Kadang sedih juga, ada banyak followers saya yg tidak tahu bedanya dokumenter dan biopic
Banyak yang tidak tahu kepanjangan Orba
Juga banyak yang tidak bisa berbahasa inggris
Saya ngetweet pake bahasa inggris, banyak yg langsung membalas “Apa itu artinya?”, “Pake bahasa Indonesia dong. Ga ngerti nih..”
Ketidak bisaan mereka dalam berbahasa inggris ditutupi dgn dalih “Saya cinta Indonesia! Tidak perlu belajar bahasa asing”
Kasihan
Bung Karno itu jago banget bahasa asing. Bahasa inggris dan belanda
Bung Hatta juga jago berbahasa asing. Justru karena bisa bahasa belanda beliau bisa menyerang balik para penjajah dgn pledoi “Indonesia Vrij”
Bung Sjahrir berpidato di PBB dgn bahasa inggris yg apik membuat beliau kemudian dijuluki “Bung kecil yang besar” karena kehebatannya berpidato
Di Gontor aja, pesantren terkenal yang memiliki lulusan semacam Hasjim Muzadi, Din Syamsuddin, sampai novelis terkenal Ahmad Fuadi mereka mewajibkan utk menggunakan bahasa inggris (dan bahasa arab) dalam keseharian karena mereka berkeyakinan, mampu bahasa inggris akan membantu membuka cakrawala
Language Barrier
atau hambatan bahasa, menghalangi banyak di antara kita untuk bisa mengakses banyak ilmu yg (sayangnya harus diakui) tersedia hanya dalam bahasa inggris.
Contoh paling dekat yg bisa saya rasakan adalah dalam stand-up comedy.
Sejak meledaknya stand-up comedy di Indonesia, kemanapun saya pergi selalu ketemu dengan KWnya comic comic senior seperti Ernest, Ryan, Akbar dan terutama, Raditya Dika
Ini terjadi, karena referensi mereka dalam belajar stand-up comedy hanyalah lewat video video youtube. Padahal ada banyak buku buku tersedia di internet utk belajar. Masalahnya, buku tersebut dalam bahasa inggris
Selain, untuk membuka batasan dalam belajar, bahasa inggris juga perlu kita pelajari
untuk bisa “bertarung” secara intelektual dgn orang asing, supaya tidak “dibego bego-in”
Who knows what they might say about us behind our backs.
You know what I mean?
Bener bangett tuhh!kitaa emang org indonesia,tp kan gak salah jg kalo make bahasaa inggris, kita bisa bhs inggris bakall di anggap orangg yg sangat berpendidikan haha
Pandji,
Terima kasih, thank you, merci bien, muchas grqcias, danke schöen, matur suwun, terimong gaseh!
Baru 2 minggu lalu gw ngomel di Twitter karena pada hari itu, baik di TL maupun IRL, banyak yg menyinyiri penggunaan bhs Inggris/asing. Ke-3 pekerjaan gw semua berhubungan dgn FDI (foreign direct investment) dan gw gak habis pikir, di jaman media global 24/7 begini, orang2 itu pikir kita harus mempromosikan republik tercinta ini pake bhs isyarat? Jadi, lbh baik pesan tak sampai ke target market, yg penting nasionalis pol, gitu? Dan bhw rasa nasionalisme itu hanya diilustrasikan oleh pemakaian bhs Indonesia 24/7? Delusional, at best. Showing early signs of megalomania, at worst.
Mengakui kelemahan biasanya adalah langkah pertama mengatasi masalah. Tapi rupanya banyak yg lebih nyaman hidp dgn delusi, bertameng patriotisme, ketimbang cari solusi. Mereka aja lah yg makin terperosok dlm kegelapan, kita2 gak usah ikutan. Silakan. Monggo. As they wish. Alstublieft. Lo que quieran.
Have a great Sunday, everyone.
I Know be aware jujur walaupun Grammar bahasa inggris saya masih ancur kosakata pas2an tapi saya menyadari betapa pentingya bahasa inggris diera pasar bebas dan modern ini jujur kadang iri dengan anak muda seumuran SMP sudah jago duluan but i will try it although still hard to learn to be right thanks mas panji Gebrakan singkatnya 🙂
salam kenal
@arga_amala