Kotamadya Surabaya ‘tidak senang’ dengan sepak terjang politik Tri Risma yang terkenal tidak kompromi dan terus membangun Kota Surabaya, termasuk menolak keras pembangunan tol tengah Kota Surabaya yang dinilai tidak akan bermanfaat untuk mengurai kemacetan

Jadi intinya, kalau kepala daerahnya baik dan DPRDnya busuk, pasti tidak akan harmonis.
Tapi keberpihakan rakyat yg akan jadi tali kekang kepada DPRD.

ada yg merasa, percuma memilih Faisal Biem karena mereka pasti kalah dan akan buang buang suara.

Terus terang saya tidak paham konsep “buang buang suara” karena suara saya akan saya berikan kepada calon yg benar.

kalaupun pada akhirnya kalah, saya tidak akan merasa rugi karena suara saya ada di orang yg benar.

Ada yg merasa suara kita akan memecah dan menguntungkan lawan, Justru dgn memfokuskan suara pada Faisal Biem, kita memanfaatkan pecahnya para partai.

Harus diingat pada pilkada DKI Jakarta yg terakhir kemarin, seluruh partai bersatu pada Foke-Prijanto dan PKS merapat pada Adang Darajatun.
Kini suara partai terpecah belah

Ada suara partai A
Ada suara partai B
Ada suara partai C
& ada suara rakyat yg hanya memihak pada kebaikan kota Jakarta

Satukan suara kita
Satukan suara rakyat
Kalau lelah melihat Jakarta dijadikan mainan politik, kembalikan Jakarta kepada rakyatnya.

Tgl 11 anda dan saya, berjalan bersama memilih nomor 5

Titik.

PS: “ Tiga kebutuhan dasar warga yg hrs dipenuhi: welfare (kesejahteraan), security (keamanan), & liberty (kebebasan). Ketiganya saling terkait.”
– FaisalBiem –