Orang sering bertanya mengapa saya suka melakukan banyak hal.
Saya penulis buku, rapper, stand-up comedian, presenter TV, MC, Pembina Yayasan Kanker untuk anak, Bintang iklan, Brand Ambassador, dan kini aktor.
Banyak alasan sebenarnya,
Pertama tama, saya ADHD. Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Secara definisi (modal nge-wiki):
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD, similar to hyperkinetic disorder in the ICD-10) is a psychiatric disorder[1][2] of theneurodevelopmental type[3][4] in which there are significant problems of attention and/or hyperactivity and acting impulsively that are not appropriate for a person’s age.
Saya banget kan tuh, hehehe
Biasanya di sekolah ciri cirinya adalah performa yang buruk dalam nilai karena ADHD menghambat untuk bisa fokus. Ketika dewasa, ciri utamanya adalah kesulitan mempertahankan pekerjaan. Depresi yang
akut.
Biasanya, 25% anak yang ADHD melanjut memiliki ADHD ketika dewasa. Sisanya mengaku “telah meninggalkan ADHD” walaupun tidak pernah jelas karena rata rata orang dewasa tidak melakukan penanganan terhadap ADHDnya.
Saya dulu orang kantoran, dan tidak betah di kantor. Tidak betah hanya melakukan hal yang itu itu saja. Kepala saya selalu memikirkan ide ide. Kepala saya selalu resah. Dulu ketika saya ngantoran, sampai pernah kena stroke ringan. Menurut dokter adalah karena kombinasi dari gaya hidup (makanan, istirahat yang kurang) dan muatan psikologis.
Setelah saya membebaskan diri untuk mengerjakan apapun yang saya mau, saya lebih bahagia. Lebih berprestasi juga. Nampaknya, mengerjakan banyak hal justru jadi semacam terapi untuk saya.
Mungkin, ini adalah alasan secara fisiologis.
Alasan ke dua, lebih karena ideologis.
Saya mengerjakan banyak hal, karena saya penasaran dengan batas saya sendiri.
Saya mengerjakan banyak hal, karena saya percaya bahwa tanggung jawab atas bakat yang saya miliki adalah dengan mengasah dan menggunakannya sebaik mungkin
Saya mengerjakan banyak hal karena saya percaya, batas khayal terhadap limitasi umat manusia dibuat buat oleh manusianya sendiri.
Leonardo Da Vinci, hidup di era yang berbeda dengan kita saat ini. Kini, orang merasa untuk memudahkan proses deskripsi kit terhadap seseorang, setiap orang dikategorikan dalam kotak. Dia insinyur, dia dokter, dia pilot, dia pengacara, dia politisi, dll. Kalau ada yang punya 2 kategori, orang jadi bingung “Elo ini dokter atau penyanyi sih? Maunya yang mana?”
Da Vinci, adalah seorang pelukis, pematung, arsitek, musisi, ahli matematika, insinyur, penemu/ pencipta, ahli anatomi manusia, geolog, cartographer, botanis, dan penulis.
Coba lihat Da Vinci, kotak apa yang tepat untuk menggambarkan dia? Kategori apa?
Perlukah kita kotak yang lebih besar?
Kategori apa yang bisa kita gunakan untuk menggambarkan orang yang hidup tanpa batas profesi?
Mungkin kita bisa sebut sebagai VINCINIAN.
VINCINIAN, orang yang hidup lintas profesi.
Orang yang hidup dengan memaksimalkan potensi, memuaskan rasa penasaran, itulah deskripsi yang tepat akan diri saya sendiri. VINCINIAN.
oke berarti saya ADHD.
Sepertinya saya bukan ADHD
mau tu melakukan segala yang kita suka….
Lintas profesi. Cakep.
Kayaknya gua juga ADHD…….
Makasih bang Pandji, memberikan saya inspirasi baru lagi. Soalnya saya bingung juga apa memilih satu hal itu merupakan hal yang mutlak. Tapi, ternyata tidak..
Orang2 jenius dulu pun melakukan hal2 yg berbeda yang mereka sukai. Tanpa memandang profesi..
Wah, berarti ada satu orang lagi yang ADHD dan saya kagumi selain Petra berjebraw: Pandji Pragiwaksono.
keren tulisannya bang, sangat menginspirasi. Sy jg tipe orang yg suka mencoba bnyak pekeraan 😀
bisa belajar banyak hal pasti seru. mantep lah ADHD
saya bukan ADHD tapi saya mau mengerjakan banyak hal seperti lu bang biar tau limit gue juga 🙂
Bang, 1 hal yang bisa menggambarkan Da Vinci adalah Jenius melampaui masanya. Beliau pernah membuat rancangan gambar, alat yang memungkinkan manusia untuk terbang ( seperti cikal bakal helikopter gitu). Bayangkan bang, pada masa itu orang lain masih percaya sihir dan mitos, Da Vinci malah mikir pengen terbang. Dan orang-orang macam Da vinci ini nggak muncul banyak dalam rentang waktu singkat.
ketika kita membatasi kemampuan kita, disaat itu juga kita membatasi hasil kita
Sedikit menambah pengetahuan kalo gue ternyata bukan ADHD
Sayah juga adhd
Kotak yg cocok untuk Leonardo da Vinci adalah…LEONARDO DA VINCI
Jadi pas ditanya…
A:”eh profesi lu apaan?”
B:”Profesi Gw LEONARDO DA VINCI!”
A:”Wah hebat dong Lu punya 16 profesi!”