Kelihatannya, saya belum sepenuhnya jujur kepada anda.
Kepada anda yang mendukung Anies Baswedan, karena teryakini oleh saya.
Saya mau mengatakan dengan jujur, mengapa saya mendukung Anies Baswedan.
Bukannya saya tidak mau langsung mengatakan, tapi alasan itu begitu terkubur dalam bawah sadar saya sehingga tidak menempel di atap otak saya untuk bisa langsung saya utarakan.
Saya memilih untuk mendukung Anies Baswedan, karena saya suka nonton film “Money Ball”
Tadi sore, sepulang dari liburan bersama keluarga besar ke Bandung, saya masuk ke ruang TV dan berkata kepada diri saya sendiri
“Mau nonton sesuatu yang berbau politik ah…”
Lalu di tangan saya, ada “Ides Of March”, “Lincoln”, “Barack Obama: By The People”, dan “Frost vs Nixon”, film film politik koleksi saya yang jadi andalan kalau lagi bosan.
Lalu mata saya menemukan film lain di rak. Semua yang tadi saya kembalikan di rak, dan saya ambil film “Money Ball”
Film “Money Ball” adalah tentang GM sebuah klub Baseball Oakland Athletics bernama Billy Beane yang diambil dari buku berjudul “Money Ball: The Art Of Winning An Unfair Game”
Billy, dituntut untuk jadi juara dengan bujet jauh di bawah tim tim besar. Ibaratnya, pelatih dengan budget Cardiff diminta untuk jadi juara EPL di antara tim tim seperti ManUtd, Chelsea, ManCity, Arsenal, dll.
Billy kemudian menggunakan Sabermetric untuk menilai dan menganalisa pemain pemain yang dia punya dan dia butuhkan. Pendekatannya sangat tidak konvensional dan diremehkan banyak orang, bahkan dilecehkan orang di dalam organisasinya sendiri. Hingga ternyata, pendekatan kontroversial yang dia gunakan berhasil membawa Oakland A jadi tim pertama dalam 100 tahun lebih sejarah American League Baseball yang bisa menang 20 kali berturut turut.
Di akhir film, diceritakan Billy Beane ditawari Boston Red Sox untuk jadi GM mereka. Bayaran Beane, akan menjadikannya GM termahal dalam sejarah industri olahraga. Beane menolak.
“I made 1 decision in my life based on money and i swore i’ll never do it again”
Oakland A sampai sekarang tidak pernah juara. Tapi Billy Beane telah mengubah permainan. Kini New York Mets, New York Yankees, San Diego Padres, St. Louis Cardinals, Boston Red Sox, Washington Nationals, Arizona Diamondbacks, Cleveland Indians, dan Toronto Blue Jays memiliki analis sabermetrics.
***
Kemarin, ada sebuah akun pseudonym (akun dengan nama palsu/ alias) ngetweet dan bertanya “Dibayar berapa sih Pandji sampai segitunya membela Anies Baswedan?”
Saya tersenyum.
Tersenyum kasihan.
Si mimin hidupnya selalu dipatok uang sehingga dia tidak bisa percaya ada seseorang seperti saya yang mau mengeluarkan usaha sebesar ini secara gratis. Hanya karena, saya percaya.
Saya percaya Anies Baswedan.
Beliau tidak ada bukti mampu memimpin di dalam dunia politik. Saya juga setuju. Alasan saya pilih Anies Baswedan bukan karena saya punya bukti bahwa beliau mampu memimpin dalam dunia politik.
Saya pilih Anies Baswedan karena saya percaya beliau adalah orang yang tepat untuk mengubah permainan politik Indonesia.
Ya. Saya percaya Anies Baswedan adalah orang yang tepat untuk mengubah permainan dan bukan (hanya) untuk menang.
Anies Baswedan ini, sejak September hingga sekarang berhasil menjaring lebih dari 26.000 simpatisan yang tersebar di seluruh Indonesia. dalam sekejap akun akun @turuntangan lahir di kota kota yang tersebar ke berbagai penjuru. Dari Jakarta, ke Pontianak, ke Lampung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Rembang, Jember, Pemalang, Palembang, Makassar, Ketapang (Kalimantan Barat untuk kamu yang ga tau hehe) bahkan sampai ke Timika (@turuntanganTMK)
Orang orang ini, aktivitasnya bukan di twitter.Tapi di lapangan. Mereka melakukan sejumlah kegiatan sosial. Salah satu kota bahkan pagi tanggal 1 januari bikin kegiatan bersih bersih kota yang kotor setelah usai pesta Tahun Baru. Ini bukan hanya tentang kampanye, ini tentang melakukan hal yang benar karena kita semua percaya bahwa perubahan datang dari orang orang yang bersedia untuk berbuat kebaikan dan kebenaran.
Mereka merancang program sendiri, mendesain kegiatan sendiri, mengeksekusi dengan mandiri.
Tanpa dibayar sepeserpun.
Perjalanan 3000 km keliling Jawa menyalakan harapan yang dilakukan Anies Baswedan dan rombongan membawa pulang reaksi luar biasa dari setiap titik, setiap simpul, setiap tokoh yang didatangi,
Video video
yang saya buat, menuai reaksi luar biasa. Positif dan negatif. Kuatirkah kami? Tidak sama sekali. Bahkan kami rilis lebih banyak lagi.
Reaksi reaksi tadi, adalah sebuah kewajaran. Dunia politik Indonesia belum pernah melihat sesuatu seperti ini sebelumnya.
Begitu menggemparkannya, video video ini memulai langkahnya dari youtube dan twitter, kemudian masuk majalah Tempo, masuk pemberitaan TV, dan bahkan dibahas oleh para petinggi petinggi negara ini. Mengapa saya tahu? Karena saya sendiri yang ditanya dan dihubungi orang orang. Saya sendiri yang diminta berhati hati. Saya sendiri yang dihardik. Saya sendiri yang merasakan dampaknya.
Saya saksinya.
Orang orang, bereaksi keras.
Jelas.
Karena kami para relawan @turuntangan, melakukan sesuatu yang Indonesia tidak pernah lihat sejak 1955.
Kami turun tangan karena percaya. Bukan karena diimingi jadi kaya.
Para bandit, panik.
Mereka takut, kalau semakin banyak orang bergerak bukan karena uang, semua uang mereka jadi tidak ada gunanya.
Mereka takut, permainan politik uang sebagai satu satunya strategi politik yang mereka kuasai, jadi percuma.
Mereka takut, karena belakangan semakin banyak yang menolak ketika ditawari uang untuk mendukung seseorang. Dan bukan sembarang orang, tapi mereka yang punya pengaruh.
Mereka takut, rakyat Indonesia jadi semakin cerdas.
Mereka takut, rakyat Indonesia jadi bersatu karena sebuah impian dan terlebih lagi, berani untuk turun tangan dan mewujudkan impian itu.
Mereka takut, bahwa mereka, akan kalah.
Karenanya, mereka melawan.
Lihat reaksi reaksi panik mereka. Suara mereka keras menggonggong, sementara buntut mereka tergulung di antara dua kaki belakang.
***
Menang?
Bagi saya, menang itu seperti uang.
Menang dan uang adalah hasil dan bukan tujuan.
Menang itu…. jangka pendek.
Saya kurang terbiasa menaruh cita cita setinggi tiang listrik. Cita cita saya ada di antara bintang bintang.
Kalau hanya setinggi tiang listrik mah tinggal naik tangga. Beres.
Kalau mau sekadar menang, mah tinggal pake uang. Beres.
Tapi menaruh cita cita di antara bintang bintang, membayangkan perjalanan ke sananya saja sudah melukiskan senyum di wajah saya.
Saya ingin mengubah permainan.
Saya ingin menghentikan praktek politik yang terbelakang. Yang seakan akan menertawakan kapasitas otak kita. Melecehkan integritas kita.
Itulah mengapa, sebelum saya memutuskan untuk mendukung Bang Faisal Basri di pilgub DKI Jakarta kemarin, saya berkata kepada diri saya sendiri
“Dengan ini, saya berjanji untuk mulai mendukung orang orang baik dan benar yang maju ke kancah politik, saya akan dukung dengan terbuka dan sepenuh hati”
Mendukung Anies Baswedan, adalah kelanjutan dari janji tersebut. Menang, adalah hasil. Tapi tujuannya, untuk mengembalikan kekuatan rakyat di hati rakyat. Bukan lagi di kantong celana.
Kalau saya peduli uang, saya akan ambil job job ngemsi, ngerap dan stand-up dari perusahaan rokok.
Kalau saya peduli uang, saya tidak akan ngerap. Saya akan dangdutan atau bikin boyband.
Kalau saya peduli uang, saya akan tetap seperti saya di tahun 2006. Bawain acara “Kena Deh” tanpa beropini. Tetap netral. Tundukkan kepala terhadap segala kecurangan dan kejahatan. Tidak berdiri di hadapan ribuan orang, menghibur mereka dengan opini dan fakta seraya mengubah dunia komedi Indonesia dalam perjalanannya bersama teman teman.
Kalau saya peduli uang, saya akan ambil jalan jalan curang.
Tapi itu bukan saya.
Rival saya pun tahu itu.
Itulah mengapa, saya berbahaya. Itulah mengapa, kita berbahaya.
Berbahaya untuk melakukan hal yang benar ketika kita berjalan di antara kerumunan orang jahat.
Mereka akan menghardik kita, kawan kawan.
Mereka akan mencaci maki kita.
Mereka akan menertawakan.
Mereka akan bilang
“Alaaah paling dibayar”
“Halaah paling juga cuma pengen jadi mentri”
“Yaelah mana mungkin menang?”
“Jagoan lo cuma jago teori”
“Si Anies itu cuma pinter ngomong”
Apa yang mereka akan ucapkan, sudah ketebak.
Tapi apa yang akan kita lakukan selanjutnya, tidak akan mampu mereka perkirakan. Karena usaha kita, tak akan mampu diuangkan.
Ingat,
“Lions never lose sleep over the opinions of sheeps”
Kalau anda tertarik untuk ikut bersama saya dan 8000 teman teman saya, silakan bergabung di aniesbaswedan.com/dukung
Ketika anda membaca ini, mungkin anda sedang di rumah, mungkin di jalan, mungkin masih ditengah tengah aktivitas.
Tapi bayangkan saya sedang menjulurkan tangan kanan saya.
Kalau anda ingin turun tangan dan mengubah wajah Indonesia, jabat tangan saya.
Dan saya akan tangkup tangan anda dengan tangan kiri saya.
“Mari, kita ubah permainan”
🙂
This is…. Incredible! 🙂
“STOP!! Menyalahkan, Saatnya kita bersama Turun Tangan” 😀
keraguan saya terhadap mas Pandji terjawab sudah, 😀
Bisakah mas Pandji lebih meyakinkan saya? Apakah memang bener2 tulus atau sekedar buzzer politik? Bukankah nantinya Pak Anies di Demokrat, dgn lingkungan dan sistem politik yg sama saja dgn sekarang?, yg kemudian bisa dikendalikan oleh sebuah dinasti politik? Yakinkan saya. 🙂
bung mustofa abu hamid,,
untuk meyakinkan apa yang anda anggap belum yakin,, pahami dan kenali sosoknya..
http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan
Karena relawan tidak ternilai harganya. 🙂 Mari turun tangan!
Hebat , semoga nyala semangat kejujuran ini menyebar dan menjadikan indonesia bermatabat … Keep going !!!!!!
shake hands
Dan saat ini para domba mulai panik dan berusaha melawan, menaikkan kebutuhan pokok salah satunya (elpiji) yang mungkin akan berdampak sistemik.. Harga-harga akan naik.. panik.. Lalu money politic.. Ayo turun tangan..!!!
Jangan sampai kita jadi “singa-singa yang dipimpin para domba”..
Bang, ini menarik. Aku belum tau mau milih siapa di pemilu 2014, tapi aku berharap bisa milih orang-orang yang benar pantas dijadikan pemimpin. Amiin. O:).
Ide untuk mengubah kampanye, cara berpikir kita tentang politik yang bersih, aku mendukung penuh. Meski siapapun yang jadi presiden, apakah pak anis atau yang lainnya. Semoga itu memang orang baik, yang layak kita pilih.
tapi oakland a ato billy nya, ga pernah jadi juara….
Kan bukan itu intinya. Intinya itu changing the game.
bung mustofa abu hamid,,
untuk meyakinkan apa yang anda anggap belum yakin,, pahami dan kenali sosoknya..
http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan
Saya pengagum bp.Anies Baswedan, dan saya percay kita bisa bersama bisa mengguncang politik dan birokrat Indonesia…
Catatan kecil saya: kendaraan politik yang (kurang) tepat akan membuat pertanyaan siapa mengendarai siapa? Bp.Anies menggunakan kendaraan demokrat untuk menggapai cita2 Indonesia pemimpin dengan ketulusan hati, atau demokrat menggunakan kendaraan anies untuk melewati jalan bobrok yg mereka buat?
Bisakah Bp.Anies akan menjadi “tuan” atas kendaraan bobrok? Ataukah kendaraan bobrok akan mengikat bp.Anies untuk setiap saat melindungi dan merawatnya?
Hmmmm… Schumi kah yg beruntung menggunakan Ferrari ataukah Ferrari yang beruntung digunakan Schumi?
sama dengan apa yang saya pikirkan, itu yang sedikit banyak membuat saya agak terganjal untuk mendukung Bapak Anies
Buat yg gendeng, kan tadi si Pandji dah jelasin kalo menang kalah itu bukan tujuan utamanya. Terlalu pendek cita2 gitu.
Perubahan permainan politik ke arah yg lebih baiklah yg jadi tujuan kedepan.
Susah tapi perlahan mengeser yg “rusak-rusak”
Nah berkaitan masalah klub baseball yg dijadikan contoh, cobalah untuk menangkap apa yg tersirat dari yg tersurat. Pahami dulu, tangkep maknanya, baru dikomentari.
Sekali lagi bukan untuk sekedar menang tapi bagaimana untuk dapat mendobrak yg sudah bobrok, itu yg bikin saya angkat topi.
hehehehe…
selamat berjuang sobb…
tetap semangat… 😀
Beliau sukses mengispirasi saya untuk ikut kelas inspirasi
Belum berlaku sebaliknya, silahkan turun tangan dan angkat tanganmu rajin bertanya rajin belajar di http://bit.ly/1atLdQJ
Ditunggu oleh volunteer offshoreholic di kuliah umum kami, then proved stamp on you
Salut sama Panji yg ternyata gak cuma sekedar comic or presenter..tapi punya visi dan prinsip yg sangat jelas !
Siap dukung pak Anies !
*standing applause* 🙂
Bung Mustofa Abi Hamid.. Contoh ketakutan anda sudah terjawab saat terpilihnya Pak Ridwan Kamil menjadi walikota Bandung, padahal beliau dr PKS yg notabene banyak orang yg benci pada PKS.
knp mentangkup tangan kanan kita dgn tangan kiri anda mas pandi? Boleh tau maksutnya? hehe:)
Kalo pake tangan kanan lagi, namanya salaman. kalo pake tangan kiri lagi, namanya gandengan. Maksud yg pengen disampein tuh ajakan buat bareng-bareng ke arah yang sama, dengan bergandengan tangan. Gituu cuy.
Zzzz zzzz zzzz…
Baswedan mimpi jadi Presiden. Pandji mimpi jadi menteri. Sah-sah aja saya kira di negeri dimana menjumpai pemimpi lebih mudah daripada menjumpai pemimpin.
@MotivAkbar baru aja kultwit masalah #NyalakanSikapNasionalis
bang boleh bantu argumen saya ke orang tua untuk nge yakinin mereka? saya dukung Pak Anies Baswedan. org tua saya dukung Prabowo. Orang tua saya yakin indonesia ini harus di pimpin sama militer karena basis militer yang kuat. menurut mereka presiden yang non militer akan sangat rapuh dan mudah di goyahkan (Gusdur) kemudian di kudeta. menurut kedua orang tua saya negara ini nurutnya cuma sama militer. takutnya sama jendral. Pak Anies bagus di teorinya akan sulit ketika jd pemimpin karena yang diam di kursi DPR MPR adalah anggota partai yang berkoalisi. efeknya mereka akan acuh terhadap Pak Anis. jadi Bagaimana?
saya juga punya ketautan 2014 suara demokrat akan anjlok sehingga suara di DPR akan sangat kecil. sehingga pak Anies sulit membuat keputusan yang di dukung DPR MPR.
Jujur sahaja kami 13,138 volunteer offshoreholic untuk AEC2015 tidak mudah yakin & masih belum yakin, yakinkan kami di inspiring nationalism through sharing knowledge http://on.fb.me/1eQpVnS
Kemarin saya lihat seseorang memakai kaus salah satu parpol. Untuk pertama kalinya saya melihat ada kaus parpol yang bertuliskan RELAWAN. Apakah ini juga salah satu yang dilihat oleh sdr. panji tentang ketakutan? mulai kapan parpol memakai kata-2 relawan, karena parpol selalu berm,ain dengan uang untuk kemenangan. HANYA TURUN TANGAN YANG BRHAK MEMAKAI RELAWAN, KARENA RELAWAN TURUN TANGAN TIDAK PERNAH DIBAYAR, TIDAK PERNAH DINILAI KARENA MEMANG TIDAK TERNILAI.
Semangatnya keluar dan kami makin percaya bersama kita bisa 🙂
Menggugah banget tulisannya 🙂
Berasa kayak bang pandji yg ngomong langsung. Sampai terharu, bahwa kita harus benar2 sadar bahwa kita adalah singa dan bukan domba. Dan saatnya kita buat domba2 itu kocar kacir… You are great bang…
saya mau bertanya.saya masih belum cukup umur buat ikut pemilu.kira-kira saya boleh gak ikut turun tangan ?
tentu saja boleh
sepakat bang panji !!
RELAWAN TIDAK DIBAYAR KARENA TIDAK TERNILAI
wah pencerahan 😀 merinding saya.
setuju banget –> “Kami turun tangan karena percaya. Bukan karena diimingi jadi kaya.”
#turuntangan
Dear mas panji, saya nggak niat ngomen dukungan mas panji buat pak anis. Saya cuman mau bilang, kalo orang2 seperti pak anis yg sudah beken bikin kegiatan sosial apapun bakal gampang dapet dukungan. Tapi kalo orang model saya dan temen2 di kampung bikin kegiatan sosial murni tanpa bayaran,susaaahh setengah mampus dapet dukungan. Jadi, kalo misalnya mas panji kita mintain bantuan buat ngedukung kegiatan sosial kita, yaa minimal diskusi dulu soal kegiatan sosial kita yg adalah anak2 kampung dan tidak beken ini, kira2 mas panji mau nggak ya..hehe…piss mas panji…
Baik atau buruk itu kan tergantung masing masing pribadi. Bukan tergantung partai 🙂 kalau terus mencap seseorang karena partainya korup, buruk namanya, dll. terus kapan mau ikut pemilunya :))) golput terus
Mas bro, kawan seangkatan kulia ini.
masbro ini secara kualitas profesional sudah bisa masuk ke dalam komisi X 2019. Mewakili kita kita sebagai rakyat.
Dengan ikut aktif menjadi relawan politik aktif ini, merupakan good start dan strategi yng bagus untu masbro untuk meningkatkan electabilitas dan kendaraan politik akan mencari mas bro dengan sendirinya. Saya salut ini Strategi yang bagus, mungkin kader kader parpol bisa mencontoh strategi ini.
Mendukungmu untuk caleg komisi X DPR RI 2019
masbro, sebagai kawan seangkatan kuliah.
turut bangga dengan masbro, to be the most active political volunteer it’s good start and the correct strategy for you in political career , buddy.
Secara kualitas saya mengakui masbro di bidang seni, dan saya pribadi mendukung untuk masbro caleg komisi X (bidang kesenian), mungkin bukan untuk tahun ini blum ada kendaraan politik. tapi saya yakin kendaraan politiklah yang akan mencari masbro di pemilu 2019.
saya dan relawan semua disini rela mendukung caleg komisi x 2019 mas pandji ga boleh menolak karena amanat rakyat termasuk saya.
mantap bang. kapan mau ikutan nyaleg bang ? hahaha
“Ini bukan hanya tentang kampanye, ini tentang melakukan hal yang benar karena kita semua percaya bahwa perubahan datang dari orang orang yang bersedia untuk berbuat kebaikan dan kebenaran”
Saya suka ini, ijin mengutip bang Pandji
Kira2 orang yg bakal ngehardik dan mencaci ga lebih berharga dari seonggok cucian kotor bekas koruptor. Yang “MENUHANKAN” uang.
Gua yakin kalo kebangsaan kita dan rasa nasionalis kita bukan berpatokan pada uang kita bisa ngerubah ibu pertiwi ini kembali tersenyum dan memang sudah seharus nya kita semua bangsa indonesia merasakan kesejahteraan bersama. *lohkokpidato* maaf bang pandji. Hehe
Mudah2an kecintaan Pak Anies terhadap rakyat Indonesia lebih besar dari kecintaan P’ B(e)Y(e) terhadap dunia karaoke sampai2 gas elpiji naik baru tahunya belakangan >.<
Terimakasih relawan turun tangan bersemangat untu menjadi bagian dari kader demokrat.
We are family
Bang izin share link ya, kelakuan anggota dprd sekaligus caleg dari fraksi demokrat nih @yonasukmalara: Saktinya Syawal Efendi HSB, Anggota DPRD Kab Labuhan Batu Menghentikan KA Sribilah http://t.co/QzTMQUfb3T
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik dari Indobarometer M.Qodari memprediksi, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akan memveto calon presiden hasil konvensi Partai Demokrat.
Menurutnya, hal tersebut bakal terjadi jika format koalisi Gerindra-Demokrat terwujud. Dengan koalisi seperti ini, maka SBY bakal menempatkan Prabowo sebagai capres. Hal ini karena menurut Qodari sampai sekarang tidak ada peserta konvensi yang mampu menandingi elektabilitas Prabowo.
Di sisi lain, ujarnya, kemungkinan Demokrat tidak lolos presidential thereshold juga akan menjadi alasan SBY memveto hasil konvensi. Dalam hal ini ini pemenang konvensi tidak akan serta merta menjadi cawapres sebab konvensi digelar untuk mencari capres.
???
luar biasa, semoga saya bisa ikut turun tangan brg relawan lainnya.
Wow, sangat menginspirasi.. Mkasih mas pandji.. 😀
Keren!
Kenapa gue baru baca artikel lu yang ini sekarang ya?
Beberapa tahun lalu, ketika Pandji masih menjadi host acara Hole in the Wall, jujur saya tidak suka Pandji. Saya meremehkan Pandji. Bahkan saking kesalnya dengan acara itu (dan hostnya), saya sampai ingat betul capek-capek menghafal nama lengkapnya yang susah itu.
Ah, acaranya dangkal. Pembawa acaranya juga.
Kemudian ketika buku NasionalIsMe terbit dan tersedia di perpustakaan sekolah saya beberapa tahun kemudian, saya tergoda untuk membaca. Saya awalnya sama sekali tidak tertarik dengan buku-buku berbau Indonesia. Tapi karena penulisnya adalah pembawa acara yang saya benci banget itu, saya tertarik meminjam bukunya. Pengen tau, kayak apa sih tulisannya.
Saya baca.
Saya terhenyak.
Pandji yang bawain acara sambil teriak-teriak gak jelas itu ternyata dalam sekali. Dalam sekali pemikirannya. Dia mengupas hal-hal yang terkesan biasa aja tapi secara lebih mendalam dengan gaya bahasa yang menurut saya menggugah hati.
Bahkan membaca buku NasionalIsMe membuat saya sedikit banyak lebih mencintai Indonesia dan lebih berani menaruh harapan terhadap Indonesia.
Sejak hari itu saya menjadi fans dari pemikiran-pemikiran Pandji.
Saya mulai menonton stand-up comedy Pandji. (Yang lucunya, dengan materi yang penting dan mendidik tetep lucu banget). Bahkan ketika di tengah belajar lalu TV menayangkan acara wawancara dengan Pandji, saya semangat banget menyediakan waktu untuk nonton.
Hidup Pandji. Semoga pemikiran Pandji tidak pernah redup! Maju terus Anies Baswedan, maju terus Jokowi.
Indonesia butuh perubahan. 🙂