Sebelum membaca posting ini, gue sekedar mengingatkan, bahwa ini adalah bagian ke 2 dari 2 tulisan tentang World Expo.
Kalau belum baca yg pertama, silakan klik disini
Pada tulisan pertama, gue cerita bagaimana paviliun Indonesia di mata gue.
Banyak yg bertanya, seperti apa paviliun lainnya.
Inilah jawaban gue
Di atas, adalah pavilun Malaysia. Banyak yg bilang mirip rumah padang. Banyak yg nanya atraksi mereka apakah lagi lagi mencuri milik kita.
Terus terang, gue ga tau, karena gue ga masuk ke dalam. Males.
Paviliun Indonesia dan Malaysia sebrang sebrangan, kalau diliat sekilas sih jumlah pengunjungnya ga sebanding. Mungkin juga karena luas bangunannya juga ga sebanding. Di Area Asia Tenggara, rasanya Indonesia adalah paviliun terbesar.
Tapi kalau di bandingkan dengan paviliun2 lain di seluruh World Expo, lain cerita 🙂
Juga di hadapan paviliun Indonesia, adalah New Zealand. Seperti umumnya paviliun lain, bangunan mereka sebenarnya tertutup, bandingkan dengan Indonesia yang terbuka sehingga relatif adem dan ga sumpek. Dari luar keliatan seperti ada taman miring, itu nampaknya adalah akses keluarnya..
Pada hari pertama, gue hanya ke 2 buah paviliun, Indonesia dan Thailand.
Paviliun Thailand ga begitu menarik. Ga ada foto foto yang menurut gue pantas untuk dipajang disini.
Masuk Paviliun Thailand kayak masuk Puri Misteri di Dufan.
Gue lebih banyak keliling menjelajahi area World Expo yang ternyata besarnya luar biasa.
Mungkin bisa jadi 2-3 kalinya Dunia Fantasi.
Pemerintah China menyiapkan Subway khusus untuk ke area WorldExpo. Di dalam area tersedia bis listrik yang akan bawa pengunjung kesana kemari
Pada foto di bawah ini sebelah kiri ada sebuah bangunan seperti UFO.
Pada masa World Expo ini jadi tempat pertunjukan kesenian.
Ketika sudah selesai, rencananya bangunan ini akan jadi Gedung Basket NBA.
Seperti kita tahu, NBA biasanya memainkan beberapa pertandingan awal musimnya di China.
China benar benar niat dalam menjalankan World Expo ini
Baru saja mereka tahun 2008 menyelenggarakan Olimpiade, kini mereka jalankan World Expo. Dua dari tiga perhelatan akbar terbesar di dunia. Tinggal Piala Dunia aja yg belum
China sadar sekali bahwa ini akan mengangkat nama negara dan juga pada akhirnya TTI (Trade Travel Investment) di China.
Meningkatkan TTI adalah tujuan utama kenapa setiap negara
ikutan World Expo.
Ini kayak “pameran” negara negara di dunia.
Di bawah adalah paviliun Taiwan di kiri dan China di kanan..
Paviliun China adalah yang terbesar di seluruh World Expo.
Rencananya, usai WorldExpo bangunan ini tidak akan dibongkar. Kalo ga salah akan jadi sejenis museum ttg China
Di bawah ini adalah Paviliun Portugal.. Gue ga masuk.. Cuma numpang lewat.
Paviliun yang bisa gue masuki adalah paviliun yang udah “janjian” dengan pihak dari paviliun Indonesia.
Jadi tiap paviliun boleh kirimkan perwakilan dari negaranya (media terutama) untuk keliling paviliun lain dengan akses khusus.
Kecuali perwakilan2 khusus, tidak ada yang masuk pake jalur khusus.
Semuanya ngantri.
Ada antrian khusus untuk pengguna kursi roda dan pengantarnya.
Tapi justru gara gara ini, di World Expo ada orang yang ngebisnisin kursi roda.
Ada jasa penyewaan kursi roda (ilegal tentunya) makanya banyak kejadian , ketika ngantri mereka pada pake kursi roda, pas uda masuk paviliun langsung berdiri dan jalan seakan akan nggak sakit apa apa (emang ga sakit apa apa, namanya juga pura pura). Sekali waktu gue pernah liat dengan mata kepala gue sendiri.. 3 orang lagi mendorong kakek2 pake kursi roda menego pihak keamanan sebuah paviliun untuk bisa masuk lewat pintu khusus pengguna kursi roda. Pas udah masuk, kakek itu langsung berdiri dan kursi rodanya dilipat. hehehehehe culas..
Banyak sekali paviliun yang hanya bisa gue lewatin … Dari luar, bangunannya menarik semua. Tapi rata rata gedung tertutup. Ketika di dalam, karena jumlah pengunjungnya banyak, jadinya sumpek dan orang kayak Gamila yg agak klaustrofobik pasti ga nyaman..
Salah satu paviliun yang terkenal di sana adalah paviliun Spanyol.
Dari luar, bangunanya unik sekali.
Foto gue ini gagal menggambarkan betapa kerennya paviliun ini dari luar.
Bangunannya terbungkus oleh rotan. Dan, rotannya ngimpor dari Indonesia 🙂 Sumpah dah..
Sayangnya, cuaca yang puanasnya luar biasa ini membuat rotannya jadi kayak peyot gitu..
Kami (gue dan rombongan wartawan) masuk dari pintu belakang.
Kami langsung melihat sejenis tabung yang berisikan desain desain ala spanyol
Isi pavilunnya sendiri agak mirip dengan yang lain.
Inti dari
paviliun2 lain adalah mempersembahkan sebuah tayangan video raksasa yg menerangkan apa itu negaranya.
Nanti pembedanya adalah, tayangan videonya ada yang disorot ke tembok, ada yang disorot ke air mancur, ada yang disorot di layar trus ditambahin sejenis robot ala dufan, dll.
Nah hal yang sama juga gue temukan di paviliun Spanyol ini, hingga akhirnya gue sampai ke area terakhir dalam paviliun tersebut yang katanya merupakan area andalan mereka..
Ternyata, atraksi andalan paviliun Spanyol adalah sebuah robot bayi raksasa yang bahkan gerakannya pelan banget. Nggak kayak bayi.
Lebih mirip robot istana boneka di Dufan yang batrenya mau abis…
Nah, paviliun terfavorit di WorldExpo adalah, paviliun Jerman.
Urutannya menurut survey panitia World Expo, urutannya Jerman, Jepang, Spanyol, Indonesia..
Jangan tanya gue kenapa, gue juga dikasi tau 🙂
Isinya paviliun Jerman kurang lebih sama dengan paviliun lain. Bedanya, cara mempresentasikannya lebih keren 🙂
Paviliun Jerman isinya pameran teknologi mereka. Dari desain produk, desain tekstil, garmen, dll
Paviliun Jerman juga canggih karena bahan untuk membangun paviliun akan dibongkar ketika paviliunnya selesai, dan akan didaur ulang untuk menjadi tas. TAS. Gokil. hehehe
Di bawah ini adalah paviliun Belanda..
Paviliun Belanda agak mirip dengan kita karena mereka konsepnya terbuka. Tapi jatohnya jadi panas banget karena atasnya ga ditutup atap gitu. Bener bener kebuka… Paviliun Belanda bentuknya kayak spiral gitu dimana sepanjang jalan memutar itu ada bangunan rumah2 khas belanda dan isinya ada berbagai macam hal yang berbau belanda. Dari Van Gogh sampai Armin Van Buuren (bener ga ya nulisnya)
Di atas adalah foto pavilun Italia.
Di bawah adalah paviliun Romania.
Di bawah adalah foto paviliun Inggris. Bangunan besar di kanan ceritanya adalah tanaman dandelion
Naah di bawah ini adalah paviliun India.
Menarik deh. Nggak bagus2 amat, tapi menarik aja..
Percaya atau tidak, isinya paviliun India, adalah toko2 dagangan.
Persis kayak di ITC.
Ada toko yg dagang perhiasan, ada yg dagang makanan, ada yang dagang lukisan, dll..
Jauh jauh datang ke Shanghai buat dagang :))
Selain itu ada juga panggung dimana mereka ngasi pertunjukan tarian India yg keren.
Trus kubah itu isinya tontonan yg menunjukkan apa itu India sebenarnya sambil ada display tentang sejarah India.
Bahkan mereka juga memamerkan foto bintang bintang film India. Dari Shah Ruh Khan sampai Kajool (bener ga ya nulisnya?)
Di atas adalah paviliun Arab Saudi yang percaya atau tidak, untuk bisa masuk harus ngantri selama 8 jam!
8 jam!!
8 JAMMMMM!!
Gokil nggak tuh? DAN MEREKA MAUU!
Entah isinya apa, yg pasti di bagian paling atas katanya ada gurun pasirnya :p
Foto di atas adalah foto robot yang gue temukan di paviliun Jepang.
Ga banyak foto yg gue bisa ambil disana karena memang dilarang untuk foto foto.
Ini aja colongan..
Sejauh yang gue liat, paviliun Jepang paling keren menurut gue. Rapih. Sangat terorganisir. Canggih. Informatif. Innovatif.
Keren lah.
Paviliun Jepang ini bawa rombongan sendiri dari Jepang. Ketika paviliun lain banyak merekrut mahasiswa Shanghai utk jadi usher, Jepang membawa sendiri usher dari Jepang.
Kehadiran mereka, terhitung menarik. Jepang dan China punya hubungan sejarah yang tidak baik.
Jepang dulu sangat sangat jahat kepada masyarakat China.
Ada sebuah kota dimana seluruh perempuan di kota tersebut diperkosa tentara Jepang. Sampai2 ada museum penjajahan jepang disana. Indonesia aja dijajah Belanda (VOC tepatnya) ratusan tahun nggak ada tuh museum penjajahan belanda :p
Begitu tingginya sentimen mereka thd Jepang, perusahaan automotif Jepangpun ga laku. Bahkan pabriknya tutup.
Di dalam paviliun Jepang, kita diberikan sebuah tontonan menarik, kombinasi teater tradisional dipadukan dengan teknologi modern. Isinya tentang sebuah jenis burung khas China yang sangat mereka banggakan dan sudah punah. Ternyata, di Jepang ada sepasang burung jenis tersebut dan dibawa oleh seorang ilmuwan Jepang kembali ke China untuk dikembang biakkan. Hari ini, burung jenis tersebut sudah kembali berterbangan di langit China.
Kerja sama itu kemudian dilanjutkan dengan kisah seorang anak yang bernyanyi dalam bahasa mandarin tentang ajakan untuk bersatu dan bersaudara kembali..
Indah memang, semoga 2 negara ini hubungannya semakin membaik..
Gue inget, sebelum gue masuk ke paviliun, gue bersama beberapa wartawan asal Indonesia diminta menunggu di sebuah ruangan. Ushernya, seorang remaja Jepang, ngobrol sama gue pake bahasa inggris.
Lalu gue bilang bahasa inggrisnya dia cukup lancar mengingat dia orang jepang. Karena biasanya orang Jepang jarang bisa berbahasa inggris. Dia kemudian menjawab bahwa bahasa inggrisnya seadanya. Dan mengakui di Jepang jarang ada yang bisa lancar bahasa inggris.
Dia kemudian nanya kenapa kami kami dari Indonesia kok bahasa inggrisnya lancar.. “Is English your national language? tanyanya
“No, its not” jawab gue
“But how come all of you have good english ?” tanya dia kembali
Gue jawab singkat “Because we’re smart” 🙂
Jawaban gue membuat dia agak bete dan membuat teman teman wartawan tertawa 🙂
Jadi itulah pengalaman saya pergi ke World Expo di Shanghai, penilaian saya pribadi, yang terbaik diantara yang saya pernah masuki adalah Paviliun Jepang. Namun paviliun Indonesia, juga cukup sukses mengingat paviliun ini bisa memberikan sesuatu yang tidak ada di paviliun lain. Kesempatan untuk menikmati isi paviliun dengan tenang, lega, tidak sumpek, tidak berdesakan, punya waktu untuk memahami, bisa liat barangnya langsung dan tidak melulu dikasi tontonan via layar raksasa, dan semua ini bukan karena paviliunnya kosong, tapi justru dengan arus pengunjung yang tinggi.
Sampai tulisan ini dibuat sudah lebih dari 5000.000 pengunjung atau sekitar 12% dari total pengunjung WorldExpo selama ini. Kemungkinan, Indonesia masuk posisi 4 paviliun terfavorit karena banyak yang sempat berkunjung ke dalam. Tidak seperti Paviliun Arab Saudi yang wakau gosipnya keren banget, tapi waktunya habis 8 jam di antrian.
Memang kalau lagi kayak gini, keren kadang kalah sama tepat guna 🙂